webnovel

Something

Setelah beberapa hari semenjak kejadian nonton film horror bersama, Dara benar-benar tidak menyapa In Su sama sekali, membuat laki-laki itu bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya.

Pagi ini, seperti biasa, In Su datang untuk sarapan bersama. Setelah lari pagi tadi, ia membelikan beberapa makanan untuk ia makan bersama Miyuki dan Dara. Setelah menekan bell , pintu terbuka menampilkan Miyuki yang sedang menggosok giginya. Perempuan itu mempersilahkan In Su untuk masuk dan meninggalkannya sendirian di dapur untuk membersihkan mulutnya sebentar. Miyuki langsung duduk di depan In Su setelah selesai dengan kegiatannya. Saat mengeluarkan makanan yang ia bawa, Dara masuk ke dapur mengambil sebuah botol minum.

"Dara, ayo sarapan, In Su sudah membelikan makanannya" ajak Miyuki yang sudah memegang sendok ditangannya siap untuk makan.

"kalian saja, aku berangkat" Dara langsung beranjak begitu saja.

In Su yang melihat merasa aneh. Apa benar Dara marah padanya karena kejadian tempo hari?

"sebenarnya ada apa dengan Dara? aku merasa akhir-akhir ini ia sangat aneh" Miyuki menggelengkan kepalanya merasa tidak mengerti dengan teman serumahnya itu.

In Su yang juga memikirkan hal yang sama memilih diam dan menikmati makanannya.

-----------------------------------------

Hari berikutnya terasa sama untuk In Su. Dara masih saja tidak berbicara denganya. Bahkan seperti pagi ini. Mengingat hari ini adalah sabtu dan tentu saja Miyuki juga Dara tidak bekerja, In Su datang untuk sarapan dan bermain bersama mereka seperti sabtu sebelumnya. Namun Dara benar-benar tidak keluar dari kamarnya, Miyuki juga memiliki janji dengan Devano yang membuat In Su tidak memiliki pilihan lain selain menghabiskan waktunya di studio.

In Su memilih mengalihkan pikirannya dengan menulis lagu baru. Tapi setelah berusaha untuk focus pada karyanya, akhirnya ia akan tetap memikirkan Dara.

Sebenarnya apa yang sedang terjadi padanya?

-----------------------------

Suara alarm terdengar membuat seorang terbangun dari tidurnya. Dengan susah payah ia meraih ponselnya dan segera mematikan suara alarm tersebut. Ia duduk sebentar untuk menyadarkan dirinya sebelum ia beranjak dari tempat tidur dan bersiap untuk memulai harinya. Setelah menggunakan jaket yang cukup tebal sebagai luaran, ia pun meraih tas dan ponselnya. Dara keluar dan segera mengunci pintu kamar miliknya. Saat melewati dapur, Dara mendengar suara yang sangat ia kenal yang beberapa hari ini menanyakan hal yang sama.

"Dara, kau sudah mau berangkat? tidak sarapan dulu ?" Tanya Miyuki melihat Dara yang langsung berjalan ke arah pintu.

"tidak, aku akan sarapan dijalan. Aku berangkat ya" ijin Dara.

Setelah menggunakan sepatunya ia segera berangkat menuju stasiun terdekat. Ia tidak lupa membeli beberapa roti untuk mengganjal perutnya nanti. Setelah mendapat tempat duduk di dalam kereta, Dara lebih memilih memejamkan matanya sambil medengar musik menggunakan earphone yang sejak tadi sudah terpasang dikupingnya. Hari ini, ia akan melalui hari yang melelahkan, lagi.

---------------------

In Su berada di studionya sekarang. Ia menyenderkan badanya pada bangku dengan kedua tanganya memegang sebuah pulpen. Ia sedang memikirkan sebenarnya apa yang terjadi dengan Dara. Apa iya benar-benar marah karena kejadian sebelumnya? Tapi Dara bukan tipe orang yang akan mempermasalahkan hal sepele seperti ini.

Semakin memikirkannya membuat kepala In Su semakin pusing. Ia kadang bertanya kenapa ia harus memikirkan sesuatu yang seharusnya ia tidak pikirkan. Tapi jika mendapat pilihan dimusuhi atau didiami oleh Dara seperti ini, In Su akan memilih untuk dipukul dan dimarahi habis-habisan oleh Dara, tapi tetap bisa berbicara setiap hari dari pada seperti ini.

