webnovel

Hold You Tight

Auteur: Sekarani
Urbain
Actuel · 17.8K Affichage
  • 10 Shc
    Contenu
  • 5.0
    13 audimat
  • N/A
    SOUTIEN
Synopsis

Agha baru saja diangkat menjadi pemimpin redaksi di sebuah perusahaan penerbitan ternama saat kekasihnya, Elvina, mengajukan surat pengunduran diri. Elvina memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai editor fiksi. Cepat atau lambat, dia memang berencana melakukannya karena akan menikah dengan Agha dalam waktu dekat. Berdasarkan peraturan perusahaan, jika ada sepasang karyawan yang menikah, salah satunya memang harus mundur. Elvina tidak merasa terpaksa mengundurkan diri karena dia punya mimpi lain yang ingin dikejar, yakni menjadi penulis profesional. Agha pikir, hubungannya dengan Elvina akan menjadi semakin menyenangkan setelah sang kekasih mengundurkan diri. Dia bisa lebih leluasa menunjukkan perhatian dan kasih sayang karena tak ada lagi yang perlu disembunyikan. Namun, Agha mulai cemas saat perusahaan tiba-tiba memiliki CEO baru. Pria bernama Gara itu terang-terangan memperlihatkan bahwa dia tertarik kepada Elvina. “Saya bisa membuat Elvina menjadi penulis terkenal, sekaligus merebut kembali hatinya.” “Silakan membantu kariernya, tapi Anda tidak akan bisa merebut hati Elvina. Ingat, Anda hanya mantan kekasihnya. Sekarang, dia milik saya.” Ya, menjelang pernikahannya dengan Elvina, Agha tak menyangka bakal merasa terancam dengan kehadiran Gara, mantan kekasih calon istrinya. Akankah Elvina benar-benar kembali ke pelukan Gara?

Étiquettes
3 étiquettes
Chapter 1Farewell Gift

Agha mengenal benar perempuan yang duduk di depannya sekarang. Empat tahun belakangan, mereka bekerja di perusahaan penerbitan yang sama. Sejak itu, ada banyak drama yang telah mereka hadapi untuk menerbitkan puluhan buku dan semuanya menjadi bukti betapa Elvina adalah perempuan terkuat di tim editor.

Namun, ada apa dengan Elvina pagi ini? Terasa sangat aneh ketika dia tiba-tiba menyerahkan surat pengunduran diri.

"Jadi, perusahaan mana yang sudah merekrut kamu?" tanya Agha.

Jujur saja, orang seperti Elvina tentu mudah mendapatkan pekerjaan di perusahaan lain. Agha mungkin perlu membuat penawaran khusus untuk mempertahankan salah satu editor terbaiknya, kan? Naik gaji, misalnya?

"Tidak ada. Saya hanya merasa sangat lelah dan berencana tidak bekerja selama 3-4 bulan ke depan," Elvina terlihat sangat yakin dengan jawabannya.

"Kamu bisa cuti beberapa hari jika kelelahan. Kamu tahu saya pasti akan mengizinkannya."

Elvina tersenyum. Tentu saja tidak sulit mendapatkan izin cuti, apalagi dari bos barunya ini.

Begitulah. Ini adalah hari pertama Agha bertugas sebagai pemimpin redaksi. Elvina memilih waktu yang sangat sempurna untuk mengundurkan diri, kan? Setidaknya menurut dia, bukan Agha.

"Saya tahu, beberapa bulan terakhir memang sangat berat. Kamu bekerja menyiapkan buku-buku orang lain sambil menulis novelmu sendiri. Istirahatlah beberapa hari. Kenapa tiba-tiba mengundurkan diri begini?" Agha mencoba memahami situasi Elvina.

"Pak Agha tahu cuti saja tidak akan cukup. Sebenarnya, orang tua saya berharap saya menikah tahun ini. Orang tua pasangan saya bahkan berencana melakukan lamaran akhir pekan ini. Jika memang demikian, artinya cepat atau lambat harus ada yang mengalah, kan?"

