Rico menyentuh tangan Davina perlahan dan menggenggamnya.
"Kenapa?" sahut Rico.
"Sepertinya kita akan kesulitan buat nikah," ucap Davina dengan nada putus asa.
"Apa!" Seketika Rico mengerem mobilnya hingga kepala Davina terbentur karena saking mendadaknya.
"Aw!" pekik Davina.
"Vin, kamu enggak apa-apa? Aduh, maaf. Maafin gue." Rico terlihat panik melihat kepala kekasihnya membentur bagian dashboard.
"Sakit," rengek Davina.
"Maaf ... "
****
Akhirnya Rico mengajak Davina untuk duduk di restoran makanan siap saji untuk berbicara berdua.
"Masih sakit?" tanya Rico sambil sesekali melihat ke arah kening Davina. Ia menyentuhnya perlahan mencoba memastikan kepala Davina baik-baik saja.
"Masih sakit," ucap Davina dengan wajah cemberut.
"Makanya jangan bikin kaget orang lagi nyetir. Untung Cuma lecet dikit. Gue enggak kebayang kalau ada apa-apa sama loe," ucap Rico dengan raut wajahnya yang khawatir.
"Kepalaku sakit! Jangan diomelin!"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com