Merasakan pergerakan dari sisi sebelah kanannya membuat Sean menoleh. Iya, hanya menoleh tanpa mengeluarkan suara apapun. Sudah beberapa hari dia pulang, sudah beberapa hari juga stay di rumah. Sepulangnya dari Malang Sean langsung menghabiskan waktu dengan Jihan.
"Sean?"
"Pagi. Apa kamu masih ngantuk? Kalau emang masih ngantuk sama capek, lebih baik tidur lagi aja. Soal sarapan gampang, nanti aku buatin khusus buat kamu."
Jihan yang baru saja membuka mata kembali dibuat kaget plus senang. Apa semua ini mimpi? Halusinasi? Apa iya Sean telah berubah seperti dulu lagi? Apa sekarang hati sama otaknya telah tercerahkan kalau bersama Reva tidak akan menghasilkan apa-apa?
Tidak ada jawaban apapun dari Jihan, beberapa hari ini dia terlampau bahagia. Penyatuan yang terus terjadi, Jihan sangat berharap kalau ada benih-benih Sean yang berkembang di dalam rahimnya. Seandainya Jihan hamil, pasti Sean akan lebih bahagia, lalu perlahan dia melupakan Reva.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com