Agha tampak terkejut mendengar penjelasan Elvina. Menikah tahun ini? Lamaran di akhir pekan? Harus ada yang mengalah?

Elvina kembali tersenyum melihat reaksi pria 30 tahun yang hari ini terlihat cukup berbeda dengan kemeja merah marun pilihannya. Iya, pilihan Elvina.

"Perusahaan ini masih memegang aturan kuno itu, Sayang. Mereka bilang, jika ada sepasang karyawan yang menikah, salah satunya harus mundur," ujar Elvina.

Agha seketika menghela napas. Suasana di ruangan itu menjadi lebih cair dan santai. Dia tahu jika dirinya harus bersikap profesional di kantor. Namun, panggilan sayang dari Elvina barusan membuatnya seolah melihat lampu hijau.

Dua tahun lebih menjalin hubungan asmara, Agha dan Elvina memang sengaja menyembunyikannya dari orang-orang kantor. Selama ini, semua orang dipaksa percaya bahwa mereka hanyalah sahabat dekat. Walaupun banyak orang curiga karena keduanya kerap terlihat bersama di luar kantor, baik Agha maupun Elvina selalu menyangkal.

Agha juga selalu menahan dirinya untuk tidak bersikap berlebihan setiap kali melihat Elvina begitu ramah kepada semua orang, termasuk saat seorang anak magang terang-terangan mengaku tertarik dengan Elvina dan mengajaknya pergi makan malam sepulang kerja.

Apakah jatuh cinta pada perempuan yang lebih tua sedang jadi tren baru? Sebab, Elvina bukan hanya pernah mendapatkan pengakuan cinta dari satu anak magang, melainkan empat orang. Itu belum dengan beberapa penulis pria yang menunjukkan sikap serupa. Luar biasa, kan? Pesona Elvina memang berbahaya.

Pasangan ini juga tidak pernah menggunakan panggilan sayang saat di kantor. Tidak pernah sekalipun, setidaknya sampai hari ini.

"Sayang, semalam kita makan malam bareng dan kamu nggak ngomong apapun soal resign, lho."

Tidak ada suasana formal kali ini. Agha tak lagi bersikap sebagai pemimpin redaksi. Sekarang dia sepenuhnya kekasih Elvina.

"Lagian kalau memang mau keluar, kamu bisa ngelakuin itu setelah kita resmi menikah. Nggak usah buru-buru. Aku nggak melarang kamu terus bekerja, kan? Setidaknya kamu bisa cari pekerjaan baru dulu sebelum resign dari sini."

Elvina tertawa ringan. Agha terlihat imut jika sudah mulai merajuk.

"Aku pun nggak berencana jadi ibu rumah tangga sepenuhnya. Tadi aku udah bilang, kan? Aku mau libur 3-4 bulan, terus baru kerja lagi. Bukan sebagai editor lagi tapi penulis," kata Elvina dengan entengnya.

"Aku tahu menjadi penulis tidak akan membuatku cepat kaya. Cuma, kenapa tidak? Calon suamiku baru saja naik jabatan dan kafe yang kita rintis bareng tiga bulan lalu lumayan cepet perkembangannya. Itulah kenapa setelah kita ketemu semalam aku berpikir, 'Ah, sepertinya nggak masalah kalau aku jadi pengangguran'. Iya, kan?"

Agha masih tidak mengerti dengan keputusan kekasihnya yang dia anggap terlalu impulsif. Tidak biasanya Elvina berpikir sesederhana itu.

Sambil mengangkat amplop putih berisi surat pengunduran diri Elvina, Agha berkata, "Paling tidak, ajukan surat ini 2-3 hari atau malah sekalian pekan depan. Ini hari pertamaku, Sayang."

"Justru aku merasa harus segera bikin permohonan resign supaya nggak dikasih proyek baru sama kamu. Aku mau antologi cerpen yang sekarang lagi naik cetak jadi tugas terakhirku di sini."

