webnovel

PUTIH ABU-ABU

"Tok.. Tok.. Tok.." suara ketukan pintu kamar Mita di pagi hari. Ibu membangunkannya untuk bersiap ke sekolah. Hari ini adalah pengumuman kelulusan SMAnya. Dengan penuh semangat, Mita mandi cepat, sarapan masakan ibu, dan berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor kesayangannya yang berwarna merah muda itu.

10 menit kemudian tiba di sekolah dan sudah banyak teman-temannya berkumpul menantikan pengumuman kelulusan yang akan diumumkan oleh para guru. Pengumuman kelulusan SMA sangat dinantikan siswa-siswi di setiap sekolah dengan menerima amplop yang berisikan kata 'LULUS'.. Kepala sekolah akan sangat bangga jika siswa-siswinya lulus 100% apalagi sampai masuk koran berita.

"Tes.. Tes.. 1, 2, 3.. Halo.." Ketika kepala sekolah di SMA Mita sedang uji coba suara mikrofon dan memanggil seluruh siswa untuk berkumpul di lapangan.

"Anak-anak.. Siswa-siswiku yang kusayangi.. Bagaimana kabarnya hari ini? Cukup deg-deg an menanti pengumuman kelulusan hari ini? Atau ada yang sudah pasrah dengan hasilnya? 3 tahun sekolah masa tidak lulus nak, kawin sajalah bahahaaaa" ucap kepala sekolah sambil tertawa. Kemudian kepala sekolah berkata, "Anak-anakku.. Selamat ya kalian semua dinyatakan LULUS. Sekolah kita lulus 100% dan bapak sangat bangga kepada kalian semua."

"Woy.. Lulus.. Anjirr.. Lulus kita woy.. Party guys.. Party.." dengan gembiranya para siswa bersorak dan berpelukan satu sama lain. Para siswa bergegas ke parkiran motor untuk pawai keliling kota.. "brum.. brum.." bunyi suara mesin kendaraan mereka. Seragam putih abu-abu pun sudah berubah menjadi warna-warni akibat siraman pilox yang mereka semprotkan. Mita dan teman-temannya berfoto cukup banyak dan bergantian ponsel untuk memotretnya.

"Senang rasanya bisa merasakan kelulusan dengan kehebohan bersama teman-temanku yang gak waras ini" ucap Mita dengan wajah yang penuh gembira.

Setelah ritual pawai keliling kota, coret-coret seragam, dan berfoto bersama, kami makan di warung mie ayam yang tidak jauh dari sekolah.

"Lapar sekali, aku mau makan 2 porsi mie ayam ditambah ceker." ucap seorang teman Mita yang bertubuh besar. Tidak lupa kami berfoto untuk mengabadikan momen ini.

"Cekrek.. cekrek.." berkali-kali Mita memencet tombol kamera di ponselnya.

"Perut kenyang, saatnya pulang" Mita dan teman-temannya berpisah di warung mie ayam itu sambil berpelukan satu sama lain. Sesampainya di rumah, Mita bergegas memberikan amplop hasil pengumuman kelulusan kepada ayah dan ibu.

"Buuuu.. ibu.. yah.. ayah.. Mita luluuuuuus nih" sambil menyodorkan amplop berisikan kata lulus bernama Mita Lestari tersebut.

Ibu dan ayah sangat bahagia sambil memeluk erat Mita dan kemudian mengajak Mita makan di luar bersama kakak dan adik-adiknya di restoran seafood kesukaan Mita untuk merayakan kelulusannya.

"yeay.. ayok kak, ayok dek kita mandi siap-siap berangkat." ucap Mita dengan penuh riang.

Sesampai di restoran tersebut, ayah memesan banyak makanan seafood dan minuman jus yang sangat enak untuk siap mita santap bersama kakak dan adik-adiknya.

"waaaah banyak sekali ayah, Mita senang sekali" dengan lahapnya Mita memakan semua makanan yang dipesan oleh ayah.

Setelah menyantap semua makanan dan minuman di restoran yang sangat enak itu, Ayah bertanya kepada Mita "Mita mau lanjut di perguruan tinggi yang mana? Mau ambil jurusan apa?"

"Mita mau sama kakak aja di Universitas yang sama di Malang. Biar bisa bareng terus.." ucap Mita yang selalu gandolin kakak perempuannya kemanapun pergi.

Mita sangat terkenal manja di sekolah maupun di rumah. Setiap mau melakukan sesuatu tidak pernah sendirian, selalu minta ditemenin ibu, kakak perempuannya dan bahkan teman-temannya..

