webnovel

Kehadiran Sang Putri

Pagi yang begitu cerah diiringi suara kicauan burung yang begitu merdu membuat hari menjadi semakin indah dan memunculkan vibe positif. Hari ini adalah hari di mana usia Ulrica Peter genap satu bulan.

Ulrica Peter atau yang biasa dipanggil Ulrica adalah putri kerajaan serigala yang pertama. Setelah sekian lama raja William Peter dan ratu Charlotte Peter menantikan buah hati akhirnya kini mereka telah dikaruniai putri yang cantik sebulan yang lalu.

Mata Ulrica berwarna biru seperti ibunya, rambutnya berwarna gold seperti sang ibu juga. Sedangkan bibir dan hidung serta perawakannya mirip dengan sang ayah. Bahkan wajahnya pun mirip dengan sang ayah.

Kerajaan serigala begitu bahagia karena akhirnya mereka memiliki seorang putri yang kelak akan memimpin kerajaan serigala menggantikan orang tuanya jika sudah tua nanti. Dan hari ini raja dan ratu berniat untuk mengajak putri Ulrica jalan-jalan menyapa para rakyat mereka.

Namun saat ini raja, ratu dan putri masih berada di dalam kamar mereka yang begitu luas layaknya lapangan sepak bola. Dengan dekorasi mewah layaknya istana pada umumnya dengan hiasan dinding yang begitu elite sungguh kelas bangsawan yang tinggi.

Di atas ranjang yang berukuran double king size sang ratu tengah menimang sang putri menunggu suaminya yang masih didandani oleh beberapa dayang yang melayaninya. Sementara sang ratu dan Ulrica sudah rapi dan cantik.

Seperti biasa ratu mengenakan gaun era Victoria dengan jubah panjang di bahu. Gaun yang dikenakan oleh ratu kali ini berwarna gold dan bermotif bunga klasik. Rambutnya yang berwarna golden lurus dan panjang sepinggang begitu indah dengan hiasan mahkota silver di kepalanya.

Sementara si Ulrica kecil tampil begitu cantik dengan gaun bayinya yang berwarna senada dengan warna gaun dan model gaun yang juga sama dengan sang Ibunda. Rambutnya yang juga panjang lurus sebahu membuatnya kian imut dengan mahkota di kepalanya.

"Ulrica, anak cantik Ibunda, lihatlah Ayahandamu itu! Dia sungguh sangat lamban! Benar, bukan?" ujar sang ratu mengajak putrinya berbicara sambil menggelitik kecil tubuh Ulrica.

Tentunya sang putri hanya tertawa karena belum bisa berbicara dan memahami apa yang ibundanya katakan. Sementara sang raja yang baru selesai didandani langsung berjalan menghampiri putri dan istrinya yang masih berada di atas ranjang.

"Jangan dengarkan Ibundamu, Ulrica, dia hanya cemburu jika nanti Ayahanda memikat wanita lain di luar istana," jawab sang raja dengan bercanda dengan tawa kecilnya.

Ratu Charlotte yang tadinya duduk kini langsung berdiri dan menggendong sang putri. Ratu sengaja ingin menggendong sang putri dan tak merelakannya di stroller karena ingin hubungan mereka begitu dekat.

Sementara itu sang raja akhirnya telah selesai didandani dengan mengenakan pakaian raja kerajaan Eropa yang berjubah juga. Tak lupa mahkota sebagai identitas dirinya ia kenakan.

Raja yang sudah selesai berdandan lalu mengajak istri dan putrinya jalan-jalan ke luar istana. Seperti biasa ketika tengah jalan-jalan ke luar istana mereka ditemani oleh beberapa prajurit untuk melindungi mereka dari serangan musuh yang tiba-tiba.

Bukan jadi suatu rahasia lagi jika kerajaan serigala dan kerajaan vampir berperang. Ada saja yang dijadikan bahan untuk berperang entah itu melanggar batas ataupun perebutan wilayah.

Namun sudah selama beberapa tahun ini kerajaan vampir tak melakukan apapun dan begitu tenang. Tak ada pergerakan sedikitpun dari mereka. Tentunya hal ini membuat kerajaan serigala merasa tenang, aman dan damai. Mereka juga berharap jika situasinya akan terus seperti ini.

Raja dan ratu beserta Ulrica kini sudah melewati beberapa pemukiman rakyatnya. Kehidupan mereka sungguh seperti kehidupan manusia pada umumnya. Ada yang bekerja, berkebun, berdagang dan semacamnya.

Walaupun mereka adalah klan manusia serigala namun ada di antara mereka yang sudah menjadi vegetarian juga. Jadi mereka tak hanya makan daging saja namun juga bisa memakan sayuran.

Semua rakyat yang bertemu dengan raja dan ratu beserta Ulrica begitu senang karena akhirnya bisa melihat permata kecil mereka yang akhirnya go publik karena ini pertama kalinya raja dan ratu kembali menyapa rakyat setelah mereka memiliki seorang putri.

Banyak yang meminta diberkati oleh putri Ulrica dan berharap jika kerajaan akan selalu jaya di tangan keturunan raja dan ratu Peter. Dan akhirnya setelah dirasa sudah waktunya bagi Ulrica tidur maka mereka pun kembali ke istana untuk beristirahat.

Mereka bertiga senang karena mereka bisa melewatkan waktu di hari yang begitu indah ini bersama satu keluarga kecil mereka. Ditambah Ulrica yang juga ramah dan juga menggemaskan terhadap orang-orang.

"Hari ini adalah hari yang melelahkan sekaligus hari yang menyenangkan. Akhirnya kita bisa jalan-jalan bersama satu keluarga walaupun hanya di dekat sini saja," ungkap ratu mengenai perasaannya.

Raja yang berjalan di samping ratu tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya. Ia tidak menyangka jika hal kecil seperti itu bisa membuatnya begitu bahagia.

"Lain kali aku akan mengajakmu dan Ulrica jalan-jalan ke tempat yang begitu jauh! Bahkan ke ujung dunia pun aku bersedia!" jawab raja lalu berhenti berjalan dan menatap mata sang istri.

Sang istri yang masih menggendong Ulrica ikut berhenti dan menatap mata suaminya. Ratu senang karena raja mau meluangkan waktu untuk mereka dan jalan-jalan bersama.

"Apakah Ayahanda serius? Ayahanda sungguh akan mengajak kita jalan-jalan ke tempat yang jauh?" tanya ratu yang masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

Raja memegang kedua pundak ratu dan menatap mata ratu. Kemudian raja menatap dalam-dalam mata sang ratu untuk meyakinkan dirinya.

"Tentu saja aku serius! Aku sudah terlalu lama sibuk dengan kerajaan dan karena itu juga aku tak kunjung diberi momongan. Namun kini aku sadar setelah memiliki momongan aku juga harus bisa membagi waktuku dengan keluarga juga," jelas raja pada sang ratu.

Ratu terharu mendengar apa yang raja katakan. Hari ini adalah hari yang terbaik bagi ratu karena setelah sekian lama akhirnya raja bisa memanajemen waktunya.

Cup! Kecupan manis mendarat di bibir raja karena saking senangnya sang ratu. Bahkan pipi raja merona karena perbuatan ratu yang disaksikan dayang dan prajurit yang ada di sana.

"Ibunda, kenapa kamu melakukan ini di depan umum? Banyak orang melihatnya," tegur raja yang pipinya merona.

"Malu kenapa? Kita kan suami istri jadi tidak perlu malu! Kalau begitu Ibunda dan Ulrica pamit ke kamar dulu! Ayahanda jangan lupa untuk istirahat!" pamit ratu lalu pergi meninggalkan raja.

Memang hari-hari raja dipenuhi dengan tugas bermacam-macam yang berkaitan dengan kelangsungan hidup orang banyak. Mereka begitu senang dan menganggap hari ini adalah hari yang terbaik. Namun hari terbaik mereka bisa menjadi hari yang terburuk juga untuk mereka.

TBC...