Agha tidak ingin berdebat lagi. Dia kemudian terlihat mengambil sesuatu dari dalam tas yang dia letakkan di laci meja kerja. Memandangi kotak beludru berwarna merah itu selama beberapa detik, lalu menaruhnya begitu saja di atas meja, tepat di hadapan Elvina.

Elvina jelas kebingungan. Kelakuan Agha terkesan tidak asing baginya, terasa seperti adegan dalam salah satu novel yang dia edit beberapa bulan lalu.

"Apa ini?" tanya perempuan yang lebih muda empat tahun dari kekasihnya itu.

Sambil tersenyum dengan begitu hangat, Agha menjawab, "Karena diserahkan pada hari kamu mengajukan surat pengunduran diri, mari kita sebut ini sebagai farewell gift."

"Hah?" Elvina masih tidak paham.

Elvina pun mengambil kotak tersebut dan membukanya saat itu juga. Ternyata firasatnya benar. Isinya adalah sepasang cincin.

Eh, tunggu! Apakah Agha sedang melamarnya? Kenapa juga harus di kantor?

Merasa gemas melihat ekspresi kekasihnya, Agha akhirnya beranjak dari kursinya, berjalan mendekati Elvina, lalu mengambil kembali kotak cincin yang dipegang sang pacar.

Agha mengambil cincin yang berukuran lebih kecil, kemudian memasangnya di jari manis Elvina sembari berlutut.

"Bukumu terbit bulan depan, kan? Dua minggu setelahnya, kita nikah, yuk!"

Wajah Elvina tersipu. Dia biasanya tidak suka membaca adegan seperti ini dalam setiap novel yang pernah jadi tanggung jawabnya. Setelah mengalaminya sendiri, mengapa ini terasa sangat manis dan membuatnya berdebar-debar?

Cekrek!

"Ups, sorry...," tiba-tiba suara seseorang menginterupsi momen romantis tersebut.

Agha segera berdiri kembali dan melihat siapa yang berani masuk ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Rupanya dia adalah Amanda, ilustrator termuda sekaligus biang gosip kantor. Entah apakah terlalu larut dalam dunia mereka berdua atau bagaimana, tadi Agha dan Elvina benar-benar tidak sadar ketika Amanda membuka pintu, bahkan sampai sempat mengambil foto saat Agha berlutut di hadapan Elvina.

"Maaf, Pak. Tadinya saya mau kasih lihat rancangan ilustrasi untuk sampul novel yang terbit bulan depan. Tapi saya kayaknya.... Maaf, Pak. Permisi...."

Amanda buru-buru keluar ruangan tanpa menutup kembali pintunya. Namun, apa yang terjadi setelahnya sungguh membuat Agha dan Elvina malu.

"PENGUMUMAN PENTING! MBAK ELVINA MAU KAWIN SAMA BOS BARU KITA! AKU ADA FOTO LAMARANNYA! SIAPA MAU LIHAT?!"

Teriakan Amanda seketika membuat kehebohan di seluruh kantor. Orang-orang dengan cepat berkerumun karena penasaran dengan foto yang dipamerkan Amanda.

"Haruskah anak itu aku pecat?" Agha terdengar marah saat mengatakannya.

Elvina malah tertawa. "Kita ketahuan, nih. Untung aku udah resign, ya. Hahaha...."

Agha tersenyum memandang kekasihnya. Benar yang dikatakan Elvina. Tak ada lagi yang perlu mereka rahasiakan di kantor.

"Ya, udah. Yuk, bulan depan kita nikah!" kata Elvina kemudian. Dia lalu mengecup pipi Agha sebagai ungkapan sayang yang langsung dibalas sang kekasih dengan sebuah pelukan hangat.

Sialnya, tanda keduanya sadari, lagi-lagi ada karyawan yang menjadi saksi kemesraan Agha dan Elvina.

"WOY, MAS AGHA SAMA MBAK ELVINA SEKARANG BERANI MESRA-MESRAAN DI KANTOR!"

Agha lupa. Orang-orang di kantornya memang ajaib luar biasa. Setelah ini, bisa dipastikan hubungannya dengan Elvina akan jadi perbincangan panas selama berminggu-minggu ke depan.

