Kaos hitam membalut tubuhnya yang terlihat lebih kurus. Kedua tangannya masuk kedalam kantong celana training yang dikenakan. Pemuda itu berjalan di lobi gedung apartemen miliknya. Dia baru saja menjenguk Clara dan Stefy. Tatapannya sedingin salju, menusuk hingga ke relung hati.
Perempuan di sekitarnya heboh, membicarakan pemuda dengan marga Fedrick yang melekat dibelakang namanya. Afka tidak peduli dengan banyaknya gadis yang sudah terpesona, bahkan ada yang tak sengaja menabrak dinding karena lalai dengan langkahnya.
"Selamat siang Tuan Muda Fedrick, saya ingin melaporkan bahwa setidaknya ada enam orang yang memasuki apartemen anda." Lapor seorang petugas resepsionis.
Kening Afka berkerut, "enam orang?" Tanya Afka memastikan.
Petugas itu menganggukkan kepalanya sebelum menjawab, "mereka datang bersama Nona Ghirel. Sesuai perintah anda, saya harus memberikan akses kepada Nona Ghirel kapanpun."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com