webnovel

Rumor Hamil Diluar Nikah

Mendengar ucapan buruk yang keluar dari mulut para siswi tak tahu diri itu membuat Anya kesal. Dia sontak langsung saja melangkahkan kakinya mendekati mereka semua yang masih saja membicarakan Anya tak henti, sambil mengepalkan tangannya dengan wajah yang merah padam Anya akan memberikan pelajaran yang tentunya tak akan dilupakan oleh mereka semua.

"Membicarakan aku? Memangnya diri kalian sudah benar?" cetus Anya dengan tatapan tajamnya.

Sontak semua terkejut dengan kehadiran Anya, mereka saling tatap satu sama lain.

"Ya kami sudah benar, memangnya kamu sudah bertunangan dan pasti sebentar lagi akan menikah dengan Om itu. Lagi pula kenapa ya Om Ando mau sama kamu, dia kan tampan dan baik. Kita semua yakin kalau kamu pasti memberikan tubuhmu atau mungkin menjebaknya," ucap salah satu yang terlihat seperti pemimpin.

Keberaniannya tentu saja Anya akui, telinga Anya yang sudah mendengarkan ucapan mereka semua.

"Jaga bicara kalian semua sebelum menyesal!" cetus Anya dengan wajah datar dan dingin ditambah dengan sorot mata yang tajam membuat mereka semua menelan salivanya.

Anya memang ditakuti banyak orang karena sikapnya yang cuek dan juga pemarah, namun beberapa orang ada juga yang membencinya karena mereka mengatakan kalau Anya selalu tebar pesona oleh para laki-laki disekolah ini.

"Kami tidak takut dengan kamu, jangan karena orang tua kamu merupakan penyumbang terbesar terhadap sekolah ini maka kami akan tunduk. Kita semua tidak akan melakukan itu," ucapnya dengan berani.

Wanita yang berani menantang Anya justru membuat Anya tertawa, dia menatap beberapa orang yang berada di sekeliling wanita itu terlihat lemah dan takut dengan Anya. Mungkin mereka masih bisa dimaafkan, namun wanita itu sepertinya tidak.

"Berisik jalang!" Teriak Anya dengan kencang sehingga membuat semua orang membulatkan matanya, bahkan saat ini Anya telah menjadi pusat perhatian. Semua orang berkumpul untuk melihat keributan yang terjadi, sedangkan guru-guru tentu tidak berani ikut campur sesuatu yang berkaitan dengan Anya.

"Jaga ya mulut kamu!"

"Kenapa, apa aku salah? Kamu memang jalang kan? Kalian semua tahu tidak, wanita ini itu jalang murahan. Ada yang mau bukti?" Teriak Anya kepada semua orang.

Keringat bercucuran pada pelipis wanita itu, bahkan tangannya bergetar.

Anya yang menyaksikan itu tersenyum miring, sebelum dia menunjukkan sesuatu dirinya melangkahkan kakinya mendekati wanita tersebut.

"Ingat jangan main-main denganku, busuknya kamu akan terbongkar di depan semua orang," ucap Anya berbisik sehingga membuat banyak orang penasaran apa yang dibisikkan oleh Anya terhadap wanita tersebut karena wanita itu terlihat ketakutan.

Anya yang membalikkan tubuhnya dan bersiap mengeluarkan ponselnya tiba-tiba saja terkejut ketika wanita itu melempar sebuah batu kecil ke arah Anya. Sontak hal tersebut membuat Anya membalikkan tubuhnya kembali menatap wanita tersebut. Singa yang sedang tidur terbangun oleh seekor tikus bodoh.

"Sudah aku katakan jangan main-main denganku, kalian semua lihat aku akan mengirimkan dan menyebarkan beberapa foto yang tentunya membuat kalian terkejut." Anya yang kini tengah bermain ponsel untuk mengirimkan sesuatu pada situs sekolahnya.

Terlihat dengan jelas wajah terkejut mereka saat melihat foto yang diunggah oleh Anya bahkan beberapa yang dikirimkan oleh Anya membuat banyak orang menggelengkan kepalanya.

"Sekarang kalian lihat siapa yang murah di sini? Aku atau dia, dan mungkin ucapannya tadi untuk diri dia sendiri. Hati-hati kalau kalian berkata," cetus Anya tersenyum miring.

Rasa kesalnya terbalas, Anya pun sontak langsung saja pergi karena baginya itu sudah cukup.

"Aku akan membunuhmu!" Teriaknya dan berlari dengan mengeluarkan sebuah pisau kecil dan membuat semua orang terkejut.

