webnovel

Secrets (Of Us)

Zhizi Quarlin, gadis yang dibesarkan disebuah kota kecil dengan segala kesederhanaannya, harus menghadapi pengadaptasian dengan lingkungan keras sejak kepindahannya. Lucas, laki-laki dingin yang memiliki sebuah rahasia yang tidak diketahui orang lain. Hidup dengan beberapa identitas yang disembunyikan, tiba-tiba harus menbagikan ceritanya pada sosok gaids yang baru saja ia temui. -semua orang punya rahasia, baik sendiri ataupun bersama- @secret

ghkamilah · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
148 Chs

3

"Mau jalan-jalan?"

Zhizi mengerjapkanya beberapa kali berusaha mencerna perkataan lucas barusan.

"Ha?"

"Gue nanya, mau jalan-jalan gak?"

"Err....gak deh"

"Jam pemeriksaan asrama ada 3 jam lagi, kita masih bisa keluar"

Peraturan asrama mereka memang tidak seperti peraturan asrama pada umumnya, mereka masih bebas keluar tapi sudah harus berada diasrama pada jam 10, dan bisa sampai jam 11 jika ada izin yang lain.

"Mau kemana?"

"Jalan-jalan doang"

Lucas mengambil helm yang bertengger dihondanya.

"Nih, pake"

"Terus helm mu?"

"Gue gak pake"

Lucas segera menaiki hondanya dan menyuruh Zhizi ikut diboncengan. Huntungnya zhizi sedang memakai celana jeans, ia memang dominan memakai celana ketimbang rok.

Mereka melaju memasuki jalanan kota, Zhizi yang baru saja menginjakkan kaki di kota Yogyakarta terkagum-kagum dengan besarnya kota dan lampu-lampu bangunan yang menghiasi sepanjang jalan. Angin malam yang berhembus selalu menjadi favorit Zhizi, sayangnya bintang tidak mudah untuk dilihat dijalanan kota dikarenakan banyaknya asap kendaraan yang menutupi langit.

"Kita mau kemana?"

"Keliling doang, gak berhenti"

"Oke"

Zhizi memilih diam dibelakang, tangannya tidak bergirlya untuk modus memegang laki-laki didepannya seperti perempuan pada umumnya. Apalagi laki-laki didepannya ini cukup ganteng dan termasuk idola sekolah meski Zhizi tidak pernah peduli pada hal itu. Kini mereka melewati sebuah jembatan dimana banyak sekali pedagang kaki lima menjual makanan.

"Eh, itu ada nasgor, berhenti bentar dong aku mau beli"

Tanpa basa basi Lucas menepikan honda mengikuti arah jualan yang Zhizi maksud. Zhizi turun dan segera memesan dua bungkus nasgor untuk mereka berdua.

"Gue gak usah" sahut lucas

"Ini traktiran, gratisan gak boleh ditolak"

Ibu pedagang penjual nasi goreng kini sedang sibuk memasak pesanan Zhizi dengan telaten. Banyak sekali pelanggan yang hampir didagangannya malam ini.

"Makasih buk"

"Sama-sama"

Zhizhi kembali ketempat lucas menunggu.

"Pengangin dong, aku gak bisa naik ini"

Setelah berhasil naik dengan memengang bahu kucas, kini mereka kembali berjalan dengan dua bungkus nasigoreng hangat digenggaman Zhizi.

"Eh, nama lo zhizhi kan?"

"Yoi"

"Lo harus belajar gunai bahasa seperti gue supaya gak kenak bully"

"Emang kalo pake bahasa kayak ini kenak bully?

"Sebenarnya mereka seperti bercanda mengatakan lo cupu ato terlalu formal mengikuti peraturan sekolah, tapi lama-lama ejekan mereka akan terasa seperti bullyan"

"Oke nanti aku coba"

"Sekarang"

".....gue coba"

Mereka berbincang kecil sepanjang perjalanan, berteriak agar satu sama lain mendengar percakapan mereka ditengah kebisingan kendaraan lain yang lewat.

"Eh btw lo asal mana?"

"Pftt... cie udh pake lo gue" goda Lucas.

"Males ah"

"Hahaha becanda, gue lahir di rusia, papa orang rusia mama orang indonesia, tapi sejak umur 5 tahun gue lebih banyak tinggal disini ketimbang balik ke Rusia"

"Ooo... pantesan"

"Pantesan apa?"

"Kepo yah...."

Kini Zhizi yang ingin membuat lucas kesal karena terlebih dahulu menjahilinya diawal. Mereka sudah tiba kembali disekolah sebelum jam penguncian asrama.

