Mendengar suara ramai-ramai di bawah, Amera segera berlari kecil menuruni anak tangga dan menghampiri Ariela.
"Kak Ariela bisa jalan sendiri?" Tanya Amera.
"Tenang saja, aku bisa jalan sendiri, hanya saja tubuhku terasa sedikit lemas saja."
"Aku bantu ke kamar, ya, kak." Amera menggandeng tangan Ariela dan memapahnya masuk ke dalam kamar.
Silia ikut bersama kedua putrinya, sedangkan Snapp dan Mark pergi menghampiri Nero di ruang tengah untuk membahas sesuatu.
"Kau sudah mencari tahu siapa orang yang membuat Ariela celaka?" Tanya Snapp pada Mark, dia duduk di sofa dan melihat lembaran kertas yang di berikan Nero padanya.
"Dia iri dengan kehadiran kak Ariela di kantor karena dia jadi kehilangan kehilangan kesempatan untuk naik jabatan di kantor, yah." Jelas Nero.
"Sedangkan pegawai yang sudah melecehkan Ariela bagaimana?" Tanya Snapp pada Mark.
"Sampai sekarang masih berada di ruang ICU, paman. Tapi Ariela memintaku untuk tidak melakukan apa-apa lagi padanya." Jelas Mark.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com