Ingatan orang berbaju adat suku minoritas jelas terngiang di benak mereka.
Yang membuat He Yun kecewa, orang yang di sketsa tampak terlalu biasa. Satu-satunya hal yang layak diperhatikan adalah cahaya di matanya.
Cahaya kegelapan tak terbatas yang memicu sesuatu dalam pikirannya, seolah-olah dia pernah melihat orang ini di suatu tempat sebelumnya.
"Ada apa?"
Seniman sketsa menatapnya dengan bingung, berpikir bahwa He Yun tidak puas dengan potret itu. Karena itu, dia bertanya lagi. "Tuan He, gambar ini …."
"Aku pernah melihat gambar ini sebelumnya."
He Yun menatap gambar itu sambil mengerutkan dahi. Mata pria itu akrab, seolah-olah dia pernah bertemu dengan si pria ketika masih muda.
"Anda pernah melihatnya sebelumnya?"
Seniman sketsa menatap He Yun. Apakah ini berarti dia akan mendapatkan penghargaan besar untuk kasus ini kali ini?
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com