webnovel

Ayudia merasa kecewa

Setelah sedari rumah Kenzo, Ayudia banyak diam ketimbang tadi saat mereka berdua hendak pergi. Saat ini Ayudia merasa sesak karena merasakan sikap Kenzo yang sangat dingin dan cuek kepadanya seakan tidak kenal. Ya, Ayudia sadar jika Kenzo pasti malu padanya yang hanya seorang pelayan dan di sekolahnya hanyalah seorang anak miskin yang bisa masuk ke sekolahan elit itu hanya karena mendapatkan beasiswa dan prestasti yang bagus.

Elang yang menyadari jika Ayudia hanya diam saja tanpa banyak bicara tampak mengernyit heran. "Ada apa Yu? Kok kayanya kamu lagi mikirin sesuatu?" tanya Elang sambil mengalihkan atensinya pada gadis yang diam-diam sudah membuatnya jatuh cinta namun hingga saat ini dia masih belum mengutarakan isi hatinya pada Ayudia.

Ayudia pun lantas menoleh pada Elang yang sedang menyetir menggunakan mobil milik manajer mereka yang memang digunakan untuk mengirim pesanan dalam kuota yang begitu banyak seperti tadi.

"Aku Cuma lagi nggak enak badan aja kok Ka, kayanya emang badan aku butuh istrirahat nih gara-gara ngantuk," sahut Ayudia beralibi agar Elang yang saat ini sedang menoleh ke samping tidak mengetahui jika dirinya saat ini sedang menahan tangis. Bahkan saat dirinya akan pulang tadi Kenzo tidak peduli padanya. Andai dia tidak sedang berada di rumah Kenzo, sudah pasti Ayudia akan membalas perbuatan Jennifer yang merendahkan harga dirinya. Dan andai saja jika dia punya banyak uang sudah pasti dia tidak akan kerja lembur sampai malam begini.

"Harusnya tadi kamu bilang sama aku kalau kamu ngantuk biar aku minta gantiin yang lain, apalagi besok kamu sekolah Yu," sahut Elang yang terdengar sangat khawatir seakan tidak ingin terjadi apapun pada Ayudia. Ayudia merasa sangat senang mendapakan perhatian seperti itu dari Elang yang sudah dianggapnya menjadi kakak. Andai saja dia punya saudara kandung seperti Elang sudah pasti dia akan sangat bahagia. Ayudia sudah lelah menjadi anak tunggal dan hidup dalam serba kecukupan, terkadang dia hanya bisa mengneluh dan juga menangisi keadaannya yang sejak dulu tidak pernah berubah semenjak ayahnya pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.

"Aku kan butuh uang tambahan kak, sebentar lagi ujian kenaikan kelas jadi aku harus nyari uang lebih agar selama ujian nanti aku nggak kerja part time," jelas Ayudia. Dia sadar jika dirinya tidak kerja maka tidak akan ada uang pemasukan dari manapun sehingga malam ini dia memberanikan diri untuk ikut lembur bersama Elang yang selalu baik dan juga perhatian padanya. Bersama Elang, Ayudia merasa dilindungi.

Elang tampak menghela napas panjang, sepertinya dia akan menyampaikan sesuatu pada Ayudia kali ini. "Ayu, apa besok malam minggu kamu ada waktu?" tanya Elang dengan sangat hati-hati agar Ayudia tidak marah saat ditanyai seperti itu.

Ayudia menoleh pada Elang yang menatap jalanan dengan sangat fokus. "Nggak ada kok Kak, emangnya aku mau kemana? Aku selalu di rumah, kan Kak Elang juga tau," sahut Ayudia sambil mengernyit heran kenapa Elang menanyakan dirinya sibuk atau tidak.

"Kalau begitu aku akan ajak kamu keluar ya besok malam, ke pasar malam dekat taman kota. Mau kan?" pinta Elang, ada yang ingin dia sampaikan besok malam mengenai perasaannya yang selama ini dipendam sejak pandangan pertamanya pada Ayudia. Ayudia yang tidak tahu hanya menganggap Elang sebagai kakaknya saja karena Elang lebih tua tiga tahun darinya. Elang masih duduk di bangku kuliah saat ini sambil kerja part time sama seperti Ayudia.

