webnovel

Gejolak Cinta Wanita Simpanan

Auteur: Winda_Gemini
Urbain
Actuel · 23.6K Affichage
  • 28 Shc
    Contenu
  • 5.0
    15 audimat
  • NO.200+
    SOUTIEN
Synopsis

GEJOLAK CINTA WANITA SIMPANAN Gendis Arumi Bagaskara yang haus akan kasih sayang dari seorang laki-laki. Dengan latar belakang keluarga broken home ia tumbuh menjadi pribadi yang kuat namun tetap ada kelemahan yang tersimpan di dalam dirinya. Menikah dengan di landasi perjodohan hingga melahirkan seorang putra tetapi dia tidak menemukan cinta dari suaminya sampai akhirnya sang suami meninggal dunia. Sepeninggalan Adtya kini ia hidup membesarkan anak semata wayangnya. Selama hidup menjadi janda tekanan batin semakin terasa, untunglah dia memiliki sahabat yang senantiasa menemani di kala suka dan duka. Seiring berjalan nya waktu dia mulai menemukan cinta yang selama ini di impikan, seorang pria tampan dengan hati yang lembut juga penuh perhatian. Namun sayangnya pria itu sudah memiliki istri sehingga ia harus merelakan hidupnya terperangkap menjadi simpanan dari seorang pengusaha. Kehidupannya menjadi simpanan tidaklah mudah, gejolak batin yang ia rasakan semakin hebat ketika dia ingin memiliki cinta dan tubuh pria itu seutuhnya. Sesak yang amat berat terasa didada setiap kali keinginan itu muncul dalam benaknya, keinginan yang begitu menyiksa karena sudah pasti ada hati yang tersakiti. *** Rayyan Danuja Wijaksana, seorang CEO dari perusahaan ternama yang bergerak dibidang property. Ia memiliki seorang istri, namun setelah sepuluh tahun menikah mereka tetap tidak dikaruniai anak. Takdir mempertemukan Rayyan dengan seorang wanita yang tanpa diduga dapat mengubah hati dan perasaannya. Ia menyukai wanita itu. Rayyan tahu bahwasannya perasaan yang dimilikinya ini adalah perasaan terlarang, namun ia memiih mengabaikannya dan tetap menyukai wanita itu. Sehingga ia memilih untuk membuat wanita tersebut menjadi simpanannya. Akankah Gendis bahagia dengan cintanya? Atau ia malah akan menyesalinya!

Chapter 1PUSARA ADITYA BHANU BAGASKARA

Seorang wanita berumur 32 tahun tertunduk lesu di atas pusara yang bertuliskan nama seorang pria Aditya Bhanu Bagaskara. Dengan pandangan yang kosong matanya tetap tertuju pada tulisan nama yang ada di nisan pusara itu.

"Ndis ayo kita pulang." Terdengar suara seoarang wanita memanggilnya dan membuatnya tersentak dari lamunan panjangnya,ternyata wanita itu tidak lain adalah sahabatnya sendiri yaitu Ayesha.

"Oo ..., ya Esha maaf, tapi aku masih ingin disini sebentar lagi," Gendis menjawab ajakan Ayesha.

Mendengar jawaban sahabatnya itu Ayesha tidak bisa berbuat apa-apa selain berdiri menatap sahabatnya yang terlihat begitu sedih karena baru saja ditinggal pergi Sang suami untuk selamanya ,dan tanpa di sadari air matanya pun jatuh melihat kehampaan sahabatnya itu.

Semua orang merasa terkejut atas kepergian Aditya yang begitu mendadak ini, karena laki-laki berparas tampan itu terlihat sangat sehat tanpa ada kabar sakit apapun yang dialaminya.

Terakhir mereka bertemu saat dia berkunjung kerumah sahabatnya itu, saat itu Aditya suami Gendis sedang bersiap untuk berangkat pergi keperluan bisnis.

Dia emang tampak selalu sangat sibuk dengan pekerjaan nya apalagi jabatannya sebagai CEO di perusahaan Bgroup salah satu perusahaan besar yang ada di Surabaya.

Sehingga membuat dia memang memegang tanggung jawab penuh atas kemajuan perusahaan yang dibangun oleh ayahnya itu.

Melihat Gendis yang masih terduduk lesu di atas pusara, seorang lelaki tua langsung bangun dari tempat duduknya dan datang menghampiri Gendis yang posisinya tidak jauh dari dia berada,

"Ayo nak kita kembali kerumah, kamu harus ikhlas dan kamu harus kuat demi Nehan."

Gendis pun menatap mata Nehan anaknya yang sudah dari tadi menatapnya dengan sedih, benar kata Ayah mertuanya, ia harus kuat demi putranya.

