"Mending sekarang kita makan dulu ya, mumpung makanannya masih hangat. Nanti setelah makan, baru aku curhat" ajak Santi.
Ketiga orang tua nya mengiyakan ucapan Santi, mereka langsung bergegas memulai makan malamnya. Santi sangat senang melihat mereka bertiga, karena mereka adalah semangat baginya.
Setelah selesai makan, mereka berdua berkumpul di ruang tengah untuk menikmati teh hangat dan juga beberapa cemilan buatan Santi. Sang papa mulai membuka suara dengan bertanya alasannya ia pergi dari rumah Rahman secara diam-diam.
"Santi, sebenarnya ada apa? Kenapa kamu pergi diam-diam dari rumah Rahman?" tanya sang papa.
Santi menghela nafas dan mulai menceritakan kejadian yang menimpa dirinya. Sang papa sang shock ketika Rahman menyebutnya sebagai seorang pembunuh.
"Jadi Rahman bilang begitu soal papa?" tanya Pak Damar.
"Iya, pa. Makanya mulai saat itu aku berhenti untuk peduli dengan Mas Rahman, dan kebetulan sekarang Zahra mau merawat Tania"
"Apa? Zahra mau merawat Tania?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com