"Maju!" tantang Haikal, remaja yang paling sombong melebihi Toni.
Tae Joon merasa tertantang. Dia berlari maju dengan penuh semangat. Meski Haikal terlihat mukanya boros seperti berumur 25 tahunan, sebenarnya dia masih berusia belasan. Tapi, Tae Joon tidak peduli. Bahkan sebelumnya dia tidak peduli dengan nyawa seseorang.
Kepala Tae Joon menubruk perut Haikal dan mendorongnya sekuat tenaga jauh ke depan hingga punggung Haikal membentur pohon mangga besar.
Terlihat Haikal mengaduh punggungnya sakit. Tae Joon tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia kesal pada para pemuda itu yang telah membuat wajah imut Ryushin babak belur. Dia tidak terima muridnya dikeroyok seperti itu.
Tae Joon kemudian beralih ke arah Udin dan Didit yang sudah gemetar ketakutan saat ini. Tae Joon tidak kenal ampun. Dia lansung meninjuk pangkal hidung Didit dan Udin secara bergantian hingga hidung mereka mengeluarkan darah.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com