Kakak perempuan Mita bernama Putri dan mengambil kuliah jurusan hukum. Dirinyapun mengikuti Putri ke universitas yang sama tetapi beda jurusan. Karena Mita tidak menyukai hafalan seperti yang dikuasai Putri sehingga tidak mengikuti jurusan hukum seperti kakaknya. Mita hanya menyukai masak dan Putri menyarankan untuk mengambil jurusan teknologi pangan. Memikirkan jurusan membuat Mita pusing karena dia ingin sekali menjadi dokter gigi tapi tidak mendapat dukungan dari ayah. Berhari-hari berpikir dan bertukar pikiran dengan Putri akhirnya Putri memberikan kontak temannya yang memiliki teman yang sedang kuliah di jurusan teknologi pangan tersebut. April namanya, teman Putri yang 2 tahun lebih tua dari usia Mita. April adalah mahasiswi angkatan 2010 yang kuliah di jurusan teknologi pangan. Sedangkan Mita lulusan SMA angkatan 2012.

Mita dan April saling berkirim pesan untuk menghapus kebimbangan Mita mengenai jurusan teknologi pangan yang akan dipilihnya untuk melanjutkan pendidikan. Setelah bertanya-tanya banyak hal, Mita pun sangat mantab untuk mengambil jurusan tersebut. Yaaaaa.. sebab yang diceritakan April hanyalah masak-masakan dan membuat produk pangan sehingga ketertarikan Mita sangat tinggi terhadap jurusan itu..

Daftar, ikut tes, lolos, registrasi.. dan akhirnya Mita menjadi mahasiswi teknologi pangan. Sebelum perkuliahan dimulai, setiap perguruan tinggi mengadakan ospek sebagai perkenalan lingkungan kampus dan dunia perkuliahan. Sebab ospek akan membantu kita untuk mengetahui lingkup universitas, fakultas, senior dan teman seangkatan.

Selama ospek berlangsung, Mita memiliki banyak teman baru dari berbagai kota.

Setiap pagi semua mahasiwa baru berkumpul di kampus untuk mengikuti ospek kemudian akan dibentuk beberapa kelompok untuk memudahkan perkenalan.

Mahasiswa baru biasanya diminta untuk membuat tugas dan mempresentasikannya agar terbiasa dengan tugas di perkuliahan. Saat orientasi, mahasiswa baru juga diminta membawa sejumlah atribut. Kegiatan saat orientasi juga beragam mulai dari seminar, talkshow, games, hingga menyanyikan yel-yel. Dan biasanya, ospek dibagi menjadi 2, ospek fakultas dan ospek jurusan. Tujuan ospek di tingkat fakultas dan jurusan ini adalah agar setiap mahasiswa baru dapat saling mengenal dengan teman-teman satu angkatannya.

Ketika pembagian kelompok, Mita memiliki kelompok yang berisikan 5 perempuan dan 5 laki-laki. Saling bersalaman, berkenalan dan menyapa. Setelah semua sudah mendapatkan kelompok di lapangan, tiba saatnya mereka dibawa ke aula kampus yang sangat besar. Mereka duduk di kursi yang sangat berdekatan. Para senior menyuruh mereka untuk berkenalan pada sisi kanan, kiri, depan, dan belakang dan menghafal setiap nama, asal, dan jurusan yang mereka pilih.

Mita langsung panik sebab kelemahannya adalah menghafal.

"duh gimana ini.. kanan kiri depan belakang disuruh hafalin mana bisaaaaa.." ucap Mita dengan keringat yang sudah bercucuran.

Tepat di bangku depan Mita ada laki-laki bernama Robi yang bersalaman untuk berkenalan. Entah kenapa laki-laki itu berbeda dari yang lain ketika bersalaman dengan Mita. Seperti ada sesuatu yang membuat Mita menjadi salah tingkah. Siapa sangka ketika hari pertama ospek dibubarkan, Robi menghampiri Mita dan meminta nomer ponsel minta.

"Mita.. Mi.. Aku boleh minta nomer ponselmu gak?" ucap Robi dengan penuh percaya diri.

Mita kebingungan dan merasa malu diminta nomer ponsel secara langsung seperti itu di depan banyak orang "untuk apa Rob? kita kan beda jurusan"

Robi jurusan teknik pangan sedangkan Mita jurusan teknologi pangan.

"untuk tanya-tanya aja kalo ada yang tidak jelas ketika ospek." ucap Robi sambil tertawa kecil.

Karena alasan itu, Mita langsung memberi nomer ponselnya ke Robi.

Malam harinya, Mita mendapat pesan dari Robi.

"Hai Mita.. Lagi apa? Gimana persiapan untuk besok?"