Haruskah ia menanyakan langsung pada Dara ? tapi ia tidak merasa ia salah hingga membuat Dara mendiaminya. Tapi jika begini terus ia akan mendapat sakit kepala dari pada jawaban. Ia memutar kursinya sambil berpikir, tanpa sengaja melihat jaket yang ia gantung di dekat pintu.

Haruskah aku pergi ? tapi untuk apa, aku tidak salah.

In Su mengamati jaketnya cukup lama.

"ah tidak-tidak, aku harus kerja. Ayo kita membuat lagu" In Su memutar kursinya kembali kearah computer dan bersiap membuat lagu.

----------------------------------

Setelah mengirim file terakhir, Dara mematikan komputernya dan segera membereskan barang-barangnya. Akhirnya, setelah beberapa hari ini ia harus tersiksa dengan pekerjaan, hari ini ia sudah menyelesaikan semuanya. Dara segera keluar dari lift dan berjalan menuju pintu keluar dari gedung kantornya dengan tangan yang memegang lehernya. Beberapa jam duduk mengahadap komputer cukup membuat lehernya pegal-pegal.

Saat melihat kearah pintu, Dara dikejutkan dengan sesosok pria yang sedang berdiri dekat pintu dengan tanganya yang ia masukan kedalam kantung serta hoodie yang menutupi kepalanya. Dara sangat mengenal sosok itu. Saat sedang memperhatikan, sosok itu melihat ke arah Dara dan segera melambaikan tangan. Dara tersenyum melihatnya dan segera menghampirinya.

"hyung, apa yang kau lakukan disini ?" Tanya Dara heran setelah berdiri dihadapan In Su.

"menjemputmu, sudah selesai kan ? ayo kita pulang" ajak In Su.

Setelah mendapat anggukan dari Dara, mereka berdua pun berjalan berdampingan meninggalkan kantor Dara. Sebelum pulang, In Su dan Dara memilih untuk singgah di sebuah café untuk membeli minuman hangat mengingat suhu yang terus turun seiring matahari yang terbenam.

Setelah mendapatkan minuman hangat, mereka memilih duduk di salah satu bangku dekat dengan jendela cukup besar sehingga dapat melihat keadaan di luar.

"kenapa kau menjemputku ? apa ada yang ingin kau bicarakan?" Tanya Dara membuat In Su menganga tak percaya. Bagaimana ia bisa mengetahuinya ?

"kau bisa membaca pikiran ya ?" Tanya In Su polos membuat Dara tertawa lucu menanggapi perkataan In Su.

"jadi benar ada yang ingin kau bicarakan ? baiklah, kau ingin membicarakan apa ?" Tanya Dara.

Karena masih terasa dingin, sesekali Dara memegang gelas minumannya agar tangannya terasa hangat.

In Su menarik kedua tangan Dara lalu diapit diantara kedua tanganya dan segera meniupnya agar tangan Dara merasa hangat. Hal itu tentu saja membuat Dara terkejut.

"kau marah padaku ?" Tanya In Su disela kegiatannya.

Berganti dari ekspresi kaget, kini wajah Dara menampilkan wajah yang bingung setelah mendengar perkataan In Su.

"marah ? kenapa kau berpikir aku marah padamu ?" Tanya Dara terlihat benar-benar bingung.

In Su menurunkan tangan Dara tanpa melepasnya dengan wajah yang menunjukan ia sedikit gugup.

"setelah kejadian saat menonton film itu, kau seperti menghindar dariku. Kau juga tidak mengajaku berbicara saat aku datang untuk sarapan beberapa hari ini" jelas In Su sedikit menundukan kepalanya tidak berani menatap.

"saat sabtu juga kau tidak keluar padahal aku datang untuk sarapan dan bermain bersama. Saat pergi ke gereja bersama kau juga tidak banyak berbicara. Aku jadi tidak berani mengajakmu berbicara" In Su masih menundukan kepalanya seperti benar-benar merasa bersalah.

"jika karena kejadian saat menonton fim kemarin, aku benar-benar minta maaf, aku tidak akan melakukannya lagi" In Su akhirnya menatap Dara dengan menunjukan 2 jarinya sebagai tanda ia berjanji.

Melihat In Su yang menjelaskan dengan kikuk seperti ini membuat Dara ingin tertawa. Tetapi, sepertinya seru jika mengerjainya sebentar.

