Bab 1

Karin menatap pria yang berdiri di depan mobilnya, pria itu baru saja turun dari mobil yang terparkir tepat di sebelahnya. Kenaa harus disini? dari berjuta tempat kenapa meeka harus berada di tempat yang sama. Mata Karin mulai berkaca, dirinya membatin "mengapa tuhan masih saja mempertemukan mereka? bukankah seharusnya mereka tak pernah lagi bertemu, bertemu dengannya seperti menabur kembali cinta yang susah ayah dibunuh olehnya..."

Karin segera mengelap matanya yang mulai berair, dia tak mau suaminya yg sedang membeli air mineral memergokinya sedang menangis. Ditatapnya malaikat kecil yang berada di pangkuannya dengan penuh cinta...

"jika aku memutuskan hidup denganmu, apa malaikat ini akan tetap hadir di hidupku???

apakah cerita kita akan tetap bahagia?

aku tak tahu kapan namamu akan benar-benar terhapus dari hatiku, yang kutahu hatiku masih bergetar hebat saat memandangmu seperti ini. Bagaimana dengan dirimu?".

"Klik", bunyi pintu mobil membuyarkan Karin dari fikirannya. Suaminya menyodorkan minuman kemudian mencium keningnya, Karin hanya mampu membalasnya dengan senyuman seadanya, suasana hatinya sangat tidak bersahabat saat ini. Mobil mereka mulai berjalan pelan meninggalkan parkiran, mata Karin masih tertuju pada sosok yang sedang berdiri sambil memegang sepuntung rokok di tangannya, seperti biasa dia merokok dengan santainya dengan fikiran yang kosong.

"Kenapa kau masih sendiri? bisakah kau segera menikah? agar hatiku sakit dan bisa segera melupakanmu...", batin Karin diiringi deru mobil yang mulai melaju di jalan yang ramai...

Karin kembali teringat akan memori yang mempertemukan mereka...

Siang itu dengan latar yang sama di halaman parkir sebuah kantor, dengan pakaian hitam putih...***