webnovel

Sebuah Tembakan Menembus Awan!

Éditeur: EndlessFantasy Translation

Dengan disebutnya Shen Zeyan, live stream Zhang Xiaotong kali ini dipenuhi diskusi tentangnya.

Kebanyakan orang berpikir Liu Zilang dan Shen Zeyan tidak dapat dibandingkan. Lagipula, terdapat perbedaan antara pemain profesional dan pemain biasa. Namun, beberapa orang merasa pemain yang ahli bisa jadi ada diantara orang biasa, dan Liu Zilang tidak lantas lebih buruk dibandingkan dengan Shen Zeyan.

Tentunya, perdebatan semacam ini tidak akan cepat berakhir, melihat dari kegaduhan yang mulai muncul di saluran live streaming. Untungnya, Zhang Xiaotong menyempatkan untuk melihat layar chat tepat waktu dan berseru, "sudah jangan berdebat semuanya. Aku rasa dia cukup punya kemampuan. Lihat saja apakah dia akan memberikanku chicken dinner malam ini!"

Awalnya, dia berharap ucapannya dapat meredakan suasana di saluran live stream. Namun, tidak pernah terlintas di pikirannya bahwa ketika dia berkata demikian, suasana live streaming berubah seketika.

"Mendapatkan chicken dinner untuk Xiaotong-chan?"

"Hmm… cuacanya bagus hari ini."

"Aku yakin dia bahkan tidak bisa mencapai standar!"

"Itu benar! Mendapatkan Xiaotong-chan chicken dinner? Bahkan master hebat Shen Zeyan mungkin tidak dapat melakukannya!

"Apa yang kalian bicarakan, jika tentang si master hebat Shen Zeyan, aku rasa dia mungkin… dapat melakukannya?"

"Hahaha."

"..."

Zhang Xiaotong menyempatkan untuk melihat layar chat, lantas dia mengerang.

Selanjutnya, di dalam game.

Setelah membunuh tim pemain biasa-biasa saja di Penjara, Liu Zilang dan Zhang Xiaotong bergegas turun.

Terdapat dua peti, satu untuk masing-masing.

Liu Zilang mengembalikan senapan 98k kepada Zhang Xiaotong dan mengambil M16 yang terisi kurang dari tiga puluh peluru tersisa. Sementara, Zhang Xiaotong dengan riang menjarah Helm Level Dua, begitu juga Ransel Level Dua yang sisa kapasitasnya telah berubah merah.

Melihat lingkaran zona kedua telah dimulai kembali, Liu Zilang, yang memutuskan untuk tidak berdiam disini lebih lama, mendesak Zhang Xiaotong untuk bersegera masuk ke mobil.

Memunculkan peta dan melihatnya, zona aman telah hampir berpindah ke bandara. Dari keseluruhan peta, hanya ujung dari jembatan timur dan barat yang masuk ke lingkaran.

Tidak salah lagi, seseorang pasti akan menghalangi jembatan jika seperti ini keadaanya.

Untuk menyebrangi jembatan dengan hanya membawa peralatan Liu Zilang dan Zhang Xiaotong saja, mereka mungkin tidak akan bisa melewati 'tol' itu.

Namun, tepat saat mereka mengemudikan mobil dari penjara ke desa Mylta didekatnya untuk melakukan pencarian cepat dengan berapapun sisa waktu mereka yang tersisa, suara pesawat terdengar melintas.

Selanjutnya, Zhang Xiaotong, yang sedang duduk di kursi ketiga, mengeluarkan kepalanya dari mobil, mengarahkan senapan 98k nya ke angkasa.

"Eh… Apa yang kau lakukan?" Tanya Liu Zilang.

"Ssst… Lihat aku menembak peti bantuan" Zhang Xiaotong berbisik.

"Apa? Game ini bisa seperti itu?"

Liu Zilang, yang baru saja menyentuh game ini untuk kira-kira setengah hari, seketika merasa tertarik dengan ucapan Zhang Xiaotong.

Dia tahu bahwa peti bantuan membawa beberapa peralatan bagus!

'Daarr!'

Terdengar suara tembakan, Zhang Xiaotong menarik pelatuknya!

Liu Zilang, yang berada di kursi pengemudi di depan, menolehkan kepalanya untuk melihat keatas, terbelalak terkejut, dengan mulut terbuka.

Ketika tembakan dilepaskan pesawat yang menderu diangkasa seketika melemparkan sesuatu dari atas.

'Tidak salah lagi, itu adalah peti bantuan dengan parasut!'

"Hahaha! Kena sasaran! Aku menembak peti bantuan!"

Dari suaranya, Zhang Xiaotong terdengar gembira. Nada suaranya terdengar bersemangat dan senang.

"Wow! Luar biasa!" Liu Zilang menatap peti bantuan yang perlahan mendarat diatas kepalanya dengan ekspresi senang, pujian penuh kekaguman terlontar dari mulutnya.

Di saat yang sama, penonton live streaming juga langsung memenuhi layar dengan komentar.

At the same time, the viewers in the live stream were also spamming the screen with banters.

"66666!"

"Streamer ini luar biasa! Luar biasa!"

