Entah setan apa yang merasuki Fayez sebenarnya. Lelaki itu masih asyik menyantap makanannya yang sudah hampir memasuki piring kelima.
Napasnya terengah ketika hendak menghabiskan menyantap bubur ayam yang masih berasap. Ketika kepalanya mendongak, tidak sengaja ia melihat Dania dan Akbar yang tengah berbincang akrab di depan kantin.
"Dania? Ngapain dia di sana sama Akbar?"
Seakan terpesona, tiba-tiba perutnya terasa penuh dan kenyang. Dari kejauhan Fayez terus memperhatikan Dania dengan seksama.
"Eh, apa-apaan tuh? Kenapa Dania megang-megang muka jelek si Akbar? Nggak bisa dibiarin, nih!"
Namun Fayez kembali menahan langkah kakinya. "Mending gue tunggu aja dulu. Kira-kira mereka bakal lakuin apa lagi?"
Fayez pun akhirnya memutuskan untuk duduk kembali sembari menyuap bubur ayamnya secara perlahan. Di saat emosi seperti ini, nafsu makannya kembali naik.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com