"Anya awas!" Semua orang berteriak memanggil nama Anya agar bisa menghindar.

Anya pun sontak membalikkan tubuhnya melihat apa yang terjadi karena teriakan banyak orang.

Membulatkan matanya ketika melihat seorang wanita berlari dengan membawa sebuah pisau, entah dia sempat menghindar atau tidak, namun sepertinya Anya tidak sempat menghindar dan yang Anya lakukan adalah menutup kedua matanya.

"Aaaaahhhh," sontak semua berteriak dan Anya dapat mendengar itu. Namun jika banyak orang yang berteriak karena terkejut lantas kenapa dirinya tak merasakan sakit sedikit pun? Dengan penasaran Anya mengintip dengan sebelah matanya.

"Siapa dia?" ucapnya ketika melihat seseorang pria yang berdiri di depannya sedangkan Anya hanya dapat melihat tubuh bagian belakangnya saja.

Anya pun membuka kedua matanya.

"Kamu baik-baik saja?" tanya dokter Ando.

Ya, pria itu adalah dokter Ando. Anya menganggukkan kepalanya, dia sontak terdiam ketika melihat pengorbanan Ando untuknya.

"Sudah gila ya kamu," cetus Anya dengan kesal. Hampir saja dirinya tertusuk pisau, untung saja dokter Ando dengan cepat menolongnya dengan menangkap pisau tersebut bahkan sampai telapak tangan Ando terluka dan berdarah.

Wajah panik pada wanita yang baru saja ingin menusuk Anya dan dia berlari pergi.

"Om tua baik-baik saja kan?" tanya Anya kepada Ando.

"Aku sudah menyelamatkan kamu Anya, tapi kamu tetap memanggil aku Om tua," ucapnya kesal.

"Maaf dan terima kasih, tapi aku tidak butuh bantuan kamu," jawab Anya menarik tangan kiri Ando karena tangan kanannya terluka.

Ando pun mengikuti langkah kaki Anya, mereka berdua menjadi pusat perhatian bahkan banyak wanita yang iri dengan hubungan Ando dan Anya.

Mereka berdua berhenti di depan mobil Ando, "Cepat kamu masuk Om tua, eh maksud aku dokter Ando," jawabnya dengan wajah datar.

Anya pun pergi tanpa pamit sehingga membuat Ando tampak bingung. "Kenapa aku jadi ditinggalkan?" ucapnya kesal.

Dan beberapa menit kemudian Anya kembali dengan membawa sekotak obat untuk mengobati Ando.

"Kemana saja kamu aku menunggu lama sejak tadi," ucap Ando yang sangat kesal jika harus menunggu.

"Aku mengambil ini untukmu," jawabnya dengan menunjukkan kotak obat. "Maaf aku menyentuh kami," jawabnya dengan menarik pelan tangan Ando yang terdapat luka.

Anya mengobati telapak tangan Ando yang terluka.

"Argh pelan-pelan!" ucapnya kesakitan karena Anya mengobati dengan kasar.

"Iya bawel kamu Om tua."

"Sekali lagi kamu berbicara seperti itu akan aku.... "

"Aku apa?" tanya Anya dengan memotong perkataan Ando.

"Tidak tahu lah. Eh, tunggu kenapa berantakan sekali?" ucapnya saat melihat perban Anya terlihat tak rapi.

Anya pun terdiam, tatapan kesal terlihat begitu jelas. "Dasar tak tahu diri," jawabnya dengan memalingkan pandangannya ke arah lain.

Ando melanjutkan perjalanannya untuk mengantarkan Anya pulang. Selama perjalanan mereka berdua terdiam. Anya terlihat sangat kesal karena Ando yang berbicara seperti itu, padahal wajar saja perban yang dia lilitkan tidak rapi karena dia bukan seorang dokter.

Anya melirik sejenak Ando, dia yang sudah melakukan wisuda dan tentunya Minggu depan dirinya dan Ando akan menikah. Anya yang terpaksa harus menikah dengan Ando. Dia bahkan tidak tahu bagaimana nasib rumah tangganya nanti.

"Anya soal tadi aku minta maaf, aku tahu kamu memang tak bisa rapi ya karena kamu mungkin belum ahli. Kamu tahu aku seorang dokter jadi wajar ya aku menilai perban yang kamu lilitkan tidak rapi, padahal itu sangat buruk."

Ando yang berucap tanpa henti sambil mengendarai mobilnya namun Anya tak menjawabnya karena sedang melamun dan jika Anya mendengar ucapan Ando pasti akan sangat marah. Sedangkan Ando terlihat bingung melihat Anya yang melamun.