webnovel

AKU MINTA MAAF

"Bukan itu, tapi kamu harus menemukan kekasih baru yang sepadan dengan Jenson."

"Ya Tuhan Ghea, rencana macam apa itu?" Bella semakin terpuruk.

"Buat Jenson cemburu dan jatuh cinta padamu, aku rasa itu ide bagus. Bagaimanapun kalian sudah menikah, apa jadinya pernikahan kalau tanpa cinta?"

Bella menenggelamkan wajahnya pada kedua tangannya di meja.

"Itu sangat buruk Ghe."

"Sudahlah Bell, ikuti saja saranku. Reuni sekolah akan diadakan minggu depan, itu kesempatan bagus untukmu sebagai ratu kecantikan di sekolah dulu. Siapa yang akan menolakmu?"

"Kepalaku sangat sakit mendengar saranmu Ghe. Aku akan pulang, Antonie sudah menelfonku, aku hanya tidak mau Jenson semakin menyiksaku."

Bella menegakkan kepalanya dan menyambar tas tangannya lalu pergi meninggalkan Ghea. Ghea hanya menghela nafas tanpa daya.

Di depan restoran, Antonie sudah berdiri di depan mobil dan segera membukakan pintu untuk Bella ketika langkah Bella semakin dekat dengan mobil.

Bella berterimakasih pada Antonie dan itu membuat Antonie kaget.

Bella masuk ke mobil dan Antonie segera melajukan mobilnya keluar dari Noel Resto.

"Antonie!"

"Ya Nona, ada yang bisa saya bantu?"

"Kamu sudah berkeluarga?"

Antonie hampir mengerem mendadak karena terkejut.

"Emm, belum. Kenapa Nona?"

"Tidak, aku hanya ingin meminta pendapatmu saja soal Jenson."

Antonie diam-diam menyeringai senang, rencana bosnya untuk menjadikan Liora agar Bella cemburu sepertinya sedikit berhasil.

"Silahkan Nona."

"Apa menurutmu Jenson berencana CLBK dengan Liora? Atau dia hanya menjalin hubungan pertemanan biasa saja."

Antonie bingung harus menjawab apa sekarang.

"Emm, saya kurang tahu Nona. Saya minta maaf, tapi kalau menurut saya, jika anda tetap bersikap keras kepala terus menerus seperti ini, mungkin saja Tuan Jenson akan CLBK dengan Nona Liora. Apalagi Nona Liora sangat lembut dan romantis."

"Menurutmu begitu?" ekspresi Bella berubah murung.

Antonie mengangguk hati-hati.

Bella menghela nafas dan ia benar-benar bingung sekarang. Ia tidak tahu harus menuruti saran Ghea atau Antonie.

***

Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa sudah sore hari. Jenson masih meeting dengan para eksekutif Alex Group saat ia mendapat panggilan masuk dari Christabella.

Ia mengerutkan keningnya dan seketika itu ia menghentikan meeting sore itu.

Para eksekutif menghela nafas lega mengingat meeting yang dilakukan sejak siang itu berbeda dengan suasana biasanya, sangat tegang dan menakutkan. Jenson berbeda dengan Jaz, ia lebih selektif dan sangat detail dalam setiap laporan. Jadi dia begitu marah saat mengetahui beberapa eksekutif membuat laporan asal-asalan. Pantas saja Alex Group mengalami penurunan saat Jaz menjadi CEOnya, sekarang Jenson tahu penyebabnya.

Meninggalkan ruang meeting dan kembali ke ruangannya, Jenson menerima panggilan itu dan duduk dengan santai di kursi kebesarannya.

"Jenson."

"Ya."

"Emmm, kapan kamu pulang?"

"Aku masih sibuk di kantor, ada apa?" Jenson berpura-pura dingin.

"Aku membuat sesuatu untukmu."

Jenson diam-diam menyeringai senang.

"Aku akan memakannya nanti."

"Baik, by the way aku minta maaf Jens."

"Lupakan saja!"

"Thanks."

Suasana berubah canggung dan mereka sama-sama diam dalam waktu yang lama, untung saja Jenson segera ingat ajakan mommynya jadi dia memberitahu Bella.

"Mommy mengundang kita makan malam di rumahnya, kamu bersedia?"

"Iya."

"Bersiap-siaplah nanti dan aku akan menjemputmu jam 7 malam. Aku masih ada urusan sekarang."

"Hmmm."

Jenson mengakhiri panggilannya dan suasana hatinya berubah membaik, ia bahkan penasaran apa yang dipersiapkan Bella untuknya, jadi dia menghubungi Antonie.

