webnovel

Anak Baru

Aku terbangun kaget pada saat alarm hp ku berbunyi dengan nyaring. Ku singkirkan selimut yang menutupi badanku dan bangkit duduk di tepi ranjang. Aku langsung teringat tentang tadi malam kak Tristan menghampiriku ke kamar.

Sebenarnya aku tidak terlalu memikirkan hal itu, namun ada apa dengan kak Tristan?..

Aku turun dari ranjang mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu dan bergegas untuk mandi.

Aku putuskan untuk mandi dengan cepat karena ingin segera bersiap-siap pergi ke sekolah. Karena biasanya aku kalau mandi agak lama, gak agak lama tapi memang lama.

Pagi ini mama dan papa pergi untuk keluar kota dalam waktu yang agak lama alias dalam waktu yang panjang. Di rumah cuma tinggal aku kak Tristan dan bibi aja. Agak sepi memang namun aku sudah terbiasa dengan hal itu. Karena memang sekarang mama dan papa ada project kerjaan keluar kota agar selalu bisa mencukupi kebutuhan setiap hari. Yang sebenarnya pun meskipun tidak berkerja selama dua tahun uang yang di miliki papa tidak akan habis meskipun di hambur-hamburkan sekalian. Maaf bukan sombong, tapi memang iya.

Selesai mandi aku langsung berganti pakaian.

Karena hari ini pelajaran olahraga maka aku langsung berganti dengan kaus merah kesukaan ku, ini bukan seragam olahraga sih aku cuma sering memakainya pada saat olahraga.

Kumasukan seragam biru putih ke dalam tas, untuk berganti nanti di sekolah setelah selesai pelajaran olahraga.

"Woe buruan udah siap belum!" Aku terkejut pada saat suara yang aku tunggu itu tiba-tiba muncul di balik pintu kamarku.

Dengan cepat aku langsung menjawabnya.

"Iya iya kak bentar!" Dengan buru-buru aku langsung mengambil semua barang bawaanku. Karena tidak seperti biasa kak Tristan seperti ini.

"Aduh, lama aku tinggal nih!"

Ku mendengar serap kaki kak Tristan berlari menjauhi depan kamar.

"Ahhh kak Tristan!!!" Aku langsung berlari menyusul kak Tristan karena takut kalau di tinggal. Ku buka pintu dengan paksa dan aku langsung cabut gas dan berlari dengan keras.

Buuuggghhh

Aku terjatuh dengan keras pada saat menabrak sesuatu di depanku.

Ku buka mata perlahan, aku kaget pada saat melihat kak Tristan sudah berada di bawah ku. Dia mengerang kesakitan sambil memegangi kepalanya.

"Aduh-aduh maaf kak, tak Kira in kaka udah ninggalin aku!" Ku ucapkan dengan nada memelas kepadanya.

"Iya, tapi buruan berdiri. Kamu pikir badanmu itu ringan!" Sambil menggerutu kepadaku.

"Eh iya iya" aku bangun perlahan dan memegangi lutut ku yang agak nyeri karena habis jatuh barusan.

"Hei, tolongin napa masak diem aja!"

Aduh salah lagi, ku ulurkan tanganku di hadapannya dan meraihnya.

Ku tarik dengan cepat untuk berdiri.

Aku diam membeku pada saat kak Tristan berdiri pas di hadapanku. Dan wajah kami sangat dekat. Aku hanya diam tidak berani melihatnya.

Nafas hangat kak Tristan terasa dengan sangat jelas di hidungku.

Tak lama setelah itu kak Tristan mengangkat daguku dengan tangan kirinya.

Dia melihat ku kalem, dan aku balas melihatnya pelan.

Tak lama kemudian wajah kak Tristan semakin dekat ke arahku. Deru nafasnya semakin kerasa di wajahku. Kak Tristan menarik pinggangku dengan tangan kanannya hingga tidak ada jarak di antara kami.

Wajah kak Tristan semakin dekat dari sebelumnya, pelukan tangan kanannya yang berada di pinggang ku semakin erat kurasakan.

Takkk

Aku terkejut pada saat kak Tristan menjitak kepalaku.

"Awww" erangku pelan

"Mangkanya kalau mandi jangan kayak cewek, lama banget!" Langsung pergi meninggalkanku menuju ke arah depan.

Ku hela nafas panjang, huftt tak kirain mau di apain. Aduh Vino jangan berpikiran yang aneh-aneh deh.

"Woiii ayo udah jam berapa?" Teriak kak Tristan dari luar rumah.

"Iyaaaa kaka!" Teriakku sambil berlari menuju ke arah teras rumah.

"Tunggu napa kak!" Sambil aku naik motor.

Hari ini selasa aku dan kak Tristan memang tidak sarapan di rumah karna aku yang harus masuk pagi. Jadi kak Tristan yang merelakan sarapannya di rumah. Tapi nyampek sekolah nanti juga sarapan.