"Bukankah ini live stream-nya Xiaotong-chan, 'Satu tembakan menembus awan'?"

"Terlepas dari sudut, waktu, dan laju pesawat dan mobil, akurasi dari tembakan itu sangat tepat!"

"Bagaimana tembakan Xiaotong dibandingkan dengan tembakan guru besar Shen Zeyan?"

"Aku rasa mereka...sama baiknya."

"Mereka seimbang!"

"..."

"Guys, ngomong-ngomong, bisakah 98k menembak jatuh sebuah peti bantuan?"

"Emmmm"

"Ada orang yang terlalu jujur disini. Semuanya, ayo cepat ejek dia!"

"..."

...

Dibawah langit yang tak berbatas, matahari bersinar terang.

Mengemudi sambil ditemani debur ombak dan melihat peti bantuan perlahan turun, tampak seperti melihat mimpi yang menjadi nyata.

Kenyamanan, kebebasan, ketenangan.

Hidup yang indah!

Dor. Dor. Dor

Seketika, rentetan suara tembakan terdengar.

Percikan api menyebar di sisi mobil biru yang dikendarai Liu Zilang dan Zhang Xiaotong. Tubuh Liu Zilang bahkan dipenuhi darah.

'Ciiit ciit ciit!'

Liu Zilang berbelok hingga mendadak berhenti, dan serangkaian decitan ban mobil bergesekan dengan rumput dapat terdengar. 

"Keluar dari mobil!"

Segera setelah mobil berhenti, Liu Zilang berseru kepada Zhang Xiaotong.

"Oh oh!" Zhang Xiaotong mengangguk cepat dan melompat keluar dari mobil.

Mereka melindungi kepala mereka dan berjongkok dibelakang mobil biru, saling memandang sejenak satu sama lain dengan bingung.

"Apa yang terjadi?" Zhang Xiaotong hati-hati bertanya.

"Ehm… Sepertinya aku telah membawa kita ke ujung jembatan." Liu Zilang sedikit terkejut.

"Ah! Kenapa kau mengemudi dengan sembrono!" Zhang Xiatong berseru geram.

"Peti bantuannya disini." Liu Zilang langsung menjawab.

"Eh? Itu… Kalau begitu sepertinya tidak banyak yang bisa kita lakukan." Zhang Xiaotong berkata lemas.

Jelas, dia sangat berkeinginan untuk mendapatkan peti bantuan yang telah dia 'tembak jatuh' sendiri.

Namun, masalah saat ini adalah keduanya sedang terpojok di abalik mobil kecil diseberang lawannya, tidak dapat berkutik.

Lalu, suara tembakan keras memekakkan telinga mereka.

Peti besar berwarna merah dan buru telah jatuh dari parasut di pantai tidak jauh didepan mobil. Kemudian, asap tebal berwarna merah perlahan membumbung ke angkasa.

Melihat peti bantuan itu didepannya, Zhang Xiaotong menggigit bibirnya.

Sesaat kemudian, dia, yang sedang merunduk di balik mobil, seketika bertiarap.

"Apa yang kau lakukan?" Liu Zilang membuka matanya. "Kau tidak berpikir untuk merangkak kesana, kan?"

Zhang Xiaotong tidak menjawab, dia malah perlahan bergeser maju.

'Aman!'

Dia bergeser maju kembali.

'Masih tidak ada tanda-tanda dari lawan!'

'Haha!'

Dia merasa senang sekali. Dia dapat mencapai peti bantuan di pantai dengan merangkak.

Liu Zilang melihat kearah lawan di ujung jembatan. Melihat kembali kearah Zhang Xiaotong, dia kebingungan.

'di kejauhan, tepi laut terlihat seperti pantai berpasir tanpa ada tempat berlindung.'

'lawannya tidak mungkin dapat mengabaikannya.'

'Mungkinkah mereka tidak sedang melihat ke arah sini sekarang?'

Dengan beranggapan seperti itu, Liu Zilang mengambil kesempatan untuk melirik kembali. Saat dia mencoba untuk menyelinap masuk ke mobil, rentetan tembakan yang tidak terduga namun familiar terdengar dari ujung jembatan.

Lalu, peluru menghujani sisi Zhang Xiaotong yang sedang merangkak di pantai, seperti tetesan hujan deras tanpa henti di daun pisang.

Selain membuat sepuluh ribu lubang, dua tembakannya juga mengenai Zhang Xiaotong.

'Oh tidak!'

Zhang Xiaotong berseru dan, seperti kelinci yang ketakutan, dia bangun dan segera berlari!

Zhang Xiaotong exclaimed and, like a frightened rabbit, she got up and immediately ran!

Namun, ketika dia baru saja sampai di balik peti bantuan, dia terkena tembakan dari taktik 'menembak membabi-buta' lawan. Zhang Xiaotong segera lumpuh ke tanah.

Untungnya, dia berada dekat dengan peti bantuan. Dia lalu merangkak cepat dan bersembunyi dibaliknya. Kemudian, dia melihat ke arah Liu Zilang, yang sedang bersembunyi di balik mobil, dengan sepasang mata yang berkaca-kaca.

...