webnovel

Greentea Latte

VOL 3. {Greentea Latte Destiny (21+)} = Bab 215 Badboy dingin yang memiliki penyesalan besar kini telah menjelma menjadi pria tampan dan mapan di usianya yang tergolong muda, yaitu 22 tahun. Di usia tersebut, dia telah menyelesaikan S1 di Oxford dan menjadi CEO dari perusahaan Fedrick Company, perusahaan yang bergerak di bidang kuliner paling besar se-Asia Tenggara. Sayangnya, di usia yang tergolong cukup muda itu, dia sudah menjadi duda sehingga dia mati rasa terhadap wanita. Afka menjalani hidupnya dengan monoton, tanpa cinta dan kasih sayang. Hanya ada kebencian yang besar dalam hatinya kepada seseorang. Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang sangat mirip dengan mantan istrinya. Sialnya, Afka mengenal dengan baik gadis itu. VOL 1,2. {Greentea Latte (18+)} = Bab 1-214 Afka Fedrick, seorang badboy tampan ala novel yang memiliki sifat yang dingin. Dia memiliki penyesalan terbesar dalam hidupnya. Penyesalan yang berhasil membuat hidup cinta pertamanya hancur berantakan. Ghirel Sananta, seorang gadis yang tertatih selama hidupnya. Tak ada kebahagiaan dalam kamus Ghirel sampai Afka hadir dalam hidupnya. Sayangnya, kebahagiaan itu hanya sesaat. Afka kembali menurunkan hujan padanya. Hujan badai yang membuatnya hancur berkeping-keping. Afka adalah penyebab kehancurannya. Afka adalah sosok yang bertanggung jawab atas rasa sakitnya. bagaimana kelanjutan kisah cinta sepahit Greentea yang terjalin diantara lembutnya Latte tersebut? by Depaaac_

Depaaac_ · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
369 Chs

Pukulan Dari Afka

"Jie, lo gak apa-apa?" Lily terlihat khawatir saat melihat Ghirel tersungkur di atas tanah. Siska tak kalah panik dari Lily, gadis itu segera membantu Ghirel untuk berdiri.

"Gue kaget anjir lo ngomong gitu!" Ghirel tidak merasakan sakit di kakinya yang sudah berdarah, dia lebih merasa takut di hatinya saat mendengar ucapan Siska.

"Obatin dulu aja Jie," Lily memapah Ghirel menuju tempat kesehatan.

Ghirel berkali-kali mengatakan baik-baik saja. Ini bukan hal yang besar untuknya. Dulu saat bekerja di Cafe, Ghirel sering terjatuh karena harus berjalan cepat kesana-kemari. Dia juga sering terjatuh saat harus berlari mengejar angkot di pagi hari agar tidak terlambat sekolah.

"Ambilin betadine!" Seru Siska. Lily segera menuruti Siska dan mengambil betadine di dekat sana.

"Enggak, gue gak apa-apa."

"Diem Jie! Lo berdarah!" Sentak Siska dan Lily bersamaan.

"Caranya gak gitu—"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com