"Antonie dimana kamu?"

"Saya di villa Emerald Tuan."

"Christabella membuat sesuatu untukku?"

"Chocolate mousse cake."

Jenson tercengang dan ia dengan gugup berkata, "Kamu memberitahunya?"

"Nona Bella memaksa saya memberitahu sesuatu yang anda suka Tuan, maafkan saya." Antonie terdengar ketakutan di seberang sana.

"Terimakasih sudah memberitahunya."

"Iya Tuan."

Jenson mengakhiri panggilannya dan suasana hatinya berubah membaik, ia berpikir untuk pulang saat ini juga dan mampir ke toko baju untuk membelikan Christabella.

Namun panggilan dari Liora merubah rencananya.

"Jens, aku ada sudah ada janji dengan dokter sore ini. Kamu tidak sibuk kan?"

Jenson sebenarnya keberatan tapi pesan Jaz sebelum koma terngiang di telinganya, jadi tidak ada pilihan lain selain mengiyakannya.

"Aku jemput sekarang."

Jenson keluar dari kantor menuju apartemen Golden Swan.

Tiba di apartemen Liora, ia tidak sadar kalau ada paparazi yang mengikutinya hingga sampai ke rumah sakit. Paparazi itu terus mengikuti sampai Liora dan Jenson masuk ke ruangan Dr. Sabrina yang merupakan dokter spesialis kandungan di rumah sakit tersebut.

Paparazi itu terkejut dan ia tersenyum senang sebelum pergi karena mendapat berita yang luar biasa.

Di ruangan Dr. Sabrina, Liora melirik ke arah Jenson dengan perasaan takut saat menunggu hasil tes apakah dia positif atau negatif. Ia begitu deg-degan, berbeda dengan Jenson yang tampak tenang seperti biasa.

Dr. Sabrina akhirnya keluar dan tersenyum pada mereka berdua.

"Selamat, kalian akan menjadi orang tua. Nyonya Liora positif hamil dua minggu, tolong jaga kesehatan dan kestabilan emosinya ya Tuan karena kehamilan di usia ini sangat rentan."

Jenson menaikkan salah satu alisnya sebelum akhirnya ia berkata, "Baik Dok, terimakasih."

Liora dan Jenson kemudian keluar dari ruangan dokter dan mereka tampak sangat canggung, hingga akhirnya Liora yang membuka percakapan saat mereka sudah berada di mobil perjalanan pulang.

"Jens, aku minta maaf karena merepotkanmu."

"Jangan memikirkan apapun, ingat apa kata Dr. Sabrina tadi."

Liora tersenyum tipis dan ia mengangguk.

"By the way, bagaimana keadaan Jaz? Apa kamu keberatan kalau kita mampir ke tempat Jaz sebentar? Aku ingin memberi tahu dia soal kabar bahagia ini."

Jenson melirik jam tangannya dan sudah mendekati jam 7 malam, jadi ia menolak Liora dengan halus, "Mommy memintaku pulang, jadi aku akan membawamu pada Jaz besok pagi sebelum aku ke kantor. Bagaimana?"

"Aku boleh ikut Jens? Aku merindukan Tante Shirley dan juga Stephanie."

Jenson kehilangan kata-katanya sesaat. Ia sudah janji akan menjemput Christabella dan menikmati mousse cakenya sebelum berangkat, tapi ia juga tidak enak hati pada Liora.

"Emmm, kita langsung pulang saja Jens. Sepertinya aku butuh istirahat yang cukup."

Liora meralat kata-katanya dan membuat Jenson langsung menghela nafas lega.

"Baik. Kabari aku kalau terjadi sesuatu okey."

Liora memaksakan senyum dan ia mengangguk.

Di Villa Emerald, Christabella duduk dengan murung di depan meja riasnya. Ia sudah berdandan sangat cantik dengan dress dan polesan makeup terbaiknya, tapi Jenson belum juga datang, dia bahkan sudah menunggu hampir lima belas menit.

Kembali perkataan Ghea waktu itu terngiang di telinganya.

"Apa benar dia sekarang sedang bersama Liora?" batin Bella.

Ia menghela nafas tanpa daya dan menurunkan pundaknya, bersamaan itu ponselnya berdering dan nama Stephanie tertera di layar ponselnya. Bella dengan malas menerima panggilan itu.

"Halo Kak Bella, dimana sekarang?"

"Masih di villa," Bella menjawab dengan lesu.

"Kak Jenson belum pulang?"