Sekitar 2 jam berada di dalam pesawat, kini kaki jenjang milik Reva sudah menginjakan kembali kakinya di bandara Soekarno-Hatta. Kedua tangan Reva saling bertaut mencabik satu sama lain. Tidak ada lagi rasa sakit, tangannya sudah kebas. Reva enatap orang berlalu-lalang disekitarnya dengan awas. Rasa takut benar-benar menyeruak hebat di dalam hatinya.
Kepala Reva rasanya sangat pening, hatinya sesak seakan-akan pasokan udara telah habis. Reva yang tidak tahu mau berbuat apa hanya bisa diam menunduk. Ketakutan itu masih ada, begitupun dengan trauma. Reva sangat takut kalau Jihan atau orang terdekatnya ada di sini.
"Mbak, kalau berdiri bisa dipinggir, jangan di tengah jalan." Teguran tiba-tiba dari arah belakang membuat Reva terlonjak kaget. Kedua tangan Reva bergetar, Reva sama sekali tidak mengangkat wajahnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com