"apa kau pikir semudah itu minta maaf padaku ?" Tanya Dara memasang wajah serius membuat In Su menjadi kikuk dibuatnya.

"lalu apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkanku?" Tanya In Su sedikit menundukan kepalanya.

Karena Dara hanya terdiam, In Su jadi semakin gelisah menunggu jawaban dari perempuan dihadapannya tersebut tanpa berani menatapnya. Sementara Dara yang melihat pergerakan In Su yang sedikit kikuk malah ingin tertawa.

"bagaimana jika kau menggendongku saat pulang nanti ?" Tanya Dara sambil menahan tawanya.

Melihat tawa yang disembunyikan Dara membuat In Su menegapkan badanya dan menatap Dara tidak percaya.

"kau sedang mengerjaiku kan ?" In Su menunjuk Dara dengan kesal.

Sementara Dara akhirnya melepaskan tawanya yang sedari tadi tertahan.

"aku sedang tidak bercanda" Keluh In Su menghentakan tangan Dara yang tadi ia pegang.

"ya, aku juga tidak bercanda hyung" Dara mencoba memasang wajah serius tapi tetap saja gagal.

Melihat Dara membuat In Su merengutkan wajahnya kesal. Setelah puas tertawa, Dara meminta maaf dan mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"beberapa hari ini ada masalah di kantorku dan cukup membuar kekacauan di kantor, sehingga pekerjaanku menumpuk, aku harus menyelesaikan dokumen yang bermasalah tersebut ditambah pekerjaan lainnya diluar itu. Dan hal itu cukup menguras tenagaku sehingga aku benar-benar malas untuk berbicara dan melakukan apapun setelah pulang bekerja. Aku juga harus berangkat lebih pagi dari biasanya jadi tidak sempat untuk sarapan. Hari sabtu itu hari aku benar-benar istirahat, bahkan sepertinya hari itu aku hampir tidak keluar sampai Miyuki pulang dan membangunkanku untuk makan" Dara menjelaskan sambil tertawa saat mengingat dimana ia makan jam 9 malam dikarenakan ia yang sangat malas untuk keluar. Jika tidak karena Miyuki, mungkin ia tidak makan hari itu.

Mendengarnya membuat In Su menganga dan sedikit kesal.

"kenapa tidak menelponku ? aku bisa membawa makanan untukmu" kesal In Su yang dibalas dengan cengiran dari Dara.

"aku bahkan tidak memegang ponsel ku seharian" cengiran dan perkataan Dara membuat In Su jadi kesal.

"jika terjadi seperti ini, kau harus cerita padaku. Ahh, kau juga harus menghubungiku, Harus!" In Su memberikan peringatan yang membuat Dara mau tak mau menganggukan kepalanya.

Dara pun menikmati minumannya yang sudah sedikit dingin dan mengecek ponselnya takut-takut ada notifikasi penting yang harus segera ia baca. Sementara In Su hanya memperhatikan apa yang Dara lakukan.

Ternyata bukan karena marah. Aku lega.

In Su tersenyum dan tanpa sengaja tertangkap oleh Dara.

"kenapa kau tersenyum ?" Tanya Dara bingung.

"tidak, cepat habiskan minumanmu, kita pulang" In Su segera menikmati minumannya, begitupun Dara.

Setelah minuman mereka benar-benar habis, merekapun segera meninggalkan café tersebut dan segera berjalan menuju stasiun. Hari sudah mulai gelap saat mereka meninggalkan café. Saat sedang berjalan, tiba-tiba saja In Su berhenti didepan Dara sambil berjongkok membelakangi Dara membuat perempuan itu terlihat bingung.

"apa yang kau lakukan ?" Tanya Dara bingung.

"kau bilang jika ingin dimaafkan, aku harus menggendongmu kan ? nah ayo aku gendong"

"Ya, Hyung, aku hanya bercanda, lagi pula aku tidak marah padamu. Ayo berdiri" ucap dara menarik In Su agar ia berdiri.

Bukannya berdiri, In Su menarik tangan Dara agar jatuh kepunggungnya dan segera menggendong Dara. Tentu saja hal itu membuat Dara terkejut.

"apa yang kau lakukan ? turunkan aku" Dara memukul pundak In Su meminta untuk diturunkan.