Walau begitu, pada akhirnya Agha hanya bisa tertawa bersama Elvina. Mereka malu tapi sebenarnya momen ini juga terasa sangat lucu.

Oh, iya. Ada satu hal yang disyukuri Agha. Seharusnya, sekarang tidak akan ada lagi orang yang berani menggoda perempuan kesayangannya setelah tahu bahwa Elvina adalah calon istri pemimpin redaksi mereka, kan?

Terima kasih, Amanda!

Vous aimerez aussi

Serangan Balasan Ibu Tiri: Membesarkan Anak di Era yang Telah Berlalu

[Isteri Lembut VS Pria Tangguh, Memanjakan Istri + Kedua Berbudi + Kehidupan Sehari-hari Mengasuh Anak] Pembawa acara livestream makanan Shen Mingzhu tertransmigrasi menjadi ibu tiri jahat dari novel masa lampau, menjadi tokoh yang kontras dengan Shen Baolan dari desa tersebut. Shen Baolan baik dan berbudi, memperlakukan anak tirinya seperti anak kandungnya sendiri, sementara tokoh asli itu kejam dan bengis, selalu memukuli atau memarahi anak tirinya. Shen Baolan menikmati masa tuanya yang indah berkat anak tirinya yang menjanjikan, sementara tokoh aslinya terbakar hidup-hidup oleh anak tirinya yang terpilu dan jahat. Untuk mengubah hasil tragis tersebut, Shen Mingzhu menggulung lengan bajunya, siap untuk mengurutkan semuanya dengan benar. —— Shen Baolan memiliki mimpi. Pria yang akan dia nikahi akan meninggal setengah tahun kemudian, meninggalkannya menjadi janda tanpa apa-apa, terikat untuk menjalani hidup penuh kesengsaraan. Sementara itu, Shen Mingzhu, karena menikah dengan pria yang tepat, menjadi wanita kaya yang diidamkan. Keduanya dari desa yang sama, keduanya menjadi ibu tiri bagi seseorang, mengapa Shen Mingzhu harus hidup lebih baik darinya? Dia akan menikah dengan pria yang Shen Mingzhu nikahi, dan menjalani kehidupan baik Shen Mingzhu! —— Lima tahun berlalu. Shen Mingzhu telah menjadi mahasiswa, suami Shen Mingzhu tidak meninggal tapi malah menjadi bos besar, dan anak tirinya Shen Mingzhu menjadi anak ajaib. Shen Baolan, yang mendambakan kesuksesan suaminya, masih menunggu dengan pahit hari di mana suaminya akan meningkat menjadi hebat.

Seven Queens · Urbain
Pas assez d’évaluations
587 Chs

Setelah Perceraian, Mantan Miliarder Menemukan Aku Hamil

Leonica bertanya dengan tatapan tajam kepada suaminya yang menjijikkan dan selingkuhannya, 'Gabriel Bryce, bagaimana bisa kau begitu tidak tahu malu?' Ini adalah rumah yang dihadiahkan oleh nenekku, namun kau berani membawa wanita lain ke sini? Bukankah kau takut kalau nenek akan kecewa dengan perbuatanmu...?' Kata-katanya terhenti ketika Gabriel yang marah mengayunkan tangannya ke udara, menampar pipi kirinya dengan penuh kekuatan. Leonica memegang pipi yang berdenyut, matanya lebar dan berlinang air mata saat dia menatap suaminya yang menatapnya dengan pandangan garang. 'Berani sekali kau menyebut nenekku. Kau tidak berhak untuk itu!' dia meludah, mengambil langkah maju dan menusukkan jarinya yang sakit ke pundaknya, membuatnya mundur beberapa langkah. 'Ingat ini baik-baik, Leonica Romero, kalau bukan karena keinginan nenekku yang telah tiada, aku lebih memilih mati daripada berhubungan dengan seseorang sepertimu.' *~*~* *~*~* Leonica Romero selalu menyimpan perasaan pada Gabriel Bryce, CEO of Bryce Empire dan tiran bisnis Norwegia. Beruntung, atas permintaan nenek Gabriel yang sakit, keluarga yang merupakan teman lama, Leonica mendapat kesempatan untuk menikahi orang yang dicintainya. Merasa senang, dia meninggalkan posisi dan pekerjaan impiannya di rumah tangga Romero dan menjadi istri rumah tangga yang sederhana untuk Gabriel. Namun, tiga tahun kemudian, pada hari pemakaman nenek Gabriel, Leonica terkejut saat dia menuntut perceraian, karena mantan kekasihnya Angelina Fernandez tiba-tiba kembali, menyatakan cinta abadinya kepadanya. Namun itu bukan satu-satunya kejutan yang diterima Leonica hari itu. Beberapa jam setelah Gabriel menyatakan keinginan untuk bercerai, Leonica terbangun di rumah sakit dengan berita mengejutkan. Dia hamil dua bulan. Dan Gabriel sama sekali tidak tahu tentang hal itu!

