Sesampainya dihadapan anak lelaki itu sarah berlutut dan memeluk tubuh mungil yang ada dihadapannya dengan penuh cinta dan mencium pipi mungilnya.
Mengabaikan rajendra yang mengikuti langkahnya , sarah bertanya pada anak lelaki itu"kenapa belum tidur ren? Kan ibu sudah bilang ibu pulangnya malam jadi kamu gak perlu nungguin ibu pulang." Omel sarah pada putranya dengan perasaan cemas.
"maaf bu rendra gak bisa bobo kalau ibu belum pulang, rendra takut bu rendra juga khawatirin ibu" jawab narendra yang menjewer kedua telinganya sendiri dengan raut wajah polos nya penuh dengan penyesalan. Menengadah kan wajahnya ke arah rajendra, narendra mengajukan pertanyaan kepada ibunya "siapa oom ini bu?" masih dengan raut wajah polosnya dan sorot mata yang berbinar.
"masuklah ren nanti ibu menyusul!!". Pinta sarah pada putranya dengan mengabaikan pertanyaan narendra.
Dengan tidak membantah perkataan ibunya narendra masuk kembali kedalam rumah dan menutup pintu.
Berdiri dan berbalik badan ke arah rajendra yang masih terpaku tepat di belakangnya sarah mempersilahkan rajendra duduk di kursi yang tersedia di teras ruamahnya "duduklah" suruh sarah dengan nada bicara yang masih terdengar aneh di telinga rajendra. Tanpa banyak berbikir dan hanya memnganggukan kepala rajendra duduk di kursi yang diiring oleh yang duduk dikursi besebrangan dengan meja sebagai penghalang.
Mengembalikan semua kesadarannya rajendra perlahan membuka mulutnya yang semenjak tadi seakan terkunci melihat lelaki muda yang memanggil wanita yang dicintainya dengan sebutan ibu.
"apakah dia anak mu?" tanya rajendra yang tersirat keraguan dalam pertanyaanya.
Terdiam sejenak dan menarik napas dalam sarah mulai membuka mulutnya menjawab pertanyaan rajendra "ya!" jawab sarah singkat.
Rajendra hanya terdiam mendengar jawaban saran seakan mulutnya kembali terkunci, pertanyaan yang satelah sekian lama memenuhi fikirannya seakan menghilang. Rajendra adalah pria dengan IQ tinggi, tapi dia akan tampak seperti orang bodoh bila berhadapan dengan sarah dari semenjak pertemuan pertama dan hingga saat ini rajendra masih lah orang yang sama.
Rajendra tetap terdiam setelah mendengar jawaban singkat sarah pikirannya seakan kosong tak ada kata atau pertanyaan lagi dia hanya menatap wajah sarah dan hanya sarah lah yang ada di fikirannya kini.
"sepertinya tidak ada lagi yang ingin kamu tanyakan bukan? Sebaiknya kamu pulang ini sudah terlalu malam" ucapan sarah seperti angin dingin di musim semi yang menerpa alam bawah sadar dan membangunkan rajendra dari lamunannya.
"hah" rajendra tesentak.
"sepertinya kamu sudah tidak ada lagi keperluan disini sebaik nya kamu pulang tidak enak bila ada tetangga yang melihat"ujar sarah sembari meliha jam ditangannya yang telah menunjukan pukul 21.00.
"siapa ayahnya?". Tanya rajendra dengan wajah datar tanpa expresi dan emosi membuat sarah menatapnya tajam.
"apa maksudmu? Tentu sajah suamiku. " jawab sarah dengan nada ragu.
"siapa suamimu? Dimana dia sekarang? Apa aku bisa menemuinya?" tanya rajendra bertubi tubi dan membuat sarah mematung memikirkan jawaban atas pertanyaan rajendra.
Dengan segera sarah menemukan kata kata yang harus ia utarkan pada rajendra, sarah dengan cepat tersadar dari lamunannya''kamu tak mengenal suamiku,dan lagi dia tidak ada disini dia sudah meninggal beberapa tahun lalu" jawab sarah dengan memalsukan raut wajahnya menjadi sedih.
"lalu kenapa wajah putramu begitu mirip dengan aku?"rajendra bertanya kembali dan masih dengan ekspresi wajah datarnya.
Melihat ke arah sarah yang tak bergeming rajendra melanjutkan"dia sama sekali tak terlihat seperti dirimu dan apakah wajah suamimu mirip sekali dengan ku hingga wajah putramu juga begitu mirip dengan ku" . nada bicara rajendra terdengar seperti sebuah sindiran.
Sarah masih tak bergeming dia hanya terdiam tanpa mengucapkan sepatah katapun, melihat sarah yang masih terdiam rajendra memberanikan diri meraih tangan sarah yang membuat sarah terperanjat kaget.
"apa dia putraku?".
Pertanyaan rajendra kali ini membuat sarah tersentak kaget dan melepaskan tangannya yang di genggam rajendra.
mohon maaf bila banyak sekali kesalah dalam penulisan atau penggunaan kata di karenakan athor baru pertama kali menulis . jangan lupa tinggalkan bintang bila pembaca menyukai ceritanya dan komennya juga ...
happy reading...