"Siapa kau?...."
Hanya sebuah lirikan yang diberikan pria itu pada si iblis. Furcas pun geram, dan pedang berapi itu pun berayun lagi, berporos tubuh sang iblis. Kaki kekdua kakak beradik Pieterzcoon itu pun segera merespon dengan cepat.
Menebas udara kosong, bilah berapi itu meninggalkan serpihan nyala api di udara, di atas sang pria yang telah mengambil kuda-kuda bak macan yang siap menerkam di tanah merah. Namun Furcas yang segera menyadarinya segera mengirimkan serangan lanjutan berkali-kali.
Namun begitupun juga pria itu menghindarinya dengan gerakan yang amat dinamis, dengan memanfaatkan tetulangan yang tumbuh di sekitar mereka dan tubuh sang iblis itu sendiri sebagai sebuah pijakannya, untuk berkali-kali menghindarinya.
"Kau...!!!!"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com