"Siapa yang telepon, kenapa mukanya jadi kusut?"
"Diam!"
"Aku tau pasti istri tercinta. Pulang, Sean, kasian banget Jihan berasa jadi janda."
Satu mangkuk mie intan Reva berikan kepada Sean. Sebetulnya bisa saja dia menukar sama miliknya, karena miliknya sudah dimakan setengah. Tetapi tidak apa, Reva tidak ingin ribut, terlebih melihat wajah suntuk pria di depannya.
"Diamlah, Re."
"Kasihan, mana masih muda."
"Re."
"Baru nikah, masa udah jadi janda."
"Diam atau kita selesaikan malam ini di kamar?"
Reva mengulum bibirnya rapat-rapat, dia tidak lagi mengeluarkan suara atau apapun, karena dia lebih memilih mengaduk mie instan miliknya yang sudah dingin. Keduanya terdiam, sesekali Reva melirik Sean yang belum memakan mie buatannya.
Apa dia baper?
"Sean?"
"Hem?"
Ketus.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com