"Aku izin dulu sama Ibu, karena beliau nggak ada yang jaga kalau malam," ucap Ayudia tidak mengiyakan namun jugag tidak menolak permintaan Elang. Ayudia menertawai dirinya, dia mempunyai kekasih namun yang mengajaknya keluar malam malah Elang.

"Oke, kalau kamu diizinin kamu kasih tau aku ya? Biar besok aku jemput kamu dulu," lanjut Elang lagi dan kini mereka kembali terdiam sejenak dan tanpa tersa mobil yang mereka tumpangi kini sudah tiba di depan rumah Ayudia. Elang sangat hapal rumah milik Ayudia karena biasanya dia sering sekali mengantarkan Ayudia pulang.

Ayudia kemudian turun dan kini dia tersenyum sambil melambaikan tangannya pada Elang yang akan pulang saat itu juga. "Selamat malam Kak Lang, hati-hati ya di jalannya jangan ngebut-ngebut!" ucap Ayudia sambil tersenyum manis. Melihatt senyuma Ayudia yang sangat manis seperti itu membuat Elang langsung memegang dadanya yang berdetak tak karuan. Elang mendadak tidak sabar menunggu hari esok untuk menunggu jawaban Ayudia yang mau atau tidak diajak ke pasar malam.

"Makasih Yu," sahut Elang dan langsung menaikkan kaa mobilnya dan kini dia langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Sepanjang perjalanan Elang merasa sangat bahagia bisa sangat dekat dengan Ayudia malam ini.

Setelah mobil yang dihubungi oleh Elang telah menghilang, Ayudia melangkah masuk dengan tubuhnya yang sudah terlihat sangat lemas sekali karena ingin tidur. Namun saat dia ingin meraih handle pintu, tanpa dia sadari jika ponselnya tiba-tiba berdering dan Ayudia langsung merogohnya dengan cepat. Ayudia melihat layar ponselnya sehingga dia mngernyitkan dahinya mendapati nama yang menelponnya saat ini. Siapa lagi kalau bukan Kenzo yng menelponnya berkali-kali namun tidak ada jawaban sama sekali. Ayudia sendiri enggan untuk menerima panggilan tersebut dan mendengarkan keluh kesah Kenzo. Kemana saja dia tadi saat Jennifer dengan beraninya mempermalukan dirinya di hadapan orang banyak yang membuat Ayudia merasa kesal. Kemudian Ayudia memasukkannya kembali ke dalam tas karena memang malas sekali.

Setibanya di dalam rumah dan tak lupa mengunci pintunya, Ayudia langsung masuk ke dalam kamar ibunya untuk memastikan keadaan mamanya apakah baik-baik saja atau tidak saat dirinya kerja malam hingga hampir larut. Ayudia kasihan sekali dengan ibunya karena kurang perhatian darinya karena dia masih sekolah dan juga hrus kerja sampai malam demi kelangsungan hidup. Sampai saat ini pun ponselnya masih berdering siapa lagi kalau bukan Kenzo pelakunya.

'Bu, maafin Rani ya Bu karena nggak bisa jaga Ibu setiap saat. Rani janji akan sekolah yang rajin dan akan cari kerjaan yan bagus setelah Rani sekolah nanti,' gumam Ayudia dengan mata yang tampak berkaca-kaca saat melihat ibunya yang masih terbaring lemah tak berdaya di atas kasur. Kemudian Ayudia mendekati ibunya yang ada di atas ranjang lalu duduk di sampingnya dan mebenarkan selimutnya yang sedikit tersingkap. Lalu tak lupa pula Ayudia mencium kening ibunya yang kini masih tertidur pulas. Ayudia kemudian bangkit dari duduknya dan ingin masuk ke kamarnya setelah itu dia akan mandi dan segera tidur karena besok harus bangun pagi lagi karena sekolah dengan berjalan kaki. Sebenarnya Ayudia merasa lelah dengan semua ini dan ingin putus sekolah. Tetapi di sekolah itu ada Kenzo yang membuatnya betah sejak awal masuk ke sekolahan itu.