CARA CUAN DI SITUS GALABET388
Sorakan dari beberapa penonton yang menyambut dan memberikan semangat saat kata "SilverFang" digaungkan diatas panggung,berjalan juga dua sosok orang yang tak asing, sosok yang sangat cantik berambut silver nan panjang tergerai layaknya seorang putri ditengah kegelapan dan juga sosok lelaki dengan senyuman yang lebar menampakan taring yang tajam seolah ingin mencabik-cabik lawan dengan senyuman lebarnya Pintu mobil tertutup,raungan mesin mulai bergejolak, hanya dalam beberapa saat hitungan mundur diluncurkan 3... 2... 1... GO!!!!! debu yang pekat itu beterbangan dan hanya menyisakan suara gaungan mesin yang sudah maju jauh di depan sana...
Berkisah tentang percintaan masa SMA yang di pertemukan dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Mengubah sedikit demi sedikit rasa kecewa yang dimiliki oleh Masaki seorang wakil ketua tim basket, kepada Yuki seorang mantan atlet basket yang kini memutuskan menjadi anggota klub memasak di sekolahnya. Awalnya Masaki sangat mengagumi Yuki karena sudah menjadi seorang atlet basket sejak SMP, namun rasa kagum Masaki perlahan sirnah saat mendengar Yuki berkata secara langsung di depan para wartawan setelah selesai memenangkan pertandingan terakhirnya di tingkat SMP, jika pemuda itu memilih untuk pensiun sebagai atlet basket. Akan kah rasa kecewa Masaki pada Yuki benar-benar hilang sepenuhnya?
Gunung Maruyung terletak di perbatasan cilacap dan Brebes. Ada banyak sekali misteri yang belum terpecahkan sampai saat ini namun ada seorang wanita yang mempunyai keberanian entah dari mana dia mencoba masuk ke dalam gunung tersebut. di tengah perjalanan dia tersesat dan bertemu dengan seorang kakek, akan kah bisa keluar dari gunung tersebut atau sama seperti para pendaki gunung yang lain nya.
/Di larang post. Buku ini tidak terkontrak oleh platform manapun./ "Wah, apa yang telah terjadi? Bola berhasil di hentikan. Siapakah dia?" Salah satu komentar berbicara. Suasana berubah ramai. "Berhasil. Kita harus dapat mencetak angka." Teriakan keras dari kapten tim Teiko. Setter kemudian memberikan umpan cepat kepada Ace mereka. Dua middle blocker lawan mencoba untuk menghadang. Tetapi sayang sekali mereka terlambat saat melompat. Bola akhirnya berhasil jatuh ke bawah daerah lawan. "Dia adalah Shuichi Takao. Libero dari tim voli putra sekolah Teiko." Teman komentarnya kemudian menjawab. "Sungguh hebat bisa menghentikan servis mematikan milik Heiji. Ace dari tim voli putra sekolah Teitan." Komentator di pertandingan voli memberikan pujian kepada Takao. Pertandingan berakhir. Skor 2-1. Tim voli putra dari sekolah Teiko berhasil mempertahankan juara pertama untuk ke lima belas kalinya. Satu minggu setelah turnamen winter cup. Para pemain mendapatkan gelar dengan posisi mereka. Shuichi Takao mendapatkan gelar sebagai Libero terbaik di Jepang tingkat SMP. Musim telah berganti. Shuichi Takao berdiri di depan bangunan sekolah. Setelah lulus dari SMP, Teiko kemudian melanjutkan sekolahnya. "Ini dia." Takao kemudian berjalan masuk. SMA Howaitoiguru. Sekolah itu yang akan menjadi tempat belajarnya di SMA. Setelah meninggalkan kelas kemudian Takao melangkahkan kakinya menuju gedung olahraga voli. Saat tiba di sana, betapa terkejutnya Takao melihat gedung olahraga voli putra yang kotor dan tidak terurus. Tetapi berbeda dengan yang berada di samping. Ruangan tim voli putri terlihat bersih bahkan lantai papannya mengkilap. "Selamat siang." Takao menyapa murid putri yang sedang berlatih dan melambaikan tangannya. "Siapa kamu?" Seorang gadis yang berambut pendek serta wajah yang menakutkan bertanya dan menghampiri Takao. Dia berjalan dengan membawa bola voli. "Aku adalah murid kelas satu yang ingin menjadi anggota tim voli." "Kamu ingin menjadi anggota tim voli di sekolah ini?" "Benar. Apakah kalian tahu di mana para anggota lainnya?" Takao menganggukkan kepala perlahan. Semua gadis yang berada di sana kemudian tertawa. Takao tidak mengerti kenapa mereka mentertawakan pertanyaannya. Seorang guru yang melihatnya