webnovel

Greentea Latte

VOL 3. {Greentea Latte Destiny (21+)} = Bab 215 Badboy dingin yang memiliki penyesalan besar kini telah menjelma menjadi pria tampan dan mapan di usianya yang tergolong muda, yaitu 22 tahun. Di usia tersebut, dia telah menyelesaikan S1 di Oxford dan menjadi CEO dari perusahaan Fedrick Company, perusahaan yang bergerak di bidang kuliner paling besar se-Asia Tenggara. Sayangnya, di usia yang tergolong cukup muda itu, dia sudah menjadi duda sehingga dia mati rasa terhadap wanita. Afka menjalani hidupnya dengan monoton, tanpa cinta dan kasih sayang. Hanya ada kebencian yang besar dalam hatinya kepada seseorang. Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang sangat mirip dengan mantan istrinya. Sialnya, Afka mengenal dengan baik gadis itu. VOL 1,2. {Greentea Latte (18+)} = Bab 1-214 Afka Fedrick, seorang badboy tampan ala novel yang memiliki sifat yang dingin. Dia memiliki penyesalan terbesar dalam hidupnya. Penyesalan yang berhasil membuat hidup cinta pertamanya hancur berantakan. Ghirel Sananta, seorang gadis yang tertatih selama hidupnya. Tak ada kebahagiaan dalam kamus Ghirel sampai Afka hadir dalam hidupnya. Sayangnya, kebahagiaan itu hanya sesaat. Afka kembali menurunkan hujan padanya. Hujan badai yang membuatnya hancur berkeping-keping. Afka adalah penyebab kehancurannya. Afka adalah sosok yang bertanggung jawab atas rasa sakitnya. bagaimana kelanjutan kisah cinta sepahit Greentea yang terjalin diantara lembutnya Latte tersebut? by Depaaac_

Depaaac_ · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
369 Chs

CCTV

Ghirel bisa melihat Lily yang sedang berlari kecil ke arahnya. Keduanya baru selesai lari sore di taman kota yang cukup ramai. Ghirel tidak sekuat Lily apalagi Siska saat berlari. Dia selalu selesai terlebih dahulu dibandingkan keduanya. Seperti sekarang, Ghirel sudah menunggu sekitar lima menit sampai akhirnya Lily datang menghampiri.

"Hosh hosh hosh!... gue capek." Nafas Lily terdengar memburu, berdetak cepat seperti umumnya orang habisa berlari. Ghirel tertawa kecil, kemudian membantu Lily untuk meluruskan kakinya.

"Siska?" Tanya Ghirel setelah meminum air putih. Lily berusaha mengontrol nafasnya terlebih dahulu.

"Gila dia, kita udah ngos-ngosan Siska malah belum keringetan." Lily menggeleng tak percaya melihat Siska yang masih asik mengitari taman kota. Temannya itu mengenakan training pendek berwarna hitam dan kaos senada. Gadis itu juga tak melupakan earpods yang selalu dia bawa kemanapun.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com