Saat motor berjalan aku hanya diam tidak mengucapkan sepatah kata pun. Jarak aku duduk juga jauh darinya.

"Kenapa diem!?" Tanya kak Tristan yang berhasil membuyarkan lamunanku.

"Ah gak papa. Emangnya mau ngomong apa!"

"Hann entahlah" jawabnya singkat.

Di sepanjang perjalanan yang aku pikirkan adalah, kok kak Tristan aneh ya. Gak kayak biasanya.

Biasanya jutek banget, nah hari ini gak tahu kesambet setan apa kok dia berubah kayak gini.

"Cepetan turun!"

"Iye.. sabar napa. Orang baru nyampek juga!" Seruku sambil turun dari motor.

"Jangan telat nanti pulangnya yaaaa!" Pesan sebelum dia cus pergi memarkirkan motornya.

Belum juga aku jawab udah minggat.

Hmmm ya udahlah ya aku langsung bergegas menuju ke kelas.

Saat aku berjalan di lorong kelas, banyak sekali mata tertuju hanya padaku, terlebih kaum hawa yang ya bisa di bilang wajahnya lumayan 'cantik'.

"Hai Vino!" Sapa salah satu geng anak yang aku juga gak tahu namanya siapa.

Aku hanya memberikan senyuman manisku kepada mereka, dan setelah aku berjalan lagi mereka pada sibuk sendiri ngomong gak jelas gitu.

Aku berjalan masuk ke dalam kelas dan duduk di tempat biasa. Aku suka duduk sendirian, karena aku orangnya memang suka menyendiri kalau di sekolah .

"Pagi anak-anak!" Baru juga aku duduk, eh guru bahasa Indonesia tiba.

Tumben banget padahal ini masih pagi banget loh kok udah masuk kelas. Padahal kan harusnya nunggu bel bunyi dulu baru masuk. Toh aku masuk juga ke olahraga habis ini.

"Pagi mom!" Jawab serentak murid kelas.

"Jadi pagi kita kedatangan siswa baru dari Australia!"

Suara gaduh teriakan anak kelas langsung membuat kelas manjadi ramai kayak pasar.

Aku yang sebelumya males mendengarkan mom Tina di depan, eh denger anak baru ini dari Australia aku langsung menoleh dengan cepat dan memperhatikan ke depan.

"Come here Bryant!" Mon Tina memanggil anak yang namanya Bryant itu untuk masuk.

Oh My God... baru aja muka nya kelihatan di ambang pintu semua anak pada teriak-teriak gak jelas.

Anjir aku langsung melongo melihatnya , dia ganteng banget. Udah tinggi, hidung mancung, matanya biru laut, badan tinggi banget, rambut cokelat ikal, terus cool banget lagi. Huuuu keren banget dia.

"Hi guys let me introducing my self. My name is Ausie Bryant Hernandez. I come from Australia and my hobbies is traveling and why I move study in Indonesia, because my Dad and my Mom move here also. So that's it, hope we can a be friends all! Dan iya saya bisa bahasa cuma little!"

Perkenalan pun berlangsung riuh, anak-anak banyak yang mengeluarkan hp nya hanya untuk memfoto bule satu ini dan di upload ke Instagram nya masing-masing.

Aku yang masih kagum dari tadi belum bisa move on dari memandangi seluruh tubuhnya dari kaki sampai kepala.

Anjir, nih bule kenapa ganteng banget dah!

"Okay Bryant your chair is with Vino okay!" Sambil menunjuk ke arah dimana aku duduk.

Sumpah demi apa dia duduk di samping gue, anjir.

Aku langsung salah tingkah sendiri pada saat dia berjalan mendekat ke arahku. Ku rapikan tasku dan rambutku, menggeser kursi agak jauh darinya dan...

"Hai am Bryant!" Sapanya dan mengulurkan tangannya ke arahku.

Ku jabat tangannya perlahan dan

"Vi..Vino" aku langsung melepaskan tanganku pada saat jantungku berdebar begitu cepat. Astaga ada apa ini.

Dia langsung duduk di sebelahku,

Dan aku bisa melihatnya dengan sangat dekat sekarang. Baunya wangi banget, khas nya bule Australian. Untung gue bisa bacot Inggris dikit. Ya setidaknya bisa komunikasi dengannya.

Dia melihatku dan tersenyum, aku langsung memalingkan wajahku karena ketahuan memandangnya dengan lama.

Jadi salting gue.

"Vino can you guide me to walk around at school? may be if you free already?"

(Vino bisakah kamu mengantarkanku jalan-jalan keliling ke area sekolah? Mungkin di saat kamu sudah kosong)

Aku menelan ludah dengan serat.

Ehemm.. dia memintaku menemaninya...

"Yes ofcourse!" Sambil ku berikan senyuman ala manis gue padanya.

.

.

.

Chapitre suivant