Khira · Urbain
Pas assez d’évaluations
227 Chs

Istri Jenius si Miliarder

Dunia Scarlett runtuh ketika dia dicampur obat dan dipaksa menikah dengan janda kaya yang sangat tua, yang memiliki lima anak. Mencoba melarikan diri dari masalah yang nampaknya tidak bisa dihindari, dia menerima tawaran pernikahan kontrak selama satu tahun untuk pria misterius tersebut. Dia berjanji ini akan mengeluarkan dia dari masalah pernikahan yang ditentang dengan paksa. Dia menerima tawaran tersebut. Jika semuanya lancar, dia akan menjadi wanita bebas dan mandiri dalam satu tahun ... Namun, banyak hal yang mengambil giliran yang tak terduga. Pernikahan kontrak membuat kehidupan Scarlett terasa seperti dia sedang menaiki rollercoaster. Campuran kegembiraan dan antusiasme, diteror neraka, dan surganya yang bahagia. Bersiaplah untuk cerita yang menawan yang akan membuat Anda terpikat dari awal hingga akhir, mengurai rahasia enigmatik dari kehidupan Scarlett. ******* Hanya orang gila yang akan menerima tawarannya. Dan sekarang ini, dia tidak termasuk dalam kategori itu. Pikirannya masih waras. "Tolong jangan salah paham. Saya hanya mencoba membantu diri saya sendiri. Dan pada saat yang sama membantu Anda." Scarlett semakin bingung. "Saya tahu masalah saya rumit. Tapi, aku rasa menikah dengan pria yang baru saja kukenal, tanpa cinta, terasa aneh..." katanya. "Ini bukan pernikahan sungguhan, tetapi pernikahan kontrak yang bisa Anda atur untuk keuntungan Anda. Dan juga milikku." Scarlett mendengarkan dengan diam; di dalam hatinya, dia terkejut dan agak bingung. Xander menyilang lengan di atas dada sambil menatap mata Scarlett. Dia melanjutkan, "Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya akan membantu Anda, dan pada saat yang sama, Anda akan membantu saya. Saya tidak perlu menjelaskan apa masalah saya. Tapi, saya menjamin Anda, jika Anda setuju untuk melakukan pernikahan kontrak dengan saya, maka masalah Anda akan terpecahkan. Jadi, apa pendapatmu!?" Scarlett tidak terburu-buru untuk bicara. Dia perlahan mengangkat kepala dan berkata, "Jadi saya bisa memasukkan klausul apa pun yang saya inginkan dalam kontrak?" Pria itu mengangguk, berkata, "Selama itu tidak menyakitiku." Dia menawarkan jabat tangan kepada Xander, "Oke. Kau dapat mengatasi!"

PurpleLight · Urbain
4.7
540 Chs

audimat

  • Tarif global
  • Qualité de l’écriture
  • Mise à jour de la stabilité
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte mondial
Critiques
Aimé
Nouveau
Lisma_Ardianti
Lisma_ArdiantiLv1

SOUTIEN