"Nih nasi goreng lo, makasih yah tumpangan jalan-jalannya"

"Terimakasih juga nasgornya"

"Sip... gue cabut"

Zhizhi meninggalkan Lucas yang menurunkannya ditempat ia mengajak zhizi jalan-jalan tadi. Zhizi menuju asrama dan Lucas juga menuju parkiran kendaraan para siswa terlebih dahulu.

"Aku pulang...."

"Kemana aja lo zhi?!" Tanya Aina

"Gue jalan-jalan doang"

Aina terdiam mendengar zhizi sudah menggunakan bahasa gaul.

"Gue gak mungkin gak beradaptasi dengan gaya bahasa kalian kan"

"Ahahhaha.....cepet juga lo adaptasi, tapi ingat di depan guru ato pihak sekolah jangan gunain bahasa gaul"

"Siap bos, btw gue beli nasgor yok makan bareng"

"Gak, gue diet, dasha sama dara juga diet tuh" sahut aina

"Dah lah gue habisin sendiri aja"

Aina tertawa melihat Zhizi yang segera mengambil sendok dan piring, syukur saja dia tidak membeli 4 bungkus tadi.

---------------------------------------------🌙

Sekarang sudah jam istirahat makan siang setelah pelajaran-pelajaran eksak yang melelahkan. Dan sesuai perjanjian kemarin tim yang kalah akan mentraktir makan siang tim volli yang menang.

"Zhizi.... ayok kita menjemput makan siang gratis"

"Giliran menang lo paling nge gas soal traktiran, pas tandingnya lo harus diseret kelapangan" oceh ayi

"Ayi sayang... gue harus ikut traktiran ini untuk ngelihat cogan-cogan yang ikut main semalam"

"Buaya betina lo ye... baru putus langsung nyari, gue kira gara-gara lo nangis semalam bakalan jadi mama dedeh gue dengarin curhat lo"

Zhizi tertawa melihat kelakuan dua temannya. Dia berharap dia akan terus bersama mereka dan menjadi sahabatnya. Mereka menuju kantin bersama, disana sudah ada 7 cowok dan dua cewek yang belum Zhizi kenal saat bermain volli bersama.

"Woi disini!!"

Mereka mendekat ke kursi panjang yang sudah disatukan agar lebih besar.

"Oke kali ini kita kalah karna gak seimbang, ternyata anak baru ini jago volli" sahut Ivan yang se kelompok dengan kelompok ayi dan kalah tanding.

"Kalian mesan apa?" Tanyanya.

"Udahlah samain aja..." jawab Ayi

"Lo gimana zhi?"

Zhizi menoleh pada Ivan yang mengajaknya berbicara.

"Gue ikut aja"

"Oke, Bik!!! Baksonya 12 pake nutrisari dingin 12!!" Ivan teriak sambil mengangkat tangannya agar terlihat oleh bibi kantin.

"Oh iya sepertinya lo belum kenal kita semua kan yah?" ucap Ivan pada Zhizi

"Belum, hehehe...."

"Gue ivan, cogan manis idaman Ayi"

"Enak aja, idaman kepala lo" protes Ayi dan diikuti tawa yang lain.

"Disamping gue cogan sekolahan yang kesekian entah nomor berapa karena gue gak pande ngukur ketampanan, namanya Lucas dan dia bule KW, disebelah Lucas ada sad boy dengan kulit hitam manis yang putus karena LDR namanya David, disamping David ada playboy kelas kakap yang gak lihat tampang dan udah ngedeketin hampir setengah cewek disekolah kita namanya Yoga, oke gue ambil nafas dulu, fyuhhh"

Zhizhi tersenyum melihat Ivan yang sudah kehabisan nafas karena memperkenalkan teman-temannya tanpa spasi sama sekali. Kecepatannya berbicara seolah-olah mengalahkan kelompok gosipnya emak-emak.

"Gue lanjut yah, disamping lo namanya sauky dan dia murid kebanggaan sekolah karena jago matematika. Disampingnya ada Imam yang katanya mirip imam mahdi kata emaknya, terakhir ada Luthfi Youtuber gagal"

Ivan diam seolah-olah tidak merasa bersalah sama sekali setelah memperkenalkan teman-temannya, mereka semua sudah menatap Ivan dengan tatapan sinis, laki-laki itu mengucapkan hal-hal yang mereka kesali.

"Why??" Sahut Ivan dengan kedua tangan diangkat.

"Zhi, didepan gue namanya Ivan, air mancur yang gak bisa disumbat"

Semua tertawa mendengar perkataan Imam, seolah-olah mereka sedang membuka aib kecil masing-masing.

