"Ana?" gumam Irza dan Laskar dengan kompaknya. Lalu membawa kedua manik matanya ke arah Jeri, bukan hal yang sulit untuk keduanya mengerti tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.
Raut wajah Jeri yang tadi sangat ceria lantas berubah dengan sangat drastis. Muram? Mungkin itulah kata yang paling tepat untuk menggambarkan raut wajah Jeri saat ini.
"Pagi Ana!" sapa Deon dengan senyum yang dia sunggingkan begitu lebarnya.
Ana menarik paksa kedua sudut bibirnya untuk merespons apa yang dikatakan oleh Deon tadi.
Ana lalu membawa titik atensinya ke arah Jeri, cowok dengan segala kedinginan yang dia miliki, tapi di saat yang hampir bersamaan pula Jeri menatap Ana dengan tatapan yang nyalang tajam.
Ana harus berjuang sekuat yang dia bisa untuk terlihat baik-baik saja di hadapan Jeri saat ini. "Ini," kata Ana dengan menutup kedua manik matanya, dia tak memiliki keberanian yang cukup besar untuk sekedar mempertemukan pandangannya dan juga pandangan Jeri.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com