Raffa menyeringai. Sekali lagi, ia hanya ingin diam. Tak ingin banyak berucap untuk menanggapi gadis yang sedang naik darah sekarang ini. Raffa tahu, dengan ekspresi wajah seperti ini dan reaksi yang bisa dibilang amat sangat berlebihan seperti ini, sang kakak pasti sudah benar-benar memutuskan hubungan gelap mereka. Meninggalkan Davina sendiri tanpa ada kepastian seperti ini.
"Apapun yang kotor harus segera dibersihkan." Remaja itu mengimbuhkan. Menutup kalimat dengan tawa kecil yang mengiringi.
Tangannya perlahan mengayun. Ingin melepaskan satu tamparan mendarat tepat di atas pipi tirus remaja muda yang tak ada sopan santunnya sedikitpun itu. Raffa memang adik dari orang yang ia cintai, namun jikalau peringainya bak iblis seperti ini, Davina tak segan-segan untuk melayangkan tamparan padanya.
Sekarang? Di sini? Ya! Bahkan ia bisa mengumpati ya dengan puas sebab kalimat Raffa benar-benar tak bisa ditoleransi lagi.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com