Iqbal sedikit mengangkat sudut mulutnya. Dia mengerutkan kening. Cahaya terang dari TV menerangi wajahnya. Itu membuatnya menyipitkan mata. Matanya tertuju pada ponsel di atas meja. Segera, dia mengangkat ponselnya dan menelepon seseorang. Panggilan itu dengan cepat terhubung. "Bantu aku melakukan sesuatu, sebarkan skandal Pak Haikal di internet, dan buat reputasinya hancur secepatnya."
Ada kesan kasar dalam nada bicara Iqbal, seolah-olah dia bertekad untuk membunuh Haikal. Orang yang ditelepon oleh Iqbal adalah asistennya yang secara khusus menangani hal-hal yang tidak bisa Iqbal lakukan sendirian.
Mendengar apa yang Iqbal katakan, asisten itu sedikit terkejut. Setelah menjadi asisten pria itu begitu lama, dia sudah mengerti temperamen Iqbal. Iqbal adalah pria yang tidak mudah marah. Namun, sekali dia marah, orang yang membuatnya seperti itu pasti akan hancur di tangannya. Tapi asisten itu sangat jarang merasakan amarah Iqbal. Mungkin ini pertama kalinya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com