Seusai makan, Naura menceritakan dengan jujur kejadian yang dialaminya sampai dia bisa berada di rumah nenek tersebut. Mendengar cerita gadis itu, muncul rasa iba dalam hati perempuan tua itu. Memang menurut cerita dari orang-orang, banyak manusia vampire yang sering berseliweran di tempat itu. Tetapi mereka tidak akan mengganggu manusia, jika mereka tidak merasa terjebak. Hanya saja kemunculan mereka yang tiba-tiba, sering menimbulkan ketakutan pada anak-anak di desa sekitar tempat tinggal nenek tersebut.
"Istirahatlah dulu disini untuk sementara waktu.., nenek akan melindungimu. Sambil kamu mencari informasi, bagaimana bisa melarikan diri dari tempat ini dengan selamat" nenek dengan baik hatinya meminta Naura untuk tinggal bersama dengannya.
"Baik nek.., terima kasih atas kerelaan nenek untuk menolong Naura." ucap gadis itu dengan mata berkaca-kaca. Kebahagiaan mengalir di wajahnya, ada seorang nenek tua yang tidak pernah bertemu dengannya, dengan baik hati memberinya pertolongan.
"Tidak perlu kamu permasalahkan Naura, kita harus saling menolong dalam keadaan apapun. Binatang saja, jika mereka membutuhkan pertolongan, akan nenek beri bantuan. Apalagi manusia." nenek menanggapi perkataan Naura.
Beberapa saat mereka berbicara, membicarakan banyak hal, tiba-tiba terdengar suara riuh di luar. Binatang peliharaan nenek banyak bersuara..
"Naura.., ikut nenek. Kamu harus bersembunyi untuk sementara waktu.." ucap nenek tadi sambil berjalan ke belakang. Naura tidak mengerti apa yang dimaksud oleh nenek memintanya untuk bersembunyi. Tetapi mengingat jika kali ini, dia sedang dalam pelarian, maka Naura langsung mengikuti nenek ke arah belakang rumah,
Di dapur yang luas, nenek mengambil sebuah anyaman bambu yang sangat besar. Kemudian perempuan tua itu membukanya di depan mata Naura,
"Kamu sementara bersembunyi di tempat ini. Masuklah Naura.., nenek akan menemui tamu yang tidak diundang itu. Jangan bersuara, dan jangan lakukan apapun jika kamu mendengar suara-suara yang mencurigakan." dengan tatapan bingung, Naura melakukan apa yang diperintahkan oleh nenek. Gadis itu langsung berjalan ke depan nenek, kemudian nenek memintanya untuk duduk atau berjongkok. Naura langsung melakukannya, kemudian tanpa berbicara nenek langsung menutupkan anyaman bambu itu ke atas kepala Naura. Jadinya Naura saat ini bersembunyi di dalam anyaman dari bambu. Untuk menghilangkan kecurigaan, nenek menaruh panci di atas anyaman itu, sehingga terkesan tempat yang kumuh.
"Tok.., tok.., tok..., buka pintu!" terdengar teriakan dari depan rumah.
Nenek diam tidak menjawab, perlahan perempuan tua itu melangkah menuju ke arah pintu.
"Tok.., tok.., tok..." kembali ketukan tiga kali terdengar dari arah luar.
"Sebentar, tunggulah! Nenek sedang mencuci piring di dapur." perlahan perempuan tua itu membukakan pintu, dan tiga orang laki-laki langsung merangsek masuk ke dalam rumah tanpa permisi.
"Eits...., apa yang kalian lakukan di rumahku?" teriak nenek seperti ketakutan. Tanpa bicara, ketiga orang itu langsung masuk ke dalam kamar, dapur dan menggeledah tempat itu. Perempuan tua itu pura-pura menatap mereka dengan tatapan kebingungan, dan ketakutan.
Beberapa saat tiga orang itu melakukan penggeledahan di rumah nenek tua itu, tetapi mereka belum menemukan apapun. Merasa tidak menemukan apa yang mereka cari, akhirnya ketiga orang itu kembali mendatangi perempuan tua itu.
"Nek.., apakah kamu melihat ada seorang perempuan muda di sekitar rumahmu?" tanya salah satu dari tiga orang itu.
"Perempuan muda yang mana.., memang ada orang yang masih menganggap perempuan tua ini hidup. Menyapa saja mereka tidak mau, apalagi berkeliaran di sekitar rumahku." dengan pintar, perempuan itu menjawab pertanyaan orang-orang itu.
