arah tempat tidur sambil berjalan masih ngoceh-ngoceh "kalau cinta memang tak berlogika! masa iya saya naksir singa betina, tapi dia itu anggun loh" selesai ucapkan kalimat itu dia tertawa kecil melompat ke atas katil. Kesenangan hati setelah curhat pada cermin tadi membuatnya tidak susah tidur.
Sepertinya kejadian di Halte membuat pria itu putus harapan. Tak berharap lagi bertemu wanita itu, mungkin terlalu malu dan tak ingin terulang lagi.
Mereka terus brbincang-bincang. Sudah samar-samar suara terdengar oleh si penjual es cendol di trotoar samping Halte. Terbesit di mulut si penjual "memanglah cinta itu buta bahkan tuli, bagai mana tidak!, Lelaki itu yang dipermalukan kemarin di Halte, sekarang jadiannya pun hari ini Di Halte yang kemarin" si pedagang itu ketawa kecil menggeleng-geleng kepala sambil melihat ke bawah membenahi kursi tempat duduknya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com