"Iya Pa" jawab Gendis.

Suaranya terdengar lirih sembari menahan tangis di depan anaknya, mereka pun berjalan meninggalkan pusara suaminya itu dan pulang kerumah.

Setibanya dirumah dia pun langsung bertemu rekan bisnis dan rekan kerja suaminya yang sudah sedari tadi menunggunya pulang dari tempat pemakaman,

"kami turut berduka cita atas berpulangnya bapak Aditya bu,semoga ibu dan keluarga bisa tabah dan kuat menghadapi cobaan ini," kata salah seorang rekan.

"Iya,terimakasih sudah menyempatkan waktu di tengah kesibukannya untuk dapat datang kemari menghibur kami sekeluarga," jawab Gendis dengan lembut.

Disisi lain terlihat Ayesha sedang berbicara dengan seseorang melalui ponsel nya,

"hallo sayang, sepertinya aku akan menemani Gendis malam ini dan akan pulang besok apakah boleh?" tanya Ayesha meminta izin pada suaminya.

"Tidak masalah yang penting kamu hati-hati disana, titip salam buat Gendis dan Nehan, juga sampaikan maafku karena tidak bisa hadir disana," jawab Manggala yang tidak bisa hadir di hari pemakaman temannya ini karena dia masih berada di Jakarta dalam perjalanan bisnis.

"Terimaksih sayang, aku sampaikan nanti salam dari kamu, kamu jadi pulang besok?"tanya Ayesha kembali .

"Insha Allah setelah pekerjaanku selesai, besok aku akan pulang ke Surabaya," kata Manggala.

"Baiklah kalau begitu sampai jumpa besok dirumah, sudah dulu aku tutup telpon nya kamu juga hati-hati disana Assalamu'alaikum."

Setelah Manggala membalas salamnya Ayesha kemudian mengakhiri panggilannya, dia mengedarkan pandangan untuk mencari keberadaan sahabatnya tapi tidak menemukannya, di ruang tamu yang ada hanyalah pak Cahyo Purnomo Bagaskara dan Nehan yang sedang menemani para tamu yang sedari tadi datang silih berganti.

"Mbok kamu ada lihat Nyonya Muda?"

Tanya Ayesha pada salah satu asisten rumah tangganya Gendis.

"Tadi saya lihat Nyonya Muda ke atas Non Esha" jawabnya sopan. Wajah wanita paruh baya ini pun tampak sembab karena menangis sedari Aditya di nyatakan meninggal.

Dia adalah sosok yang melihat tumbuh kembang Tuan Mudanya itu. Rasa sayangnya pada Aditya sama besarnya seperti dia menyayangi putranya sendiri.

Rumah Gendis memiliki 2 lantai, kamar Gendis memang terletak di lantai dua. Dengan langkah yang sedikit cepat dia berjalan menaiki anak tangga menuju kamar sahabatnya itu yang berada di lantai atas.

"Ndis…, Ndis…, Ndis," terdengar suara Ayesha memanggil nama Gendis dan sesekali terdengar suara ketukan pintu dari depan kamarnya.

Sudah 5 menit dia berdiri di depan pintu kamar sahabatnya itu tetapi pintu belum juga di buka oleh sipemilik kamar bahkan suara sahabatnya itupun tidak terdengar membalas panggilannya.

"Ndis…, Ndis.., apakah kamu ada di dalam?" Tanya Ayesha dengan sedikit berteriak.

Ayesha semakin bingung dan resah karena dia tidak juga mendapatkan jawaban dari dalam kamar sahabatnya, seolah kamar itu hening dan tak berpenghuni.

Dengan perasaan yang semakin cemas dia mencoba memegang handle pintu kamar sahabatnya yang ternyata pintu kamar itu tidak terkunci.

"Ndis.., maaf aku masuk tanpa pamit pada…," belum selesai ucapannya dia sudah melihat sahabatnya duduk sendiri dan terpaku seperti patung di depan jendela kamarnya

Ia me;angkah masuk kedalam kamar juga tidak disadari oleh Gendis.

"Ndis, malam ini aku akan tidur disini menemanimu dan Nehan" kata Ayesha.

Namun Gendis tidak memberikan reaksi apapun, dia tetap tenggelam pada pikirannya.

'Tuhan mengapa begitu sesak dada ini, kenapa aku merasakan hampa setelah dia pergi' batin Gendis. Tidak terasa air matanya kembali jatuh berlinang di wajahnya yang halus dan lembut.

Melihat sahabatnya menangis tanpa merespon perkataannya Ayesha tahu bahwa Gendis tidak mendengarkan apa yang tadi dia katakan.

Ayesha langsung memegang tangan sahabatnya itu yang dari tadi terpangku diatas paha berbalut dress hitam, yang mungkin akan di pakainya selama masa berduka.