Bibi kantin datang membawa nampan berisi 5 buah bakso, sepertinya banyak sekali pesanan yang harus ia bawa ke meja mereka.

"Kami bantu yah bik"

Aina, Zhizi dan Ayi beranjak dari kursi mereka untuk mengambil pesanan yang belum diantar kemeja mereka.

"Aduh... makasih yah malah repot"

"Sama-sama bi, toh kita juga yang

makan"

Dua perempuan yang ikut bersama mereka adalah Lida dan Yuki, aina sempat membisikkannya dan alasan mereka berada disini dan ikut bermain volli kemaren pada Zhizi. Lida menyukai Lucas dan Yuki menyukai Sauky, itu sebabnya meski mereka tidak pandai dan malas bermain volli mereka akan ikut nimbrug ke lapangan jika yang bermain adalah mereka.

"Zhi, gimana sekolah disini?" Sauky yang berada tepat disamping Zhizi membuat pertanyaan yang ikut didengarkan yang lain.

"Yah...berbedalah dengan sekolah lama, yang jelas gue juga senang sekolah disini dan dapat teman baru"

"Lo dari Sumatra Utara yah?"

"Iya"

"Jauh banget memang pindahnya" lanjut Lida

"Oh iya Lo orang mana?" Balas zhizi

"Gue memang asli Jogja, Yuki asal jakarta" jawab Lida

"Kalian kelas sebelah kan?"

"Yap"

Zhizi mengangguk dan melanjutkan makannya, mereka makan tidak terlalu banyak bicara, hanya beberapa pasang saja yang berbincang kecil dengan teman disampingnya.

Mereka semua bubar dan berjalan kearah kelas masing-masing. Jam makan siang memang cukup lama dikarenakan adanya kegiatan Isoma (istirahat shalat makan), saat melewati koridor Zhizi melihat Lucas berjalan menuju arah asrama bukannya kekelas mereka.

"Kemana dia?" Guman zhizi

Ia langsung masuk kekelas dan menuju bangkunya.

Sepulang sekolah Zhizi berencana pulang kerumah, dari sekolahnya ia harus menaiki sebanyak dua pemberhentian bus saja. Ia menunggu dihalte kearah utara dari sekolah. Semua kendaraan berlalu lalang dikarenakan jam pulang kerja, setelah bus yang ia tunggu datang ia masuk bersama penumpang lainnya.

Zhizi berdiri didalam bus, sore seperti ini penumpang bus akan selalu padat dengan aktifivitas yang dominan menuju rumah masing-masing. Sesampainya di pemberhentian pertama Zhizi turun dan berjalan menuju halte yang selanjutnya. Belum sempat ia sampai ke halte, perhatiannya teralihkan pada orang yang ia kenal, satu-satunya laki-laki bermata biru laut indah yang ada disekolahnya.

"Sedang apa Lucas berada ditoko bunga?" Guman zhizi

Ia hendak memasuki toko bunga yang berdindingkan kaca itu, tapi pikirannya berkata lain dan lebih memilih mengikutinya saja untuk mengetahui tujuan Lucas secara diam-diam.

"Bermain-main sedikit gak papakan? Hehhe" batinnya

Ketika Lucas berjalan mengambil hondanya kini ia berlari mencari taksi yang lewat.

"Pak ikutin honda biru sana yah" tuturnya sambil menunjuk lucas yang baru saja berlalu.

Beberapa persimpangan sudah dilewati, dan jalan yang mereka lalui merupakan satu-satunya jalan yang sudah Zhizi kenali semenjak pindah kesini.

"Kenapa seperti jalan ke rumah?" Batinnya

Setelah mengira ia akan sampai ke jalan perumahannya, Lucas berbelok ke kiri bukannya ke simpang sebelah kanan, lokasi yang ditujunya adalah rumah sakit. Setelah memperhatikan Lucas yang masuk kedalam Zhizi langsung membayar biaya taksi dan turun untuk menyusul. Ia ikut masuk melalui pintu yang sudah lucas masuki.

"Ngapain lo disini?"

"Mati kauu!!"

Zhizi terkejut saat baru saja memasuki pintu rumah sakit, Lucas sudah berada disebelah kanan pintu dan muncul tiba-tiba ketika ia masuk

"Astaga..."

Zhizi mengusap jantungnya yang hampir copot.

"Ngapain lo disini?"

"Yah berobat lah"

"Emang lo sakit apa?"