"pesawat In Su akan membawa Dara pulang. Pegangan yang erat"

Karena Dara tidak juga berpergangan, In Su mendadak maju membuat Dara yang tidak siap langsung memeluk leher miliki In Su. Merasa kesal, Dara pun kembali memukul pundak In Su.

"sudah kubilang pegangan yang erat" ucap In Su dengan gerakan seperti akan maju membuat tangan Dara refleks melingkarkan tanganya pada leher In Su.

In Su segera berjalan dan sedikit berkelok-kelok seperti sedang bermain pesawat-pesawatan dengan seorang anak kecil. Sepanjang perjalanan hanya ada suara tawa senang mereka berdua. Dan tentu saja senyum In Su tidak pernah lepas dari bibirnya.

-------------------------

Setelah makan malam dan mengobrol sebentar dengan Miyuki, Dara masuk kedalam kamarnya. Ia tidak lupa mengunci pintu dan segera mengambil laptopnya. Sambil menunggu laptop menyala, Dara menyiapkan beberapa snack dan juga minuman yang sudah ia bawa tadi. Ia menata tempat tidurnya senyaman mungkin untuk tempatnya menonton nanti. Karena besok adalah sabtu, Dara akan marathon drama yang sengaja tidak ia tonton dari awal penayangannya agar tidak penasaran dengan ceritanya. Semua siap, ia pun mulai mem-play drama dan langsung mencari posisi ternyaman untuk menonton.

------------------------------

In Su baru saja sampai didepan apartemen bersamaan dengan Miyuki yang akan keluar.

"Kau terlihat rapi ? mau jogging dimana ?" Tanya In Su membuat Miyuki menatapnya datar.

"pakaian seperti ini untuk jogging ? kau gila ?" Tanya Miyuki yang ditanggapi dengan kekehan puas In Su.

Dengan dress dibawah lutut sedikit dan jaket bulu serta high heels setinggi 6 cm, tidak mungkin kan ia akan pergi jogging ?

"aku akan pergi dengan temanku, jadi tidak ikut sarapan bersama kalian. Aku pergi ya" Miyuki langsung pergi meninggalkan In Su sebelum laki-laki itu merusak paginya.

Baru berapa langkah, Miyuki berbalik dan melihat In Su yang akan masuk ke apartemen mereka.

"Dara sepertinya masih tidur, pintunya juga di kunci. Telpon atau ketuk saja pintunya agar bangun. Aku pergi"

Setelah mengatakan itu, Miyuki berjalan dan mulai hilang dari pandangan In Su. Karena belum ada makanan dan In Su lupa membeli, laki-laki itu memilih untuk memasak sesuatu. Tidak banyak yang bisa ia masak, paling-paling hanya telur, mie atau makanan kalengan yang tinggal digoreng saja.

In Su mulai membuka kulkas dan melihat bahan apa saja yang ada baru memutuskan ia mau memasak apa. Tidak banyak bahan yang ada, akhirnya In Su memilih untuk menggoreng telur dan ham kalengan. Ia juga menyiapkan saus yang dicampur dengan mayonaise. Setelah semua masakan jadi, In Su pergi ke kamar Dara untuk membangunkannya. Benar saja, pintunya terkunci, jadi tidak ada cara lain untuk membangunkan Dara selain….

"DARA, BANGUN !! AYO SARAPAN"

Tidak hanya suara yang keras, In Su juga mengetuk pintu kamar Dara dengan kencang dan dilakukan berung kali.

Dara yang terkejut mendengar suara In Su plus ketukan yang lebih seperti ingin merusak pintu itu langsung terduduk dengan kesadaran yang belum pulih sepenuhnya. Hal ini membuat ia merasa pusing, apalagi ia baru saja terlelap beberapa jam setelah melakukan marathon drama semakin menambah sakit dikepalanya.

Suara dari pintu tidak berhenti juga. Dara malas sebenarnya, tapi jika ia tidak keluar, pintu kamarnya akan benar-benar rusak oleh oknum bernama In Su. Dengan mengumpulkan tenaga, Dara berjalan menuju pintu dan membukanya.

"ADA APA SIH ? KAU BERISIK SEKALI" Teriak Dara tepat dihadapan In Su.

Karena mendengar teriakan itu, In Su jadi mematung beberapa detik. Dibanding film horror, perempuan dihadapannya ini lebih mengerikan.

