Santi dan Zahra mencoba melihat dari balik tirai ruangan Tania, Santi meresa terenyuh ketika melihat Diana yang berharap pada Rahman agar tidak di ceraikan. Tanpa sadar air matanya menetes di kedua pipinya, Zahra yang menyadari hal itu langsung memprotes Santi agar tidak menangis.
"Santi, kamu ngapain nangis?" tanya Zahra lirih.
Santi menyeka air matanya. "Aku kasihan lihat Kak Diana nangis begitu, kelihatan kalau Kak Diana sayang banget sama Mas Rahman" gumam Santi.
Zahra menghela nafasnya. "Santi, Santi, ngapain juga kamu ngapain sih nangisin dia? Dia aja jahat sama kamu, lagian bisa ajakan kalau tangisannya Diana itu cuma air mata buaya" gerutu Zahra.
"Zahra, mau air mata buaya atau tidak, aku tetep gak tega"
"Ah yaudah, aku mau cari makan aja. Bosen lama-lama di sini, kamu mau ikut gak?" tanya Zahra.
"Kamu duluan aja, nanti aku nyusul ke kantin"
"Yaudah, aku duluan ya" Zahra segera keluar dari dalam ruangan Tania.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com