"Sayang banget bubur enak begini dianggurin."
"Kode minta disuapin atau gimana?"
Lelah. Kali ini Kelvin menyerah menghadapi kebisuan Reva. Sebetulnya sudah lama Kelvin ingin bertemu, ingin menagih banyak cerita. Akan tetapi, bukan dalam situasi seperti ini. Kelvin ingat sekali semalam Ayu menelepon dirinya berkali-kali. Suaranya sangat panik, wanita paruh baya itu meminta Kelvin segera datang. Kirain ada maling, ternyata Reva tengah pingsan di pelukannya.
"Selama ini lo udah menjelma jadi wanita kuat, kenapa sekarang tumbang lagi? Gue akuin lo hebat, lo kuat, bahkan lo bisa mandiri hidup selama berbulan-bulan."
"Gue ga pernah rebut Sean dari Jihan."
"Engga pernah."
Bak selembar benang, suara Reva sangat lirih bahkan tidak terdengar. Sebetulnya apa sih yang terjadi? Kelvin juga bingung, kenapa tidak ada Sean di sini? Kenapa dia membiarkan Reva seperti ini di rumah orang tuanya? Apa dia tidak mikir kalau ini bisa membuat namanya buruk di mata Ayu? Aneh tapi nyata.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com