"ayo sarapan, aku sudah membuat sarapan"

"taruh saja dimeja, akan aku makan nanti " ucap Dara langsung masuk ke kamarnya dan akan menutup pintu, tetapi ditahan oleh In Su.

" kau harus makan sekarang, jika nanti kau pasti tidak makan lagi. Siang ini aku tidak bisa menemanimu karena ada pekerjaan, jadi makan sekarang saja"

"aku baru saja tidur 2 jam yang lalu setelah marathon drama, ijinkan aku tidur sebentar" Dara memelas. Dari pada rasa lapar, ia benar-benar mengantuk sekarang.

"itu salahmu, sudah ayo makan, setelah sarapan kau bisa melanjutkan makanmu"

In Su membalikan tubuhnya berniar meninggalkan kamar Dara, tetapi baru saja membalikan tubuhnya, suara pintu tertutup dan dikunci membuat In Su membalikan badannya kembali.

"Yaa, kenapa kau masuk ke kamar, ayo sarapan" In Su mengetuk pintu kamar Dara yang sudah terkunci kembali.

"duluan saja, aku tidak lapar"

----------------------------------

Setelah perdebatan, pada akhirnya disinilah Dara, duduk dihadapan laki-laki yang hampir saja merusak pintu kamarnya pagi ini. Setelah ia menutup pintu, In Su langsung menggedor pintu dan mengancam akan mendobrak pintu kamar Dara jika perempuan itu tidak juga keluar.tidak memiliki pilihan, Dara akhirnya keluar dan menuruti perkataan In Su. Dengan wajah yang masam, Dara menikmati makanan dihadapannya.

"jangan cemberut, makan yang benar" keluh In Su. Nadanya cukup datar saat mengatakannya.

Dara tidak terlalu peduli dan terus memasukan makanan ke mulutnya. In Su juga lebih memilih makan tanpa berkomentar lagi. Ternyata begadang memang bukan hal baik. Pusing dikepala Dara tidak juga hilang. Perempuan itu memijit kepalanya sebentar berharap bisa menghilangkan rasa sakit dikepalanya.

"kenapa ? kau pusing ?" Tanya In Su setelah melihat Dara yang terus memijat kepalanya.

Dara hanya menggeleng dan segera menghabiskan makanannya. Setelah habis, ia langsung mencuci piring yang telah ia gunakan dan beranjak pergi. Tetapi jalannya dihalangi oleh In Su. Laki-laki itu langsung memegang dahi Dara takut-takut terjadi sesuatu.

"kau demam ?" Tanya In Su setelah merasa suhu badan Dara lebih hangat.

Tangan Dara juga bergerak memegang dahinya memastikan apakah benar yang dikatakan In Su, dan benar saja, dahinya hangat.

"mungkin karena masuk musim dingin, jadi tidak apa-apa" ucap Dara lalu mencari kotak obat.

Jika memasuki musim dingin, Dara memang sering terkena flu karena belum terbiasa dengan perubahan cuaca, jadi ini bukan hal baru menurutnya. Setelah menemukan kotak obat, ia segera meminum obat flu yang biasanya ia konsumsi.

"kau benar-benar tidak apa-apa ? aku tidak bisa menemanimu hari ini, tapi tidak mungkin meninggalkanmu sendirian jika kondisinya seperti ini" In Su merasa cemas padahal tadi ia sedang marah karena Dara yang marathon drama hingga pagi.

"hyung, aku sering terkena flu saat musim dingin seperti ini, aku juga sudah minum obat. Hanya istirahat cukup maka aku akan sembuh. Jadi kau pergi saja, aku tidak apa-apa" ucap Dara yang mendapat tatapan tidak percaya dari In Su.

"aku tidak sekarat hyung. Jika terjadi sesuatu pasti aku akan menghubungimu" ucap Dara meyakinkan.

"kau janji ?" Tanya In Su untuk meyakinkan ucapan Dara.

Dengan dua jari membentuk huruf V, Dara menganggukan kepalanya. In Su memilih percaya dan membiarkan perempuan itu masuk ke kamarnya dan beristirahat. Sepertinya In Su mengenal hal baru lagi mengenai Dara hari ini. setelah membereskan semua alat makan, In Su pergi menuju kamar Dara dan berpamitan untuk pergi dan segera meninggalkan apartemen tersebut.

Creation is hard, cheer me up!

Like it ? Add to library!

Cenars_creators' thoughts
Chapitre suivant