"Kalau kamu menemukan seorang perempuan dengan usia sekitar 20-an, berwajah cantik, segera hubungi kami. Perempuan itu berbahaya.." orang itu meninggalkan pesan untuk perempuan tua itu.
"Baik.." jawab nenek singkat.
Ketiga laki-laki itu kemudian meninggalkan nenek sendirian tanpa permisi. Setelah beberapa saat, dan sudah dipastikan jika mereka tidak kembali, perempuan itu kembali ke dapur untuk membebaskan Naura.
********
Di kastil Santoz
Sebuah helikopter tanpa ijin mendarat di halaman kastil yang ditempati Santoz. Beberapa pengawal Santoz berlari menghampiri helikopter tersebut. Dengan gagahnya, Alexander yang pada tubuhnya sudah lengkap dengan senjata berjalan keluar dari dalam helikopter. Johan berjalan mengikuti laki-laki itu dan menatap para pengawal dengan tatapan ingin membunuh,
"Mau ketemu dengan siapa Tuan..?" seorang pengawal memberanikan diri bertanya pada kedua laki-laki muda itu.
"Dor,.." sebuah tembakan di kaki pengawal itu digunakan sebagai jawaban atas pertanyaan dari laki-laki itu. Melihat temannya terluka karena tembakan, beberapa pengawal lainnya langsung berlari mengepung Johan dan Alexander. Tanpa berbicara, Johan mengeluarkan senjatanya dan tanpa ampun menembaki orang-orang yang menghalangi langkahnya.
Dari dalam kastil, Santoz mendengar suara tembakan, dan laki-laki itu langsung menghambur keluar. Santoz terkejut melihat kemunculan Johan dan Alexander di depannya. Kabar terakhir yang dia dengar, laki-laki itu sedang berada di luar negeri. Tetapi saat ini, Alexander sedang berdiri di depannya.
"Dimana kekasihku Santoz..., atau aku akan membunuhmu sekarang juga?" dengan berteriak, Alexander bertanya pada laki-laki di depannya itu. Di belakang Alexander, Johan dengan pandangan ke sekeliling melihat pada para pengawal yang sednag berjaga. Melihat teman-teman mereka, sudah tidak berdaya terkena tembakan dua orang itu, mereka tidak berani untuk melakukan tindakan.
Santoz tersenyum smirk, dan laki-laki itu membiarkan Johan dan Alexander masuk ke dalam kastilnya. Seperti orang kesurupan, setiap ruangan disisir oleh kedua orang itu, tetapi mereka tidak menemukan keberadaan Alexa.
"Dimana Alexa Santoz...?" Alexander melompat, dan mencengkeram leher laki-laki itu,
"Gadis itu sudah pergi Tuan Muda Alex..., dia sudah kabur meninggalkan kastil. Orang-orangku sedang menyisir hutan ini untuk menemukannya, tetapi sampai sekarang belum ada kabar dimana keberadaannya,
"Plakk..." tinju yang sangat keras menghantam rahang Santoz. Darah mengalir dari sudut bibir laki-laki itu, tetapi Alexander tidak mengakhiri tindakannya.
"Bukk..., awww..." sebuah pukulan juga disarangkan Johan ke perut Santoz, dan laki-laki itu sampai meringis kesakitan.
"Johan..., hubungi anak buah kita untuk melakukan sweeping di hutan ini. Kita tidak boleh membuang waktu." Alexander langsung membuat pengaturan.
"Aaaww..., hentikan Tuan Muda..., sakit..." tiba-tiba Santoz berteriak kesakitan. Tanpa ampun, ALexander melempar tubuh Santoz sampai membentur dinding ruangan tersebut. Tidak berhenti sampai disitu, dua buah besi runcing dipasakkan pada kedua tangan laki-laki itu. Santoz menjerit kesakitan, tubuhnya menempel di dinding,
Tanpa melihat lagi kepada laki-laki malang itu, Alexander bergegas keluar dari kastil itu. Johan mengikuti di belakangnya, sambil sibuk melakukan panggilan telpon keluar untuk mengkoordinir orang-orang dalam rangka pencarian Naura.
"Johan..., aku akan menggunakan identitas vampire untuk mencari Naura. Kondisikan orang-orangmu!" selesai meninggalkan pesan untuk Johan, Alexander segera melompat dan dengan wujud manusia vampire laki-laki itu mulai melakukan penyisiran, tubuhnya dengan cepat melesat masuk ke dalam kerimbunan hutan.
**********