Gadis yang duduk sambil menyandarkan tubuhnya di pohon pinus itu kemudian meminta Al-fatih untuk duduk di hadapannya. Alfatih yang biasanya enggan menuruti perintah orang lain kini benar-benar tunduk kepada wanita yang ada di depannya tanpa syarat. Ia duduk sambil memandang wajah gadis yang sudah dua kali ini ia lihat.
"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?' tanya sang gadis sambil menggigit bibir bawahnya mencoba mengingat-ingat sesuatu tentang pertemuan mereka yang pertama.
"Di hutan wisata saat engkau gagal menikah." Sahut Al-fatih sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain membuat sang gadis kemudian mencebikkan bibirnya Ia benar-benar tidak merasa pernah bertemu dengan Alfatih sebelumnya dalam kondisi yang membuat dia seperti orang yang yang sangat bodoh.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com