webnovel

Brutal

Sekali lagi bunda melambai pada mobil yang terus menjauh dari rumah itu. Di sana membawa keluarganya dari Solo untuk kembali ke daerahnya.

Mata Aini semakin berair saat mobil itu sudah tak terlihat.

Jika Tuhan mengizinkan, akan ada waktu di mana mereka bertemu lagi, bercanda, dan tertawa bersama. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan nikmat umur untuk semua orang yang Aini sayangi.

"Huh, rumah sepi." Gumamnya.

"Nanti giliran kita yang ke Solo, Bund." Kata Jeha seraya mengelus lengan sang mertua.

Aini menoleh, ia tersenyum dan menempelkan kepalanya ke kepala Jeha. Dia masih punya Jeha yang akan menjadi temannya membunuh kejenuhan. Apa lagi nanti saat, papa, Revin, dan Ry sudah aktif bekerja.

"Yang, main yuk!" Ry merangkul sang istri membuat pegangan sang istri pada lengan bunda terlepas.

Aini mencibir. "Main terooos!"

"Biar in, katanya Bunda mau cepet dapet cucu. Nanti sekalian, Jeha aku ajak nginep di hotel."

Asem!

Jeha melotot.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com