"Speech yang sangat luar biasa."
Dania mengangkat wajahnya kesal, karena Fayez yang berdiri tegap tepat di hadapannya.
"Lo sengaja kan, pilih gue jadi ketua panitia?."
"Kegeeran banget, lo. Ini itu murni hasil vote. Gue gak milih lo, tapi semua anggota." Fayez mendudukan bokongnya di atas meja dan menatap Dania seolah menantang.
"Oh ya? Terus kenapa lo yang pilih gue buat jadi calon nya? Padahal lo sendiri tau, selama gue jadi anggota osis, gue gak pernah jadi panitia inti. Gue itu lebih nyaman jadi anggota biasa."
"Pantes aja, gimana negara mau maju kalau masih ada siswa yang pemikirannya kayak lo."
"Maksud lo apa?." Dania mendekati Fayez dan menatapnya sinis.
"Gini ya, harusnya lo itu seneng karena jadi ketua. Banyak di luar sana yang pengen ada di posisi lo. Tapi lo? Malah marah-marah kayak gini."
"Dan gue kasih tau sama lo, gue itu bukan orang yang gila jabatan. Gue gak pusing-pusing mikirin acara kayak gini, ngatur banyak orang, bikin jadwal kegiatan. Pusing gue!."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com