webnovel

Sejarah Kesuksesan Pendidikan Hasan Di Pesantren

Hasan adalah putra dari keluarga yang berlatarbelakang alumni pesantren, dia seorang yang berkepribadian ulet dalam memegang pendapat yang menjadi keyakinan dan keinginannya. Paras wajah Hasan pun terbilang dapat menarik simpati orang lain terutama para gadis, sikap tanggung jawab, rendah hati menghiasi diri, sehingga tidak sedikit wanita yang jatuh hati padanya, seperti misalnya Aurel (kekasih terakhir Hasan di masa bangku MTs) dia tak kalah cantik dengan gadis lainnya, Bunga Desa mungkin sebutan yang pantas baginya. Akan tetapi, Orang tua Hasan mempunyai keinginan yang kuat yaitu jika Hasan nanti selesai pendidikan MTsnya akan di masukkan pesantren, agar mempunyai pedoman dalam menjalani kehidupan. Sudah pasti sebagai lulusan pesantren menginginkan anak-anaknya juga bisa meneruskan perjuangan Orang tuanya, Inilah sikap kegigihan Ayahnya dalam mendidik Anaknya. Di sinilah Izan teman seperjuangan yang selalu memberi dukungan, motivasi dan nasihat bijak pada Hasan agar mengikuti keinginan Orang tuanya. Bagaimana kisahnya? Akankah Hasan mengikuti keinginan Orang Tuanya? Bagaimana nasib Aurel? lalu Motivasi, Dukungan dan Nasihat Apa yang digunakan Izan dalam meluluhkan hati Hasan? ikuti keseruan kisahnya hanya di sini. "Sejarah Kesuksesan Pendidikan Hasan Di Pesantren"

Alhadi240891 · Histoire
Pas assez d’évaluations
184 Chs

Indra Ke 6

Kang Hasan yang tertidur lemas di dalam ruangan puskismas hanya di temani kang Haris dan Kang Muhtarom, terlihat selang impus yang menjulur dari atas ke bawah menuju tangan kirinya Hasan.

Setelah satu Hari di Puskismas nampak wajah Kang Hasan sudah mulai binar dan bercahaya, dia juga terlihat seperti sehat makan enak akan tetapi masih terasa lemas karena banyak darah yang keluar.

Kang Haris yang orangnya tidak tega melihat temannya seperti itu dia membelikannya sate kambing beberapa tusuk.

"Ini Kang Hasan kamu makan, biar darahmu bertambah," tutur Kang Haris sambil mengelus-ngelus tangannya kang Hasan.

"Terimakasih Banyak Kang Haris, kamu sudah dua kali menolong saya, jika tidak ada kamu entah saya masih hidup atau tidak, soalnya saya mau melangkah aja sulit darangku banyak yang keluar," tutur Kang Hasan sambil makan sate itu.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com