Mayor Jordan kemudian berdiri dan mendekati Zeno dan membisikkan sesuatu ditelinga Zeno yang mungkin tidak akan membuat Zeno berani lagi membicarakan Atea atau kolonel Bayu dengan hal-hal yang buruk.
" Kau...kau yang tadi berkata aku mayor Jordan suka mencicipi anak SMA?...jika mulut kotor mu itu masih berani berkata seperti itu. percaya atau tidak, aku bahkan bisa membuatmu tidak bisa mencicipi janda sekalipun seumur hidupmu" bisik Mayor Jordan ke telinga Zeno dengan senyum sinis nya dan pandangannya yang mematikan. mayor Jordan kemudian pergi meninggalkan ruangan itu.
Seketika itu tubuh Zeno gemetar hebat hingga meja yang ia gunakan pun ikut bergetar, Zeno merasakan seolah-olah baru saja ada malaikat maut yang telah berdiri disampingnya. Yoga berusaha menenangkan Zeno yang ketakutan, Yoga tahu betul bagaimana karakter dari mayor Jordan karena itu dia sempat memberikan peringatan kepada Zeno supaya berhati-hati dalam berbicara atau membicarakan sesuatu yang berkaitan langsung dengan mayor Jordan. tetapi niat baik Yoga malah ditolak oleh Zeno.
"Maaf... sa-saya salah bicara. maafkan saya yang ceroboh ini." kata Zeno dengan wajah pucat pasi. ia tidak menyangka semua ucapannya yang sembarangan itu di dengar langsung oleh sang mayor.
Zeno adalah prajurit yang baru saja di mutasi ke camp yang di bawahi oleh mayor Jordan, pantas saja jika Zeno belum faham benar dengan karakter sang mayor Jordan.
"Mampus kau Zeno, punya mulut tidak di sekolahkan. bicara seenaknya saja. sekarang baru tahu rasa kau!" kata yoga dalam hatinya. sebenarnya yoga sudah memperingatkan sebelumnya, tetapi di tolak mentah-mentah oleh temannya itu.
Di camp militer itu, tidak ada satupun orang yang berani menyinggung sang mayor. meskipun hanya dengan sebuah ucapan ringan soal hal pribadinya. apalagi sampai membicarakan keburukan atau Hal yang bersifat fitnah karena belum terbukti kebenarannya.
Sekarang tidak Hanya Zeno yang mendapatkan hukuman, tetapi Semua prajurit yang bergosip di dapur umum tadi pagi. mereka harus berlari 100 putaran di lapangan pelatihan.
"Sial! ini semua gara-gara si mulut besar itu, kita menjadi menerima getahnya. makan juga belum kenyang, sudah harus menerima hukuman." kata para prajurit yang lainnya yang merasa di rugikan oleh tingkah laku salah satu temannya.
Setelah kejadian di dapur umum pagi ini, tidak ada lagi dari para prajurit yang berani bergosip bebas apalagi sampai berani menyinggung soal kejadian kemarin di kamar mayor Jordan. mereka menganggap saat itu mereka sedang buta dan tuli saja sehingga tidak melihat apa-apa ataupun mendengar sesuatu.
Jordan memimpin dan mengawasi setiap latihan yang dilakukan oleh prajurit setiap hari. tetapi kali ini mayor Jordan lebih memilih untuk berdiam diri di kamarnya seharian ini, bukannya sang mayor mau melarikan diri dari desas desus kabar burung yang tersebar di seluruh camp militer yang dibawahinya akan tetapi mayor Jordan lebih pusing lagi setelah menerima telepon dari ayahnya beberapa jam yang lalu.
**
Beberapa saat yang lalu ketika mayor Jordan sedang olahraga lari pagi seperti biasanya yang dia lakukan di pagi hari. derrtt... derrtt ... handphone miliknya bergetar, mayor Jordan berhenti sejenak dan menerima telepon itu. ya panggilan itu memang dari ayah mayor Jordan. Jendral William Johnson yang merupakan pensiunan prajurit yang baru saja memutuskan untuk mengambil pensiun tahun lalu.
" Hallo... Papa, ada keperluan apa papa menelpon aku sepagi ini" ucap mayor Jordan dingin.
