"Ayah, apakah ayah juga tidak apa-apa?" tanya Jia sambil mengecek tubuh ayahnya, takut-takut jika ayahnya tertembak atau hal buruk lain.
"Ayah baik-baik saja, Kakak! Mari kita pulang!"
Kim Jae berbohong pada putrinya. Dia tidak baik-baik saja saat ini. Kepalanya masih terasa pusing. Pukulan tadi yang membuat kepala Kim Jae terus berdenyut sakit. Namun, apalah arti itu semua dibanding keselamatan putrinya, batin Kim Jae.
Sebelum pergi, Kim Jae mengambil pistol dari pria yang dia pukul tadi. Sepertinya, dia akan membutuhkannya nanti.
Kim Jae dan Jia berjalan meninggalkan ruangan itu. Menuruni beberapa anak tangga yang menurut Kim Jae lebih tinggi dari sebelumnya. Sesekali, Kim Jae merasakan langkahnya sangat ringan hingga hampir membuatnya kehilangan keseimbangan.
Jia menyadari ada yang aneh pada diri ayahnya. Kini, Jia memapah ayahnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com