"Kepo amat"

"Gue tahu lo ngikutin gue"

Zhizi terbungkam dan bingung apa harus mengakui ia memang sedang mengikuti kucas atau menghindar sampai akhir.

"Oke gue memang ngikutin lo"

Pengakuannya hanya dibalas tatapan datar oleh Lucas yang sedang bersila tangan didadanya.

"Oke maaf gue iseng aja tadi... gak ada niatan yang disengaja, suer"

"Pulang"

Dengan malas Zhizi memutar balik badannya dan segera keluar dari pintu rumah sakit, ia menghitung tangga yang ia turuni dengan perlahan, nada hitungan kelima ia menaiki tangga itu kembali dan memasuki rumah sakit secara mengendap, memastikan Lucas tidak melihatnya yang belum pergi pulang. Rasa penasaran Zhizi semakin menjadi-jadi jika semakin dilarang.

"Permisi mbak, tadi lihat laki-laki yang berseragam sama dengan saya kan? Mbak lihat gak dia kearah mana?"

"Oo...bke kanan"

"Oke makasih mbak"

Ia melanjutkan perjalanannya kearah kanan, mengintip setiap pintu yang ia lewati. Beberapa ruang inap sudah ia intip.

"Astaga, hampir saja aku ketahuan" batinnya

Ia sudah menemukan tempat Lucas berada, ia mengintip kaca pintu untuk melihat siapa yang Lucas kunjungi, disana terbaring seorang wanita tua yang sedang diinfus dengan tubuh kurus.

"Apa itu ibunya?"

Bunga yang lucas bawa kini sudah bertengger dimeja samping tempat tidur.

"Permisi"

Lagi-lagi zhiyzi terkejut untuk kedua kalinya.

"Kenapa gak masuk?"

"Ehm.. nanti aja.... hehehe, ngomong-ngomong kakak tahu gak tamunya itu siapa pasien?"

"Loh... seragam kalian kan sama, itu mamanya"

"Ooo.... okedeh kak, silahkan"

Zhizi memanggil perawat yang akan memasuki ruangan lucas berada itu dengan sebutan kakak karena wajanya yang masih terlihat sangat muda. Zhizi membaca nama pasien yang berada di dinding samping pintu, disana terletak nama pasien dan penyakit yang dideritanya.

"Lidya Rosella, Leukimia"

Mata Zhizi membulat ketika membaca penyakit yang diderita mama Lucas. Ia memang tidak begitu paham semengerikan apa penyakit itu tapi dari film yang ia tonton penyakit itu selalu membuat tokoh yang menderitanya meninggal.

Sedangkan didalam ruangan sang perawat langsung memeriksa keadaan ibu Lidya orang tua lucas.

"Adek gak ngajak temannya masuk?"

"Teman?"

"Lah yang didepan pintu itu temannya kan?"

Ibu Lucas yang ikut mendengar pertanyaan perawat langsung memberikan tatapan heran pada Lucas. dia tidak menyangka kalau anaknya akan membawa teman setelah sekian lama, Lucas memang tidak pernah membawa teman-temannya untuk datang mengunjungi ibunya ke rumah sakit

"Kamu bawa teman? Bawa dia masuk gak sopan dibiarin diluar"

"Bentar ma"

Lucas berjalan keluar dan sudah tahu siapa teman yang di maksud si perawat. Ia membuka pintu dan menemukan Zhizi yang sedang duduk dikursi sambil bermain HP, sebenarnya Zhizi sedang men search penjelasan tentang penyakit leukimia yang diderita mama lucas, karena yang zhizi tahu leukimia itu kanker darah dimana sel darah putih di produksi secara abnormal.

"Lo belum pergi juga yah"

Mendengar suara lucas Zhizi menutup telepon genggamnya dan beranjak berdiri.

"hehehe iseng doang"

"Lo kira kehidupan gue becandaan sampe lo buat iseng-isengan untuk diikutin?" Sinisnya dengan ekspresi yang benar-benar kesal kali ini

"Lagian lo langsung ngusir gue seolah-olah yang sakit itu pacar lo dan harus disembunyiin, eh ternyata mama lo"

"Darimana lo tahu itu mama gue?"

"Lah terus siapa? Suster itu bilang itu mama lo"

Lucas memijat keningnya dikarenakan pusing dan bingung apakah harus mengusir Zhizi lagi, belum sempat ia membuat keputusan perawat tadi keluar dari ruangan.

"Eh dek mamanya nunggu, katanya temannya ajak masuk juga"

Tidak sampai disitu, setelah perawat itu pergi sepasang orang dewasa sekarang berjalan menuju arah mereka sambil menatap Lucas, laki-laki yang bermata biru laut yang sama dan seorang perempuan yang terlihat lebih muda dan cantik sedang menggandengnya.