Sang mayor memang tidak begitu dekat dengan papanya, mungkin karena pendidikan yang begitu keras dengan disiplin tinggi yang diterimanya sejak kecil membuat mayor Jordan kurang dekat dengan orang-orang terdekatnya. sejak kecil mayor Jordan hanya begitu dekat dengan sang kakek Johnson.
"Haits... bocah ini. masih saja seperti tembok es. bisa tidak sopan sedikit kalau berbicara dengan orang tua." kata William dalam hatinya. tetapi papa Jordan ini sama sekali tidak ingin mencari masalah dengan putranya saat ini.
" Sampai kapan kau akan selalu berada di dalam camp mu itu...? pulanglah! kakekku sedang sakit-sakitan. ia ingin bertemu denganmu. besok pagi datanglah ke Rumah Sakit Militer di pusat kota, jika kamu masih ingin bertemu dengan kakek kesayangan mu itu." ucap William yang kemudian mengakhiri panggilan teleponnya.
setelah menerima telepon dari papanya mayor Jordan melanjutkan lari paginya. kepalanya sedang pusing sekarang dan itu diperburuk ketika mayor Jordan secara tidak sengaja lewat didepan dapur umum kemudian mendengar semua gosip yang tersebar tentang dia dengan adik kolonel Bayu yaitu Atea. kejadian yang terjadi secara tidak sengaja malah membuat heboh se isi camp.
" Aku harap orang tua satu ini tidak sedang bermain taktik denganku dengan menggunakan nama kakek, jika tidak aku sama sekali tidak berminat untuk pulang dan mengikuti rencana gilanya itu. baiklah...besok aku akan pulang dan mengunjungi kakek dan juga mama" gumam mayor Jordan.
mayor Jordan mulai menyiapkan beberapa barang untuk di bawa pulang, itu tidaklah banyak hanya dua potong baju santai satu set seragam dinas. mayor Jordan menyerahkan urusan camp kepada Joni selama dia pulang ke rumah untuk beberapa hari.
mayor Jordan memanggil orang kepercayaan nya, untuk mengemban tugas semetara saat dia tidak berada di camp. Beberapa saat kemudian datanglah kolonel Joni menghadap mayor Jordan diruangan kerjanya.
"Joni...aku serahkan segala urusan camp militer ini kepadamu selama beberapa hari saat aku tidak ada disini, jika ada masalah penting dan mendesak, kamu bisa menghubungiku segera" pesan mayor Jordan kepada kolonel Joni yang merupakan bawahan kepercayaan mayor Jordan selain kolonel Bayu.
" Siap Laksanakan Mayor....saya akan melaksanakan perintah sesuai dengan arahan dari Mayor Jordan" ucap kolonel Joni seraya memberi hormat kepada mayor Jordan.
----------------
Rumah Mayor Jordan
malam itu sekitar jam 8 malam sang mayor sudah sampai di kediamannya. rumah terasa sepi, hanya beberapa pembantu yang tinggal dirumah. drap drap drap suara langkah sepatu mayor Jordan yang memasuki rumah.
" tuan muda anda sudah pulang. tuan Johnson sering menanyakan kapan tuan muda akan pula" sapa salah seorang pembantu wanita yang belum Jordan kenal, mungkin karena Jordan sudah 2 tahun tidak pulang kerumah sama sekali.
" siapa kamu, aku belum pernah melihatmu dan dimana semua orang kenapa begitu sepi"
sebenarnya Jordan sudah tahu jika kakek Johnson sedang dirawat di Rumah Sakit Kota. pertanyaan Jordan ini hanya untuk memastikan jika papanya tidak sedang membohonginya.
"Saya Nana, pembantu yang biasanya merawat tuan Johnson saat dirumah. Semua orang sedang berada di Rumah Sakit untuk menemani tuan Johnson, termasuk mama dan papa tuan muda. saya baru saja membersihkan kamar tuan muda" kata pelayan itu dengan sangat sopan.
------****-------
hai readers....
Dukung novel ini dengan cara :
1. simpan di library
2.kirimkan power stone (PS)
3. tinggalkan komentar dan review terbaik
terimakasih.... atas dukungannya yang di berikan kepada karya saya. happy reading