"Sudah berapa lama kamu ada disini ?"

Tanya Gendis kepada Ayesha yang tersadar dari lamunanya setelah Ayesha menyentuh tangannya.

Lalu Gendis kembali menarik tangannya untuk menyeka air mata yang membasahi pipinya.

Ayesa menarik nafas yang dalam mendengar pertanyaan sahabatnya itu,

"sudah sejak 30 menit yang lalu Ndis," jawab Ayesha.

"Maaf aku tidak menyadari kehadiranmu, Esha," kata Gendis.

"Tidak masalah Ndis, jika ada beban dihatimu jangan di simpan seorang diri." Jelas Ayesa sambil menatap kedua mata sahabatnya yang sudah sembab karena menangis.

Gendis menggelengkan kepalanya sebagai tanda dia tidak memiliki beban apapun.

"Aku hanya bingung," Kata Gendis.

"Ndis, aku mengerti atas kebingunganmu namun, untuk saat ini kamu harus terlihat tegar di depan Nehan anakmu." Ayesha menarik kursi agar dia bisa duduk di samping sahabatnya itu.

Kursi yang biasa digunakan Gendis untuk duduk di depan cermin ketika dia akan menghiasi wajahnya yang cantik itulah yang di gunakan Ayesha.

"Apa kamu bisa melihat Nehan larut dalam kesedihannya? Jika kamu seperti ini Nehan juga pasti lebih hancur Ndis!". Jelas Ayesha yang berusaha memberikan pandangannya kepada Gendis.

Dan Gendis membalasnya dengan tatapan yang seolah menceritakan seluruh isi hatinya saat ini,sehingga tanpa mereka sadari pipi mereka berdua sudah di basahi oleh air mata.

Kedua sahabat ini menangis tanpa suara di dalam ruangan yang sunyi hanya tatapan mata mereka yang bertemu satu sama lain.

Vous aimerez aussi

MANJA OLEH TIGA SAUDARAKU: KEMBALINYA SANG PUTRI YANG TERLUPAKAN

Penny memiliki tiga saudara laki-laki: satu adalah CEO miliarder, yang kedua adalah letnan militer termuda, dan yang terakhir adalah aktor yang sukses. Ketiga pria sukses ini hanya memiliki satu kesamaan: menggertak Penny, adik perempuan yang menjadi incaran mereka. Adik perempuan yang mereka tidak pernah inginkan, dan yang mengaku sebagai saudara kandung mereka, sementara adik perempuan yang selama ini mereka hargai ternyata palsu. Setelah menjalani kehidupan yang penuh penindasan di rumah bibinya, beberapa orang yang berpengaruh datang kepada Penny dengan berita tentang asal-usul kandungnya yang sebenarnya. Dia mengira ia akhirnya terbebas dari cengkeraman bibinya, tanpa menyadari bahwa yang menunggunya justru lebih buruk. Pada usia 13 tahun, Penny hanya menginginkan satu hal: agar saudara-saudaranya mencintainya dan memperlakukannya seperti keluarga, sama seperti mereka mencintai adik perempuan palsu mereka. Dia bekerja dan belajar sepuluh kali lebih keras dari siapapun agar diterima oleh mereka. Dalam keputusasaannya, dia secara bodoh terjebak dalam perangkap yang telah diatur oleh seseorang yang berbahaya, tanpa mengetahui tindakannya itu akan menyebabkan kejatuhan saudara-saudaranya dan dia berakhir di penjara dengan hukuman mati. Pada hari eksekusinya, Penny hanya memiliki satu pikiran: Jika dia bisa kembali ke masa lalu, saudara-saudaranya bisa memanjakan adik perempuan palsu mereka sepuasnya! Dia tidak ingin ada hubungan lagi dengan mereka! Dan yang mengejutkan, Penny menemukan dirinya kembali ke hari itu semua dimulai: hari dia lahir. Seperti yang dia janjikan, kali ini, dia tidak akan bodoh mencoba mendapatkan cinta dan kasih sayang saudara-saudaranya. Lupakan keluarga! Dia akan menghasilkan banyak uang, hidup mewah, dan membentuk keluarga sendiri! Tapi tunggu, mengapa sekarang ketika dia tidak ingin ada hubungan dengan saudara-saudaranya, mereka malah terus mengusik urusannya? Bukankah mereka seharusnya memanjakan adik perempuan palsu itu? Mengapa mereka tidak membiarkannya sendiri?! Dan bagaimana mungkin dia menikah di kehidupan ini? Untuk mempersulit keadaan, suami yang tidak pernah dia miliki di kehidupan pertamanya tiba-tiba berinisiatif menjadi ayah dari anak-anaknya?!

