"Jadi siapa, Lik?" tanya Andra sekali lagi sambil terus saja menghunuskan tatapan penuh intimidasi pada lelaki bermanik mata gelap segelap obsidian yang ada di hadapannya bersekatkan meja kerja itu.
"Entahlah, apakah Manda atau Akbar," jawab Malik dengan helaan napas yang sangat berat. Dan tentu saja dengan dua nama yang terlontar dari kedua bibir ranumnya sudah lebih dari cukup untuk membuat Andra merasa ambigu dengan ini semua.
"Akbar? Manda? Kok itu?" tanya Andra yang masih saja merasakan kesulitan untuk menelaah ini semua dengan sangat baik.
"Memangnya kamu berharap aib siapa yang pantas untuk kita review kali ini?!" Andra hanya diam, dia pun tak tahu jawaban seperti apa yang harus dia lontarkan sebagai jawaban yang tepat.
"Tapi apa pun itu kita tetap harus memakai asas praduga tak bersalah atas segala kemungkinan yang ada di hadapan kita saat ini." Kening kepemilikan dari Andra lantas saja mengernyit saat mendengar apa yang baru saja Malik katakan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com