Entah sudah berapa kali Lydia menghela napas. Entah berapa lama juga dia berdiri di depan gedung kantornya. Pikirannya yang kusut menjadi penyumbang hal-hal yang dia lakukan di luar kebiasaan.
“Lydia?”
Yang empunya nama berbalik. Dia bisa melihat Kiara turun dari ojek online dan berlari ke arahnya.
“Ngapain berdiri di sini?”
“Melamun,” jawab Lydia jujur.
“Apa sih yang dilamunkan?” tanya Kiara penasaran, sambil menggandeng mantan teman sedivisinya itu.
“Mamaku masuk rumah sakit karena kecelakaan,” jawabnya terpaksa mengikuti langkah Kiara.
“Eh, kok bisa?”
Lydia menjelaskan kronologisnya sesuai yang dia dengar dari polisi. Dia juga mengatakan alasannya melamun karena memikirkan biaya operasi yang mahal.
Tidak ada yang bisa dikatakan Kiara, selain berusaha menghibur rekan kerjanya itu. Dia juga tidak bisa melakukan apa-apa jika sudah menyangkut uang puluhan, apalagi ratusan juta. Dan Lydia jelas memaklumi hal itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com