Menonton televisi, nyemil makanan, bersandar, membuat hidup Reva seperti princess yang selalu dia tonton selagi anak-anak. Tidak ada lagi kemarahan, karena pada dasaenya hati Reva sangat labil plus mudah sekali luluh hanya karena sentuhan dan kata-kata.
Mendusel layaknya anak bayi mencari kehangatan, mencari kenyamanan, itulah yang Reva lakukan sejak tadi di dalam dekapan Sean. Awalnya pria itu mau pulang, namun melihat Reva kembali murung, akhirnya Sean mengurungkan niat.
Tubuh Reva yang terus bergeliat, membuat Sean mati-matian menahan hasrat. Reva seperti tidak sadar kalau dia sedang membangunkan Baby Boy yang tengah tertidur.
"Sean?" panggil Reva sambil mendongakan wajahnya.
"Hem? Mau apa lagi? Makanan masih banyak."
"Apa benar bukan kamu yang kirim makanan? Lalu kalau bukan kamu, siapa lagi? Driver itu nyebut nama kamu, aku ga mungkin salah dengar. Dia bilang Sean Dewanda, makanya aku ambil. Awalnya juga aku bingung, soalnya aku ga pesan makanan."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com