webnovel

Penghujung Rindu

Rindu yang sudah terpendam begitu lama kii sudah menjadi satu dalam keindahan di batas waktu yang cukup singkat. Pak Gibran melepas erangan menyusul Khanza yang sudah lebih dulu mengerang dengan cengkraman kuat di punggung pak Gibran.

"Apa… kau puas, sayamg?" tanya pak Gibran dengan napasnya yang terengah-engah. Khanza hanya tersenyum sembari masih memejamkan kedua matanya. Sebuah kenikmatan yang begitu luar biasa di terimanya sejak tadi membuatnya kelelahan dan terkulai lemas.

"Bicaralah, apa kau sungguh sudah kehabisan tenaga mu sayang?" pak Gibran terus menggoda Khanza yang masih terkapar bersandar pada kursi mobil. Menciuminya seluruh wajahnya yang memucat dan di basahi oleh keringat.

"Aaah, Mas Gibran. Berhenti menggodaku, aku masih lelah." pekik Khanza dengan manja, napasnya masih tersengal-sengal, kemudian dia mencubiti lengan pak Gibran.

"Kau mau menambah ronde lagi?"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant