webnovel

Diamanti - Merebutmu Kembali

Urbain
Actuel · 543K Affichage
  • 8 Shc
    Contenu
  • 5.0
    165 audimat
  • N/A
    SOUTIEN
Synopsis

Akan segera terbit. CERITA GRATIS! Warning 18+ ! Terdapat unsur kekerasan, kata-kata kasar dan intimidatif serta adegan dewasa lainnya. Trauma? Banyak orang yang berusaha untuk sembuh dari trauma, ada juga yang memilih lari dari kenyataan. Masa lalu Chandani yang telah memberikan trauma sangat mendalam, kini muncul kembali. Bahkan sumber trauma tersebut mencoba untuk mempersunting Chandani. Apakah Chandani akan menyetujui lamaran itu? Ataukah Chandani akan lari dari kenyataan? Ketika kegelapan manjadi satu-satunya cahaya.

Étiquettes
4 étiquettes
Chapter 11. Alhamdulillah

Chandani itu seperti berlian. Dia kuat, cantik dan berharga. Cantik tak hanya paras. Ketangguhan dalam menghadapi masalah pun membuatnya tampak mempesona. Itulah yang disebut kecantikan abadi. Kecantikan yang sesungguhnya, kecantikan hati, kecantikan yang tak termakan usia.

***

Ketika kegelapan menjadi satu-satunya cahaya

Sanggupkah dia menerimanya?

_

Chandani tengah berdiri di dekat sebuah kamar pas di dalam sebuah butik. Meski tirainya hanya terbuka sedikit tetapi, dia dapat melihat dengan jelas ke dalam. Matanya nyalang dengan tubuh gemetar. Chandani mengepalkan tangannya kuat hingga buku jarinya memutih. Astagfirullahaladzim, Ma. Giginya gemeretak. Dia mengumpat pasangan yang tengah berbuat mesum di hadapannya dalam hati.

Hatinya terasa dicabik, dan ditarik paksa dari uluhati kala melihat sang ibu yang selama ini dia banggakan tengah bermesraan dengan seorang pemuda. "Kenapa Mama tega ngelakuin ini ke Papa?" gumamnya meracau.

Chandani Adirupa Bahuraksa dua puluh tiga tahun. Gadis muslimah yang berparas cantik dengan mata berlian, hidung lurus mancung, dan bibir tebal mirip Angelina Jolie. Tinggi badan seratus enam puluh centimeter dengan berat empat puluh tiga kilogram. Wanita bertubuh tinggi kurus itu, baik nun lemah lembut terlihat biasa tetapi, tegar dan tegas dalam menjalani kerasnya kehidupan.

Chandani bukanlah seorang wanita kuat tetapi, tidak juga lemah. Banyak hal yang telah dia lalui sehingga kehidupannya menempa gadis itu menjadi pribadinya saat ini. Berat memang. Masa lalu yang gelap kerap menghantui perjalanan hidupnya, seolah tak rela jika dia lupakan. Bermula dari kejadian pahit di masa silam, kemudian ayahnya sakit keras, dan kini ibunya berselingkuh. Entah cobaan macam apalagi yang menunggunya di depan. Yang bisa dia lakukan hanya ikhlas dan tawakal, percaya di setiap ujian dan cobaan pasti ada hikmahnya.

***

Gadis berhijab itu berjalan terhuyung-huyung meninggalkan mereka yang tengah asik bercinta. Kakinya terasa lemas, terasa ada beban berat yang menggelayut di betisnya. Dia tak menyangka ibunya akan melakukan hal sekeji ini. Ibunya yang pendiam ternyata memiliki rahasia yang menjijikan. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Apakah dia harus melaporkan semuanya kepada ayahnya?

Entahlah ....

Mana tega dia melakukan itu? Jika dia sampai memberitahu ayahnya pasal hal yang baru diketahuinya ini, sama saja dia ingin membunuhnya. Sang ayah tengah sakit, Chandani takut akan memperburuk kondisinya jika sampai dia mengatakan kenyataan pahit ini.

"Assalamualaikum," ucap Chandani saat memasuki rumah.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Alia. "Teteh udah pulang? Katanya bakal pulang malam, kok masih sore udah pulang?" imbuhnya.

Alia Kanaya Bahuraksa, lima belas tahun. Adik satu-satunya Chandani. Gadis remaja yang bersurai panjang itu berwajah tak jauh berbeda dari sang kakak. Dia cantik dengan bentuk wajah oval, mata monolid, hidung lurus, dan bibir tebal. Tinggi badan seratus lima puluh empat sentimeter dengan berat empat puluh dua kilogram dengan tubuh agak berisi.

"Iya, Dek. Kebetulan kerjaan Teteh selesai cepet tadi, Alhamdulillah Teteh bisa cepet pulang. Gimana keadaan Papa?"

"Papa habis makan tadi, sekarang udah tidur."

"Syukurlah," ucap Chandani seraya memalsukan senyumnya berusaha menutupi kesedihan.

"Teteh kenapa?" tanya Alia dengan kedua alis bertautan. Dia melihat mata kakaknya yang sedikit sembab. "Teteh abis nangis yah?" tambahnya lagi menebak.

Chandani menggeleng. "Enggak, Teteh enggak nangis kok," bantahnya dengan mulut melengkung membentuk senyuman palsu.

"Bohong!" tukas Alia. "Teteh pasti abis nangis kan?" tanya Alia sekali lagi sembari menatap kakaknya dengan tatapan menyelidik.

"Sudahlah, itu nggak penting. Mending kamu istirahat gih, kamu pasti cape abis jagain Papa seharian," ucapnya. Tangan Chandani membelai lembut pipi adik semata wayangnya tersebut.

"Hoam." Alia menguap lalu merenggangkan tubuhnya. Benar yang dikatakan kakaknya, dia memang lelah setelah seharian menjaga ayahnya yang lumpuh. "Teteh bener, lebih baik aku istirahat sekarang, aku ke kamar dulu, yah?"

"Hmm." Chandani mengangguk. "Nanti kalo makan malam sudah siap, Teteh bangunin kamu, yah?"

"Sipp." Alia tersenyum seraya mengacungkan kedua jempolnya lalu pergi memasuki kamar.

Chandani duduk di sofa. Dia menyandarkan punggungnya malas ke punggung sofa. Wajahnya menengadah menatap kosong ke langit-langit rumah. Yang dia lihat di butik tadi sungguh mengejutkan, dia sangat syok dan kecewa. Ibu yang selama ini selalu menjadi panutannya, ibu yang selama ini selalu dia banggakan, ternyata telah memberinya luka yang cukup dalam. Air matanya menetes membentuk aliran sungai kecil. 'Ya Allah, apa yang harus aku lakukan?' gumamnya dalam hati.

Perlahan bulir airmata yang tertahan di pelupuk pun luruh menuruni pipi. Tubuhnya mulai bergetar akibat isak tanpa suara. Dia membekap mulutnya dengan bantal sofa agar dapat meredam suara, supaya ayah dan adiknya tak dapat mendengar tangis lirihnya ini.

Chandani menggigit bibirnya kuat dengan tangan mencengkram kulit sofa. Ingin rasanya dia memukuli seseorang untuk melampiaskan kemarahan.

Kabut kelabu semakin tampak gelap menyelimuti kehidupannya. Seolah takkan ada cahaya terang. Seolah hidupnya ditakdirkan gelap seumur hidup. "Ya Allah, kuatkan hambaMu yang payah ini."

***

Pagi menyapa dengan hangat. Sinar kuning keemasan menerangi setiap sudut rumah melalui celah jendela yang dibuka. Embun bening bak berlian tampak berkilauan kala terpapar sinar sang surya. Kabut pagi putih mengambang di udara. Dinginnya suasana pagi terasa merasuk ciri khas di kota Bandung. Chandani dan Alia tengah sibuk di dapur menyiapkan sarapan dan memasak bubur untuk sang ayah tercinta.

"Pagi, Sayang," sapa Miranda. Dia mengecup kening kedua putrinya bergantian.

"Pagi, Ma," balas Alia sambil tersenyum manis.

"Pagi," ujar Chandani acuh. Bayangan pengkhianatan ibunya terus saja menari-nari dalam ingatan.

Mereka bertiga pun duduk mengitari sebuah meja bundar dan mulai menikmati sarapan sederhana ala suku Sunda tersebut.

"Sayang, hari ini Mama pulang malam lagi, akan ada investor penting datang ke butik," ucap Miranda sembari melemparkan senyuman manis ke arah kedua putrinya.

"Oh," sahut Chandani tak peduli. Dia merasa curiga. Investor kok datengnya malam-malam? Batinnya.

"Adek, tolong jagain, Papa, lagi yah," kata Miranda lalu tersenyum.

"Siap, Ma!" seru Alia bersemangat.

Chandani bangkit dari duduknya dengan kasar. "Maaf, aku harus berangkat sekarang. Assalamuallaikum." Dia menyandang tas selempangnya lalu beranjak pergi.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," balas keduanya bersamaan.

"Teteh kenapa?" tanya Miranda kepada Alia sambil mengangkat kedua alisnya.

"Mmm?" Alia mengangkat sebelah bahunya sambil memonyongkan bibir.

Miranda hanya menggeleng, dia tak menanggapi dengan serius sikap putri sulungnya itu. Mereka pun kembali fokus menikmati menu sarapannya.

***

"Canda," panggil Alicia yang menyadarkannya Chandani dari lamunan.

"Em? Apa?" Dia mendongak menatap Alicia yang duduk di depan meja kerjanya.

"Lo kenapa sih? Pagi ini gue perhatiin ngelamun terus. Lo lagi sakit?" tanya Alicia dengan tatapan serius.

Chandani menggeleng. "Enggak, kok." Dia tersenyum lalu sepersekian detik kemudian wajahnya menampakan keraguan. "Aku cuma lagi mikirin presentasi nanti, aku takut investor kita nggak suka." Kedua sudut bibir Chandani tertarik hingga memperlihatkan gigi putihnya.

"Gitu saja gugup, santai saja. Menurut gue proposal lo itu udah bagus, kok. Gee yakin calon investor kita pasti bakal suka," tutur Alicia. Dia tersenyum sembari melipat tangannya sedada dengan sebelah alisnya yang berkedut-kedut.

"Ya sih. Tapi, nih yah, seandainya," ucap Chandani sembari meneken setiap suku kata. "Kalo investor kita nggak suka, gimana?" tanya Chandani. Dia menghela nafas lemah lalu menekuk wajahnya cemberut.

"Ihh ... Kok lo pesimis gitu, sih? Udah, jangan berpikir macem-macem dulu. Mending lo fokus saja buat presentasi nanti," peringat Alicia.

Chandani menghela nafas panjang. Lalu kembali membalikan lembar demi lembar map di hadapannya.

"Semangat, dong," ujar Alicia. Dia mengangkat kepalan tangannya dengan senyuman lebar kala melihat tubuh lemas Chandani.

"Yosh!" Chandani mengangkat kedua kepalan tangannya ke udara. "Semangat! Semangat!" serunya dengan semangat empat lima.

"Gitu dong, itu baru temen gue," kata Alicia. Senyum puas terpampang di wajah cantiknya.

Kemudian terdengar suara pintu diketuk lalu Mirna pun masuk.

"Kak Canda, para tamu kita udah datang tuh," lapor Mirna.

"Oh, oke." Chandani mengangguk lalu dia bangkit dari duduknya. "Aku ke ruang rapat dulu yah?"

"Sip." Alicia mengacungkan jempolnya. "Awas! jangan gugup." Alicia mengingatnya.

"Hmm." Chandani mengangguk dengan tegas lalu dia pun beranjak pergi.

Dikarenakan ayahnya lumpuh, maka Chandani lah yang kini mengambil alih perusahaan tekstil yang dipimpin ayahnya. Hari ini merupakan hari penting bagi wanita muda itu, karena dia akan kedatangan seorang investor besar sekaligus pemilik perusahaan multinasional raksasa di Indonesia.

"Selamat pagi semuanya," sapa Chandani dengan senyum ramah sebagai sopan santun.

"Pagi," balas satu orang pria dan dua orang perempuan yang berada di ruangan tersebut bersamaan.

Seorang pria lalu berdiri. "Bu Chandani, mohon maaf Tuan Aldebaran tidak dapat menghadiri rapat lagi. Tapi, saya di sini selaku asistennya, hadir untuk mewakilinya," ucap Andy kemudian membungkuk hormat.

"Tidak apa-apa Pak Andy, saya mengerti. Beliau merupakan orang penting dan sibuk, saya memakluminya." Chandani tersenyum dengan sopan.

Andy mengangguk lalu kembali duduk.

"Kalian sudah membaca semua proposal saya 'kan?" tanyanya dengan sopan.

Semuanya mengangguk mengiyakan.

"Baiklah, kita mulai presentasinya sekarang." Mulutnya melengkung membentuk senyuman dan dia pun memulai presentasinya.

Proposal ini menyangkut tentang perencanaan pengembangan dan pemasaran produknya. Selama ini perusahaan tekstil miliknya. Hanya mencukupi untuk kebutuhan kain di dalam negeri. Namun, kali ini Chandani ingin memasarkan produk kain dari perusahaannya ke luar. Dia merasa kualitas kain produksi dari perusahaannya cukup baik dan memenuhi syarat sebagai barang untuk ekspor. Target pemasarannya meliputi negara-negara di Asia Tenggara dan untuk customer-nya, dia menargetkan perusahaan-perusahaan garment. Mengingat pertumbuhan perusahaan garment kini yang semakin hari semakin bertambah.

"Biaya proyek, laba ruginya sudah tercantum dengan jelas di dalam proposal yang kalian pegang. Prospek investasi ini akan menguntungkan jika semuanya berjalan sesuai rencana. Saya akan mengawasi semua prosesnya dengan ketat. Saya takkan mengecewakan kalian, insya Allah. Jadi, apakah kalian setuju untuk bergabung dengan IT dan merealisasikan proyek ini?"

Semua yang ada di ruangan itu mengangguk tanda mengiyakan.

"Tuan Aldebar telah menandatangani proposal ini. Tadi pagi beliau bilang, dia sangat menyukai isi proposal Nona dan Tuan bersedia menginvestasikan satu juta dollar untuk proyek ini."

"Benarkah?" Wajah Chandani tampak cerah. Dia tak menyangka kalau seorang pebisnis besar seperti Aldebaran akan tertarik berinvestasi di perusahaan kecilnya. Entah ini keberuntungan atau apa?

Namun, yang pasti, dia sangat bersyukur untuk kerjasama ini.

"Hmm." Andy mengangguk lalu tersenyum.

"Katakan terima kasih saya kepada, Tuan Aldebaran, ya, Pak Andy," pinta Chandani seraya tersenyum ramah. Alhamdulillah. Batinnya.

Vous aimerez aussi

OH MY CEO

Luna(24) adalah seorang gadis cantik dan menarik dengan paras bak model, ia bekerja sebagai sekertaris diperusahaan ternama selama enam tahun tapi suatu hari ia dikejutkan karena ternyata bos penggantinya yaitu Kevin (24) pria tampan yang maskulin yang selalu menggodanya ternyata adalah teman sekolahnya saat SMP dulu yang selalu dibullynya. Hidupnya berubah saat cinta menghinggapi mereka berdua, tapi kenyataan jika Kevin telah dijodohkan dengan seorang wanita bernama Monic membuat mereka terjebak dalam situasi yang rumit, Monic sendiri adalah seorang mantan narapidana karena saat kuliah dulu ia mencoba meracuni wanita yang akan dinikahi oleh pria yang dicintainya. Monic ingin membalas dendam melalui Kevin yang tidak lain adalah sahabat dari pria yang dicintainya. Dengan niat yang buruk memisahkan persahabatan mereka Monic nekat meminta dijodohkan dengan Kevin oleh ayahnya, tapi tanpa Monic sadari ia telah jatuh cinta pada Kevin dan membuat hubungan Luna dan Kevin semakin memburuk. Monic yang tidak terima dengan hubungan Luna dan Kevin lantas membuat Luna dan Kevin mengalami kecelakaan dan membuat Luna dan Kevin kehilangan ingatan tentang perasaan cinta mereka melalui Hipnoterapy dengan memanfaatkan adik angkatnya. Akankah Luna dan Kevin bisa menang melawan Monic dan dapat menemukan cinta mereka?? ****************************** Sinopsis vol.2 (Destiny of love ) Mia & Varell Pernahkah kamu membayangkan, menikahi pria yang mencintai sahabatmu sendiri? Bukan karena sebuah perjodohan.. Tapi karena kami memang berjodoh. Aku Mia, Ibuku telah meninggal sejak beberapa tahun yang lalu dan kini aku tinggal bersama dengan Luna sahabatku karena ayahku telah menikahi wanita lain dan membuatnya mengabaikanku. Suatu hari ayahku mencariku, aku sangat bahagia.. Dia telah kembali perduli padaku tapi ternyata aku salah.. Cinta dapat mengubah segalanya.. Bahkan cinta seorang ayah yang berubah karena ia menemukan cinta yang membutakannya. Ayahku menjodohkanku.. Bukan dengan pria kaya dan tampan tapi pria tua yang sudah bau tanah dengan alasan hidupku akan sejahtera tapi sebenarnya hanya untuk menyelamatkan perusahaannya yang hampir bangkrut. Singkat cerita ayahku memaksaku untuk ikut dengannya dan di saat aku hampir tidak dapat menyelamatkan diri, dia datang. Varell namanya, pria yang cukup aku kenal karena ia menyimpan perasaan pada sahabatku Luna. Ia mengatakan pada ayahku bahwa dia adalah kekasihku.. Dan dari situlah kisah kami dimulai... Kami terjebak dalam situasi yang mengikat kami.. Dan dengan hati yang terluka kami memutuskan untuk hidup bersama. Menutupi kesedihan kami dengan hari bersama memulai kebahagiaan kecil yang tanpa kami sadari membuat kami lupa akan luka di hati kami. Apa semua itu disebut dengan cinta? Setahu kami, cinta tidak seperti itu karena kami hanya mengenal cinta yang bertepuk sebelah tangan. Lantas jika hati kami sama-sama memiliki kabut hitam, apakah hati kami akan sembuh jika kami bersama merasakan badai salam hati kami.. Akankah kami dapat melihat pelangi yang sama? **** hi, terimakasih karena sudah membaca novel buatan ku. Aku akan sangat menghargai setiap review serta komen yang kalian berikan. Kalian bisa menghubungi ku di : lmarlina8889@gmail.com

mrlyn · Urbain
4.8
196 Chs

Istri Tak Terduga Saya adalah Bos Rahasia!

Semua orang tahu bahwa putri tertua rumah Shens telah jatuh dari tahta kehormatannya setelah ditinggalkan oleh seorang pria tak bertanggung jawab, hamil di luar nikah, dan kemudian diusir oleh keluarganya sendiri, terlantar dan putus asa. Sang terkenal Shen Ruojing muncul di pesta ulang tahun Matron keluarga pertama, Keluarga Chu, di mana kerumunan orang mencibir: "Orang-orang yang memberikan sejuta dalam uang kado duduk di satu meja." "Orang-orang yang memberikan sepuluh juta dalam uang kado duduk di satu meja." "Nona Shen, bolehkah saya bertanya berapa uang kado yang telah Anda bawa?" Kerumunan orang menunggu untuk menertawakan dia, namun kemudian mereka melihat Shen Ruojing mendorong ke depan seorang bocah lelaki yang indah dan cantik, "Bisakah Anda tolong tanya Matron di mana duduk jika seseorang membawa cicit?" *** Diterima di rumah keluarga Chu hanya karena nilai putranya, Shen Ruojing hanya ingin melalui hidupnya dengan santai, puas menjadi ikan yang malas, namun dia menghadapi penghinaan dari semua pihak dalam keluarga: "Keluarga kita mempunyai seorang peretas tingkat atas, seorang maestro musik, seorang jenius seni, seorang gila teknologi—masing-masing terkenal di bidangnya. Bagaimana dengan Anda? Anda bisa apa?" Shen Ruojing menyentuh dagunya: "Semua hal yang kalian sebutkan itu... Saya tahu sedikit tentang masing-masing." Tiga anak yang menggemaskan berdiri di sisinya dan mengangguk serempak: Kami bersaksi bahwa Ibu memang tahu sedikit tentang segalanya.

Mr. Yan · Urbain
Pas assez d’évaluations
879 Chs

Nyonya Mengejutkan Identitasnya Seluruh Kota Lagi

Qiao Nian tinggal di rumah keluarga Qiao selama 18 tahun sebelum orang tua kandungnya menemukannya. Tiba-tiba, semua keluarga kaya di kota itu tahu bahwa keluarga Qiao memiliki anak perempuan palsu! Anak perempuan sejati dari keluarga yang berkecukupan pasti berbakat, lembut dan baik hati. Anak perempuan palsu pasti tidak akan bisa menguasai kemampuan apa pun dan tidak mencapai apa-apa. Semua orang ingin melihat betapa sengsaranya dia ketika dia harus kembali ke lembahnya setelah diusir dari keluarga kaya! Qiao Nian juga berpikir bahwa orang tua kandungnya adalah guru-guru miskin dari Kabupaten Luohe. Siapa sangka bahwa kakaknya mengendarai Phaeton yang harganya tiga ratus ribu yuan! Ayah kandungnya juga seorang profesor yang mengajar di Universitas Tsinghua! Bos besar dari keluarga penjahat itu menjadi penjilat dan membungkuk di depan kakeknya... Qiao Nian terperangah. Ehm... ini tidak sama dengan mengatakan ya! Setelah terbebas dari keluarga penjahat, Qiao Nian bisa menjadi dirinya sendiri. Dia adalah siswa terbaik dalam ujian masuk perguruan tinggi, bintang siaran langsung dan pewaris warisan budaya yang tak ternilai... Identitasnya terungkap dan ketika dia mulai muncul di pencarian teratas di kota, keluarga penjahat itu menjadi pucat. Anti-fans mengejek: Apa gunanya berpura-pura? Bukankah kamu hanya terus mengikuti kakakku setiap hari? Qiao Nian menjawab: Maaf tapi saya sudah punya pasangan. Kakak Sempurna: @Qiao Nian. Izinkan aku memperkenalkannya kepada semua orang. Ini adalah adikku. Kakek Kaya Raya: Cucu kesayanganku, kenapa kamu bekerja keras? Kalau kamu mau sepeda, kakek akan belikan untukmu! Orang kaya dan berpengaruh di Beijing menyebarkan rumor bahwa Master Wang menyembunyikan seorang istri di rumah mewahnya. Tidak peduli seberapa keras orang mencoba membujuknya, dia tak pernah membawanya keluar untuk bertemu orang lain. Jika ditanya, dia akan mengatakan kalimat yang sama. "Istri saya dari pedesaan dan dia pemalu." Itu sampai pada suatu hari ketika seseorang melihat Master Wang yang mulia dan dingin memegang pinggang ramping seorang gadis sambil bersembunyi di sudut dinding dan bergumam dengan mata merah. "Sayang, kapan kamu akan memberiku gelar?" [Anak perempuan palsu yang sebenarnya berasal dari keluarga kaya] + [Dua bos besar]

Brother Ling · Urbain
Pas assez d’évaluations
785 Chs

audimat

  • Tarif global
  • Qualité de l’écriture
  • Mise à jour de la stabilité
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte mondial
Critiques
Aimé
Nouveau

SOUTIEN