BAJJ · Urbain
Pas assez d’évaluations
605 Chs

Istri Galak yang Provokatif: Atasanku adalah Seorang Pemarah yang Penuh Kasih Sayang

Setelah serangkaian peristiwa yang mengubah kehidupannya, Pei Ge memutuskan untuk memulai kehidupannya yang baru dan menemukan kembali posisinya di dunia ini. Dia mendapatkan pekerjaan baru, teman-teman baru dan … atasan baru yang semula dia salah duga sebagai seorang pria penghibur! Atasannya membantu Pei Ge membalas dendam terhadap teman yang mengkhianatinya, mendukungnya ketika dunia pun sepertinya sudah menyerah terhadapnya, mendorongnya untuk menjadi lebih yakin akan dirinya sendiri dan bahkan … mengacaukan kencan butanya. Dengan kemampuan kerjanya yang kuat dan sikapnya yang bersemangat, dia berhasil meraih prestasi tingkat atas di perusahaan tempat dia bekerja (di bawah skema licik seorang CEO) dan bahkan mendapatkan seorang gadis penggemar yang tidak sabar untuk menjadi saudara iparnya. Saat Pei Ge menjalani naik turunnya politik kantor, drama keluarga, menemukan pasangan yang tepat, dan harapan masyarakat, dia menyadari bahwa segala sesuatunya tidak sesederhana kelihatannya dan semua yang ia yakini sedang diuji …. Kesalahpahaman Besar: “Kamu brengsek! Mengapa tidak menggunakan pengaman?! Aku hamil!” “… Dia bukan anakku.” “Brengsek! Kamu benar-benar berani tidak mengakuinya?! Aku berikan semua pengalaman pertamaku padamu! Kamu bajingan!” … Di dokter kandungan, dia membaca laporan laboratorium kehamilannya dan terpana: Haid tidak teratur. Pria itu mengangkat alis dan menyeringai, “Bukankah kamu membuat keributan dengan mengatakan telah mengandung anakku? Di mana anak itu ?! ” "..." Siapa yang takut pada siapa? Mari bertaruh!

Song Xixi · Urbain
4.9
1966 Chs

Istriku yang Sangat Galak Tercinta

"Buku baru 'Dimarahi sebagai Bintang Kematian, Semua Orang Besar di Ibu Kota Berlomba-lomba Memanjakanku' sekarang tersedia!" Dikenal juga dengan "Era Kebangkitan: Menjadi Kaya dengan Sistem Check-In." [Protagonis wanita berkekuatan fisik luar biasa vs protagonis pria yang dendam, sinis, dan elegan] Setelah terjadi ledakan laboratorium, Lin Tang kembali ke era miskin itu dan terikat dengan sistem check-in. Sebelum dia sempat mengklaim paket hadiah pemula, tunangannya yang penuh percaya diri, datang untuk membatalkan pertunangan mereka. Alasannya, dia akan mendapatkan pekerjaan tetap. Lin Tang menatap pria biasa yang penuh keyakinan itu, membuka bibir merahnya sedikit dan berkata, "...putuskan saja!" Kurang dari sebulan kemudian, tunangan lamanya dipecat karena suatu alasan. Lin Tang berjalan-jalan di kabupaten dan menjadi pejabat eksekutif di Stasiun Penyiaran di Pabrik Tekstil. OS internal mantan tunangan: Apakah sudah terlambat untuk rujuk sekarang? - Waktu itu keras! Walaupun dimanja tiga kakak laki-lakinya dan orang tuanya, segala sesuatu dari makanan hingga kain bahkan sabun memerlukan kupon... Bahkan hidup hemat tidak bisa meredakan kondisi menyedihkan itu. Melihat bubur hitam dalam mangkuk, Lin Tang terdiam, “......” Untungnya, dia memiliki sistem! Butuh sesuatu? Cukup check-in untuk mendapatkannya. - Bertahun-tahun kemudian. Seorang pria tampan memandang istrinya yang lembut dengan kulit putih, berhasil menahan ekspresi seriusnya saat berkata, “Saya dengar kamu bisa melumpuhkan babi hutan hanya dengan dua pukulan?” Mata Lin Tang berkilauan, jari-jarinya dengan lembut memberi tekanan, dan Stoples Enamel di tangannya berubah bentuk. Dia menjawab dengan serius, “Omong kosong! Jangan percaya rumor-rumor itu. Kita orang beradab dan tidak bisa sebiadab itu!”

a visitor from South Flight · Urbain
Pas assez d’évaluations
605 Chs

audimat

  • Tarif global
  • Qualité de l’écriture
  • Mise à jour de la stabilité
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte mondial
Critiques
Aimé
Nouveau

SOUTIEN