webnovel

Greentea Latte

VOL 3. {Greentea Latte Destiny (21+)} = Bab 215 Badboy dingin yang memiliki penyesalan besar kini telah menjelma menjadi pria tampan dan mapan di usianya yang tergolong muda, yaitu 22 tahun. Di usia tersebut, dia telah menyelesaikan S1 di Oxford dan menjadi CEO dari perusahaan Fedrick Company, perusahaan yang bergerak di bidang kuliner paling besar se-Asia Tenggara. Sayangnya, di usia yang tergolong cukup muda itu, dia sudah menjadi duda sehingga dia mati rasa terhadap wanita. Afka menjalani hidupnya dengan monoton, tanpa cinta dan kasih sayang. Hanya ada kebencian yang besar dalam hatinya kepada seseorang. Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang sangat mirip dengan mantan istrinya. Sialnya, Afka mengenal dengan baik gadis itu. VOL 1,2. {Greentea Latte (18+)} = Bab 1-214 Afka Fedrick, seorang badboy tampan ala novel yang memiliki sifat yang dingin. Dia memiliki penyesalan terbesar dalam hidupnya. Penyesalan yang berhasil membuat hidup cinta pertamanya hancur berantakan. Ghirel Sananta, seorang gadis yang tertatih selama hidupnya. Tak ada kebahagiaan dalam kamus Ghirel sampai Afka hadir dalam hidupnya. Sayangnya, kebahagiaan itu hanya sesaat. Afka kembali menurunkan hujan padanya. Hujan badai yang membuatnya hancur berkeping-keping. Afka adalah penyebab kehancurannya. Afka adalah sosok yang bertanggung jawab atas rasa sakitnya. bagaimana kelanjutan kisah cinta sepahit Greentea yang terjalin diantara lembutnya Latte tersebut? by Depaaac_

Depaaac_ · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
369 Chs

Kedatangan Yang Tak Terduga

Sudah satu jam semenjak keberangkatan Afka. Ghirel masih mematung di dalam kamarnya, memperhatikan sebuah foto yang dia temukan di ruang kerja Afka. Itu adalah sebuah foto di mana Richard terkapar tidak berdaya. Sangat jelas bahwa Richard di bunuh, bukannya kecelakaan.

"Bunda?" Suara Arion yang merengek membuyarkan lamunan Ghirel mengenai teka-teki ini. Dia meletakkan fotonya di atas nakas, kemudian segera memeluk Arion dan menepuk pantatnya agar putranya bisa kembali tidur.

Hari sudah malam. Jam digital sudah menunjukkan angka 9. Ghirel seharusnya menyiapkan makan malamnya mengingat dia terlalu sibuk dengan Afka sampai melupakan makan malam. Tetapi, gadis itu malah meringkuk di atas ranjangnya yang dingin dengan pikirannya yang berkelit penuh tanda tanya.

"Afka tidak mungkin melakukannya 'kan? Dia bukan pembunuh." Lirih Ghirel.

Suara ketukan pintu membuat gadis itu terkesiap. Dia duduk di atas ranjang, meletakkan guling di samping Arion kemudian membuka pintu kamar.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com