Zhizhi mengikuti arah tatapan mata lucas terkunci, ketika ia menoleh kebelakang ia langsung membulatkan matanya karena terkejut melihat ayah Lucas yang tampan dan tinggi. Ia tidak menyadari ia menghalangi jarak antara kedua ayah dan anak itu sampai Lucas menarik tangannya untuk menyingkir dari tengah.

"Papa datang"

"Kau tidak menyapa mamamu?"

"Sudah, mama didalam"

Papa lucas menghela nafas

"Kapan kau akan sopan dengan mamamu?"

"Mamaku cuman satu kan?"

Lucas melirik Zhizi yang sedang ikut menyimak dengan tangannya yang masih setia bertengger di genggaman lucas.

"Siapa dia? Baru ini kau membawa teman kesini"

"Itu gak penting"

Lucas menarik tangan Zhizi yang masih bungkam untuk ikut masuk kedalam, ia tidak ingin Zhizi pulang jika sudah mengetahui salah satu rahasia hidupnya. Apalagi jika ia menjadikan itu bahan gosip dengan anak-anak yang lain.

"Kamu datang" sambut ibu Lidya pada suaminya yang sudah datang.

Sedangkan Lucas diberikan isyarat untuk menunggu diluar, sebenarnya ia tidak pernah mau meninggalkan mamanya meskipun ayahnya ingin berbicara, tapi karena sekarang Zhizi adalah tawanannya ia harus keluar.

Zhizi yang sedari tadi hanya diam kini sudah berada diluar, mereka berdua duduk dalam diam.

"Lo harus ngerahasiain ini"

"Apa?"

"Yang lo lihat hari ini"

Zhizi terdiam, ia tidak mengerti apa yang sebenarnya yang harus ia rahasiakan, penyakit ibunya? Ayahnya? Atau mama tirinya?

"Jadi Lo punya dua mama?"

"gue cuman punya satu ibu!"

Tanpa sadar lucas meninggikan suaranya, ekspresi wajahnya juga sudah mengintimidasi Zhizi yang terkecil dengan sikapnya yang berubah tiba-tiba. Baru saja semalam laki-laki itu ramah dan terlihat baik kepadanya, tapi kali ini Lucas benar-benar terlihat marah

"Apa sebenarnya yang terjadi?" Tanya zhizi.

"Lo gak perlu tahu"

"berarti gue juga gak tahu apa yang harus dirahasiakan"

Lucas menghela nafas panjang, berusaha mencari kesabaran.

"Mama kandung gue orang indonesia, begitu juga wanita yang bersama ayah gue tadi. Waktu gue 5 tahun ayah ketahuan selingkuh dengan wanita tadi, mama ditinggalkan begitu aja dan ayah ngajak gue kembali ke Rusia. Gue menolak dan memilih menetap disini, dia menikah lagi disana tanpa mengundang Mama dan keluarga Mama. Dua tahun berlalu wanita barunya itu gak kunjung hamil dan dan ngasih ayah keturunan untuk pewarisnya yang baru, itu sebabnya ia kembali mengangkat kami kembali, termasuk gue"

"Jadi Lo anak tunggal"

"Sekarang gue punya adik"

"Laki-laki?"

"Tentu aja perempuan, kalau gak dia sudah meninggalkan kami seperti dulu"

Zhizi mengangguk paham

"Lalu Lo tinggal sama siapa?"

"Ayah dan istrinya, mama harus tinggal dirumah sakit dan dijaga oleh keluarga yang lain setiap hari secara bergantian"

"Dimana mereka sekarang?"

"Sedang keluar setelah gue datang tadi"

Zhizi sudah masuk pada rahasia kehidupan Lucas, fakta bahwa ibunya yang selama ini orang kenal adalah ibu tirinya. Identitas ibu kandungnya seolah benar-benar dihapus dari publik oleh sang ayah. Ayah lucas merupakan pebisnis terkenal, perjalanan kesuksesannya melibatkan dukungan ibu kandung Lucas. Tapi saat ia sudah berhasil ia teralihkan pada wanita yang lebih cantik dan muda.

Selang beberapa lama mereka duduk terdiam berdua, suara pintu yang dibuka mengalihkan tatapan mereka. Ayah lucas beserta istrinya keluar darisana.

"Jangan pulang larut malam"

Ayahnya langsung berjalan meninggalkan mereka.

-----------------------------------

Jangan lupa beri power stone 🔥 dan komentar yah❤.....