kemudian mendekati Takao. "Sekolah kita tidak memiliki anggota tim voli putra. Selain murid kelas tiga lolos dan tidak ada lagi yang menjadi anggota voli putra. Bahkan anggaran untuk tim voli putra akan dialihkan untuk tim voli putri." Takao sangat terkejut setelah mendengarnya. Dia tidak menyangka kalau tim voli putra sekolah Howaitoiguru akan di bubarkan. Seorang guru menatap Takao. Dia sudah mengetahui dan mendengar mengenai Takao saat masih SMP. Firasatnya mengatakan kalau tim voli putra akan mengalami kejayaan kembali. "Tolong jangan ambil uangku." Anak itu memohon agar uangnya di kembalikan. Tetapi mereka tidak mengembalikan tapi justru tertawa. Takao kemudian berjalan menghampiri mereka. "Apa yang sedang kalian lakukan?" "Siapa kamu? Jangan ikut campur dengan urusanku." "Hei tunggu. Bukankah kamu yang duduk di belakangku?" Seorang dari mereka mengatakannya. Takao kemudian teringat saat pertama kali duduk di bangkunya. Dia melihat ada beberapa orang yang berwajah menakutkan duduk di depan, belakang, sisi kanan, dan kiri. "Kamu?" Takao menunjukkan pemuda itu dengan jari telunjuknya. "Akhirnya kamu sudah ingat. Jangan ikut campur dengan urusan kami kalau tidak ingin badanmu menjadi terluka." Pemuda itu mengancam. Sebuah senyuman menghiasi wajah Takao. Dia kemudian mengambil handphonenya yang tersimpan sebuah video perbuatan sekelompok teman kelasnya. Seperti sudah menemukan berita yang baik. Takao menyukai voli. Dia akan melakukan apapun asal bisa bermain voli kembali. Anggota tim voli putra yang terdiri dari anak nakal paling di takuti seluruh siswa. Bukankah ini akan menjadi tantangan tersendiri.
Arya Rakash, anak yang lemah dan tidak punya dedikasi pada hidupnya pada suatu masa dia menemukan sebuah bola dibawah pohon yang sedang bersemi. Walau ia tahu, pohon itu buatan, tapi bola itu hampir menutupi bentuk aslinya. Dia mengambilnya dan dia menemukan orang yang sedang menunggu bola itu. Dari sinilah dia perlahan berubah, hingga hal lain terjadi padanya.
"Rahasia (n.) Sesuatu yang tersembunyi/diketahui di antara dua orang Apakah kamu punya rahasia ...? Aku punya satu. 'Pran' dan aku telah menjadi rival sejauh yang kami ingat. Kebencian itu terbentuk sudah sejak lama, dari generasi orang tua kami dan diturunkan kepada kami berdua seperti pusaka keuarga. Agak lucu sebenarnya, karena kami tidak terlalu jauh dari satu sama lain. Rumah kami dekat dan kami bersekolah di sekolah yang sama. Kami bahkan masuk ke universitas yang sama, hanya berbeda fakultas. Kupikir kami akan berhenti saling melempar tinju, tapi kedua fakultas kami ternyata juga bermusuhan. Ini adalah oposisi yang sama. Kami dan geng kami bertarung sampai mati setiap kali kami berpapasan. Siapa sangka di balik dendam yang diperlihatkan di depan umum…Ada sesuatu yang tersembunyi di balik layar? Apa yang terjadi antara Pran dan aku, kami tidak pernah bermaksud untuk itu terjadi. Dan kami harus menyembunyikannya dengan hidup kami. Karena aku takut jika rahasia itu tidak lagi menjadi rahasia, maka akan ada yang hilang…”
Ini adalah kisah tentang mengejar kemenangan. Dalam sepakbola profesional, kemenangan adalah yang utama. Tanpa kemenangan, kau hanyalah pecundang. Tang En adalah pemuda Cina dengan temperamen buruk yang tak pernah bermimpi akan menjadi Tony Twain, seorang manajer tim sepakbola profesional, Nottingham Forest. Dengan hanya berbekal pengalaman bermain game sepakbola, dia mulai memimpin timnya menuju kemenangan. Perjalanan menuju kemenangan itu sama sekali tidak mudah. Pertandingan keras antar klub, pemain yang cedera, penggunaan taktik yang sesuai, hingga keputusan-keputusan yang diambil saat situasi genting turut mewarnai perjuangan menjadi juara liga. Tidak hanya itu, Tang En pun diuji untuk mengatasi semua insiden yang terjadi dalam kehidupan pribadinya. Dimulai dari teguran FA, penghargaan manajer terbaik, hingga beragam pekerjaan sampingan dan skandal pribadinya. Dengan semua peristiwa itu, bisakah Tang En mewujudkan mimpinya untuk mencapai kemenangan bersama timnya?