Kehidupan yang biasanya berwarna, ramai, kini berubah sangat drastis. Sudah berjam-jam pulang, menghabiskan waktu di rumah seoran diri membuat Reva hampir gila. Dia sudah lelah menangis, tetapi sialnya tetap saja menangis lagi. Entah menangis dalam posisi rebahan, berdiri, bahkan sambil ngemil.
Reva bangkit dari posisi rebahannya, dia berjalan ke arah balkon kamar dengan hati gamang. Hari sudah malam, tetapi semuanya tampak flat seperti tidak ada kehidupan. Sean yang benar-benar menghilang, Ayu masih marah, bahkan mereka belum tegur sapa. Perut Reva lapar, tapi saat dia turun, meja makan sepi tanpa ada lauk apapun.
Bisa saja Reva pesan, tetapi moodnya sudah hilang entah ke mana. Masih dengan kefrustasian yang ada, Reva mengacak-acak rambutnya. Semuanya kacau, semua berantakan, semua menjauh.
Dan kini Reva tinggal sendirian.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com