"Pi, kenapa nenek masih belum bangun, padahal kita di sana udah berjam-jam," ucap Roger.
"Iya, apa benar kalau mama itu sakit kanker otak?" timpal Riana. Tampaknya, baik Roger maupun Riana, sama-sama tidak percaya jika nyonya Ravendra tengah sakit keras.
"Kenapa? Apa kalian tidak percaya dengan mama?" Selidik Alvin.
"Bukan begitu, cuma aneh aja. Kenapa pas kita datang tadi, dokter yang periksa mama tidak ada? Harusnya kan masih ada di sana, biar bisa jelasin ke keluarga pasien yang lain," terang Riana.
Tampaknya, Alvin sedikit memikirkan perkataan Riana. Mungkin, memang benar kecurigaannya kalau nyonya Ravendra tidak benar-benar sakit. Kalaupun iya, untuk apa beliau berpura-pura? Apa tujuannya?
"Sudahlah, lebih baik kita jangan berpikiran buruk dulu. Sebaiknya, kita tunggu saja sampai mama sadar dan ceritain sendiri," pinta Alvin, tetap berpikiran positif.
Mendengar pemikiran positif Alvin, Riana serta Roger terdiam. Mereka berdua juga akan menunggu kepastiannya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com