Austin menatap Vano dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia menghela napas pelan kemudian berdecak. "Kurang bersyukur apa sih lo punya pacar kayak Glena?"
"Galena namanya Tin, nama orang jangan diganti-ganti," koreksi Vano.
"Iya lah pokoknya itu. Lo jangan mengalihkan pembicaraan ya." Austin mulai memberi peringatan kepada Vano.
Vano menatap Austin dengan malas, sedang tak berminat berbincang dengan sobatnya yang satu ini. "Terus?"
Melihat raut wajah Vano yang terlihat menyebalkan, Austin menjadi geram sendiri. "Terus tadi lo kenapa nuduh Galena yang enggak-enggak? Gue tau selama kalian pacaran ini pertama kalinya kalian ribut kayak gini," cerocos Austin.
Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Vano menatap Austin tak suka. "Apaan sih lo." Elaknya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com