webnovel

PAT

Setelah hampir 30 menit Hailey sengaja berlama-lama di dalam kamar. Akhirnya, kedua kaki pendek itu melangkah malas ke luar dari kamar. Riasan wajahnya hanya diberi konsiler untuk menutupi kantung mata lalu bedak padat dan lipblam cherry. Rambutnya hanya diikat ekor kuda dan bersandal rumahan.

Tidak ada merah pipi, lipstik, dan sebagainya. Ini tergolong riasan yang sangat sederhana bagi golongan remaja masa kini.

Ketika menuruni tangga, sampai dipertengahan, mendadak tubuhnya membeku. Seluruh syaraf otak berpikir logis mengenai ibu yang memaksa untuk menggunakan dress karena memang, acara makan malam kali ini kedatangan tamu spesial, sebenarnya itu tamu ayah,bukan tamuku. Tapi karena aku putri ayah,jadi mau tidak mau aku harus ikut duduk dan menikmati makanan juga. Huft, padahal rebahan di dalam kamar lebih mengasyikkan. Apa-apaan ini!. Gerutu Hailey dalam hati.

Tidak ada senyum, atau sekedar basa basi untuk menyapa, Hailey hanya meneruskan langkah kaki lalu duduk begitu saja di meja makan. Mengabaikan tatapan bingung para tamu dan ayah serta ibu. Beruntung sang tamu memiliki putri seorang gadis yang meski tidak seumuran dengan Hailey tetapi memiliki pemikiran yang cukup dewasa. Perkara suasana saat ini bukan masalah besar baginya juga bagi kakak laki-laki yang kini berusaha tersenyum sopan pada Hailey tetapi yang didapat justru hanya sebuah tatapan datar. Entah apa yang terjadi pada Hailey, seolah hatinya mati untuk berlaku sopan santun pada orang asing, yang belum dikenal.

Si gadis hanya cekikikan setelah melihat adegan pengabaian yang didapat oleh sang kakak sedang ayah dan ibu melanjutkan obrolan, membiarkan para anak muda membentuk obrolannya sendiri.

Sebenarnya tamu lelaki dan wanita paruh baya sudah mengerti bagaimana karakter Hailey karena sebelum membuat janji untuk acara makan malam ini, ayah, ibu, dan mereka telah mendiskusikan baik, buruknya Hailey. Walaupun ada beberapa hal yang perlu ditutupi karena ayah dan ibu berfikir bukan saatnya untuk mereka tahu, toh belum tahu juga kedepannya seperti apa.

Si lelaki muda hanya menghela nafas, sejak awal sudah memprediksi reaksi buruk Hailey, dan kini telah kuat mental. Memang butuh proses lebih lama dan panjang mengingat Hailey sejak kecil lulusan sekolah dengan asrama wanita alias bersekolah di gedung khusus putri saja. Tidak ada lelaki. Itulah kenapa Hailey seolah mati rasa ketika bertemu lelaki selain ayah, kakek, paman, atau sepupu-sepupu dari keluarga besar. Karena memang minim sekali pengalaman yang dimiliki Hailey.

Tapi bagi si lelaki muda, itu bukanlah sebuah masalah. Karena telah berjanji di lubuk hati juga pada calon mertua di hadapan dan keluarganya sendiri untuk memperjuangkan seorang Hailey. Dari sini bisa disimpulkan, ada niat terselubung di balik acara makan malam ini.

10 menit berlalu, jam tua di balik lemari berbentuk rumah dilapisi kaca berdentang sebanyak 8 kali. Pertanda waktu telah menunjukkan pukul 8 malam. Ini memang sudah terlalu malam untuk makan bagi mereka tetapi sekali lagi, bukan menjadi masalah besar. Menunggu mood Hailey agar bisa segera turun dari kamarnya memanglah sulit dan perlu waktu lama. Semua orang yang berhadapan dengan Hailey perlu kesabaran tinggi. Karena ini bukanlah satu-satunya tingkah buruk Hailey, tetapi masih banyak lagi tingkah lainnya. Entah karena pengaruh Hailey sebagai anak tunggal yang terlalu dimanja dan mendapatkan overprotektif dari ayah dan ibu atau memang ini karakternya sejak kecil. Ya, hanya Tuhan yang tahu.